Sukses

Zelensky Sebut Rusia Lakukan Genosida di Ukraina, Desak Pemimpin Dunia Hadiri KTT Perdamaian

Pilihan kata genosida sendiri merujuk pada apa yang disebutnya penculikan puluhan ribu anak-anak Ukraina oleh otoritas pendudukan Rusia, yang menurut Zelensky dicuci otaknya untuk membenci tanah air mereka.

Liputan6.com, Washington - Di forum Majelis Umum PBB, Volodymyr Zelensky pada Selasa (19/9/2023), mengatakan bahwa Rusia melakukan genosida di Ukraina. Dia mendesak para pemimpin dunia menghadiri KTT perdamaian guna membantu menghentikan invasi dan agresi di masa depan.

Zelensky memanfaatkan penampilan langsung perdananya di Markas Besar PBB di New York City untuk menggalang dukungan bagi negaranya.

Lebih lanjut Zelensky menuturkan bahwa dia akan memberikan rincian lebih lanjut mengenai rencana perdamaiannya berdasarkan kedaulatan nasional dan integritas wilayah pada sesi khusus Dewan Keamanan pada Rabu (20/9). Dia menegaskan bahwa semua pemimpin yang tidak menoleransi agresi apapun akan diundang ke KTT perdamaian.

Presiden Ukraina itu tidak menjelaskan kapan atau di mana KTT perdamaian yang dimaksudnya akan diadakan. Namun, dia berharap pertemuan itu berlangsung pada Musim Gugur tahun ini.

Saat berbicara di mimbar Majelis Umum PBB, Zelensky mengenakan kaos polo lengan panjang berwarna hijau zaitun. Pilihan kata "genosida" sendiri merujuk pada apa yang disebutnya penculikan puluhan ribu anak-anak Ukraina oleh otoritas pendudukan Rusia, yang menurut Zelensky dicuci otaknya untuk membenci tanah air mereka.

"Penculikan massal dan deportasi belum pernah menjadi bagian dari kebijakan pemerintah. Tidak sampai sekarang," ujar Zelensky seperti dilansir The Guardian, seraya menambahkan bahwa pemerintah Ukraina mengetahui nama puluhan ribu anak-anak yang diculik dan memiliki bukti ratusan ribu lainnya yang juga diculik Rusia di wilayah pendudukan Ukraina dan kemudian dideportasi.

Pengadilan pidana internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Vladimir Putin dan seorang pejabat Rusia lainnya atas keterlibatan mereka dalam memerintahkan deportasi anak-anak tersebut.

"Kami berusaha memulangkan anak-anak, tapi waktu terus berjalan dan apa yang akan terjadi pada mereka? Di Rusia, anak-anak tersebut diajarkan untuk membenci Ukraina dan semua ikatan dengan keluarga mereka terputus. Ini jelas merupakan genosida," tutur Zelensky.

"Ketika kebencian dijadikan senjata terhadap satu negara, kebencian tidak akan pernah berhenti sampai di situ."

Pidato Zelensky disaksikan langsung oleh wakil perwakilan tetap Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy, yang sesekali mencatat dan menyunggingkan senyum.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kritik Ukraina terhadap Negara Tetangga

Dalam pidatonya, Zelensky tidak ketinggalan menuduh Rusia mempersenjatai pangan dan energi, dengan menyatakan ada banyak konvensi yang membatasi senjata tetapi tidak ada batasan nyata dalam persenjataan.

Dia menjelaskan bagaimana Ukraina dan mitra-mitranya berusaha mengatasi blokade Rusia terhadap pelabuhan-pelabuhan Laut Hitam, namun dia melontarkan kritik pedas terhadap negara-negara tetangga Ukraina yang secara berkala memblokir ekspor produk-produk Ukraina ke arah Barat karena khawatir produk-produk tersebut akan bersaing dengan produksi dalam negeri dan menurunkan harga.

"Beberapa teman kami di Eropa yang ekspresi solidaritasnya merupakan teater politik, dengan membatasi impor dari Ukraina, membantu menyiapkan panggung bagi aktor Moskow," ungkap dia.

Dia mengatakan cetak biru perdamaian Ukraina, yang mencakup penarikan Rusia dari wilayah Ukraina, pertanggungjawaban atas kejahatan perang dan ganti rugi atas kerugian, mewakili peluang nyata untuk mengakhiri agresi sesuai dengan kondisi negara yang diserang.

"Sementara Rusia mendorong dunia menuju perang terakhir, Ukraina melakukan segalanya untuk memastikan bahwa setelah agresi Rusia ini, tidak ada seorang pun di dunia yang berani menyerang negara mana pun," imbuhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.