Sukses

Buntut Penggerebekan 2 Pangkalan Militer AS, 17 Tentaranya di Korsel Diselidiki Terkait Narkoba Jenis Ganja Sintetis

Korea Selatan menggerebek pangkalan militer AS dalam penyelidikan terkait narkoba jenis ganja sintetis.

Liputan6.com, Jakarta Polisi Korea Selatan sedang menyelidiki 17 tentara AS dan lima orang lainnya yang diduga menyelundupkan atau menggunakan ganja sintetis melalui pos militer.

Menurut laporan BBC yang dikutip Kamis (21/9/2023), hal ini terjadi setelah penggerebekan di setidaknya dua pangkalan militer AS pada bulan Mei, termasuk Camp Humphreys di Korea Selatan, pangkalan terbesarnya di luar negeri.

Penggerebekan gabungan yang dilakukan oleh polisi Korea Selatan dan Divisi Investigasi Kriminal Angkatan Darat AS menemukan 77 gram (2,7 ons) ganja sintetis, lebih dari 4 kg "cairan campuran" yang digunakan untuk vaping, dan total uang tunai sebesar $12,850 atau sekitar Rp197 juta di 22 rumah tersangka.

Mereka dituduh menyelundupkan ganja sintetis – yang dikenal dengan nama jalan K2 dan Spice – ke Korea Selatan melalui layanan pos militer AS.

Tujuh dari mereka, termasuk lima tentara, diduga terlibat dalam penjualan narkoba, 12 orang adalah pengguna dan tiga orang bertindak sebagai perantara, New York Times melaporkan. Pasangan seorang tentara dan tunangan tentara lainnya juga terlibat.

Seorang warga Filipina dan seorang warga Korea Selatan telah ditangkap, sementara jaksa meninjau kasus terhadap 22 tersangka.

Informasi dari lembaga penegak hukum Angkatan Darat AS telah memicu penyelidikan selama empat bulan oleh pihak berwenang Korea.

Ini adalah salah satu kasus terbesar dalam beberapa tahun terakhir yang melibatkan tentara Amerika, media AS melaporkan mengutip Cha Min-seok, seorang detektif senior di Korea Selatan.

 

Mereka diduga mendistribusikan narkoba di pangkalan tersebut saat berkomunikasi melalui Snapchat.

Ke-17 tentara AS tersebut saat ini ditempatkan di Kamp Humphreys, sekitar 48km (30 mil) selatan ibu kota Seoul, dan di Camp Casey, sebuah pos militer sekitar 40 km utara Seoul, menurut polisi.

Pasukan Amerika Serikat di Korea mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka mengetahui penyelidikan tersebut. Kendati demikian saat ini tidak ada tentara yang dikurung atau ditahan sehubungan dengan hal tersebut, katanya dalam sebuah pernyataan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terancam Penjara 5 Tahun dan Denda Rp574 Juta

Ganja sintetis dibuat untuk meniru THC, bahan psikoaktif utama dalam ganja.

Walaupun efeknya mirip dengan ganja, namun biasanya lebih manjur dan dilaporkan menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan, termasuk episode psikotik akut, delusi paranoid, dan agitasi parah.

Sulit dideteksi karena sering digunakan dalam bentuk cair pada perangkat rokok elektrik legal, kata polisi.

Di Korea Selatan, mereka yang terbukti memperdagangkan marijuana menghadapi hukuman lima tahun penjara hingga seumur hidup. Kepemilikan narkoba dapat dijatuhi hukuman maksimal lima tahun penjara atau denda sekitar 50 juta won atau berkisar Rp574 juta.

3 dari 3 halaman

Pria Dorong Penumpang Kereta Metro Korea Selatan Dikira Penikaman Massal dan Picu Insiden Berdesakan, 21 Orang Terluka

Sementara itu, di bagian lain Korea Selatan, terjadi insiden berdesakan yang mengakibatkan sejumlah penumpang terinjak-injak. Hal itu kabarnya terjadi dipicu ketakutan akan penikaman massal.

Semua itu bermula gara-gara seorang pria menjatuhkan diri ke dalam gerbong kereta bawah tanah Seoul, Korea Selatan yang penuh sesak.

Mengutip The Straits Times, Kamis (21/9/2023), para penumpang di Jalur Metro Seoul No. 2 menjadi heboh pada 6 September 2023 ketika seorang pria terlihat mendorong orang dan menjatuhkan diri ke dalam gerbong kereta bawah tanah Korea Selatan yang penuh sesak.

Insiden yang terekam kamera keamanan itu terjadi pada pukul 08.22 waktu setempat di Stasiun Euljiro 4-ga, merupakan jam sibuk pagi hari.

Hal ini menyoroti ketakutan di kalangan penumpang kereta bawah tanah, menyusul serangkaian serangan acak terhadap orang asing yang mengguncang negara itu sepanjang musim panas.

Rekaman yang diperoleh Kantor Polisi Jungbu Seoul menunjukkan tersangka yang mengenakan hoodie hitam dan masker dengan paksa mendorong penumpang saat ia berjalan melintasi lorong kereta. Tindakan pria tersebut membuat penumpang berhamburan panik, sehingga menyebabkan insiden berdesakan di dalam kereta dan menuju pintu keluar stasiun.

21 orang dilaporkan terluka akibat kekacauan tersebut. Pengoperasian kereta juga terhenti sehingga menyebabkan keterlambatan kurang lebih enam menit.

Setelah meninjau rekaman kamera keamanan, polisi menangkap tersangka di dekat kediamannya di Seoul pada Selasa 19 September. Dia kini menghadapi dakwaan mengakibatkan cedera akibat kekerasan dan gangguan terhadap operasi bisnis.

Saat diinterogasi, tersangka dilaporkan menyatakan bahwa dia hanya berusaha berjalan melewati kerumunan, dan tidak berniat menimbulkan kerugian. "Dia memiliki riwayat medis gangguan mental," menurut polisi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini