Sukses

KCIC Temukan Layang-Layang Tersangkut di Pantograf Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ini Bahayanya

Pihak KCIC beber bahaya benda asing yang membawa ancaman serius pada OCS Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang dilengkapi pantograf untuk mengalirkan tegangan guna menggerakkan kereta.

Liputan6.com, Jakarta - Sebentar lagi Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Saat ini progres armada tersebut sedang dalam masa uji coba.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan diresmikan pada Agustus 2023 mendatang. Dalam masa uji coba yang dilakukan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), rangkaian kereta cepat sudah bisa melaju dengan kecepatan 220 kilometer (km) per jam. Dalam uji coba lainnya bahkan tercatat melaju dengan kecepatan 345 km/jam.

Ini menjadi bagian persiapan menjelang peresmian kereta api cepat pertama di Indonesia itu. Selain penyempurnaan prasarana untuk peningkatan laju kereta api cepat, secara paralel proses sertifikasi juga dipersiapkan bersama-sama dengan Kementerian Perhubungan.

Melalui media sosial Twitter pribadinya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga mengumumkan jika Kereta Api Cepat tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat secara gratis, dalam jangka waktu tiga bulan pertama. Adapun waktunya dari 18 Agustus hingga Oktober 2023 mendatang.

"Gratis selama 3 bulan pertama untuk masyarakat yang ingin mencoba Kereta Api Cepat Jakarta Bandung. Dari 18 Agustus s.d. Oktober," tulis akun @ridwankamil dikutip Jumat 23 Juni 2023.

Ridwan Kamil juga mengungkapkan gagasan yang diusulkan pada saat tes kecepatan KCJB tersebut sudah disetujui oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Pada Kamis 22 Juni 2023 siang Gubernur Ridwan Kamil bersama Luhut Pandjaitan melakukan tes Kereta Cepat Jakarta Bandung. Kereta tersebut meluncur sekitar 345 km/jam dan menempuh waktu 20 menit dari Halim hingga Padalarang.

"345 km/jam adalah kecepatan tadi siang saat mengetes kereta cepat ini. Luar biasa. Halim-Padalarang hanya 20-an menit," ungkap Ridwan Kamil.

Kendati demikian, pada masa uji coba kereta cepat tersebut, ditemukan sejumlah benda asing pada pantograf KCJB yang bisa membahayakan operasional armada.

"OCS (Overhead Contact System) pada Kereta Cepat Jakarta-Bandung dilengkapi dengan pantograf yang disebut sebagai "tali pusar" bagi EMU (Electric Multiple Units), bertugas mengalirkan tegangan 25 kV dari OCS ke dalam kereta, kemudian menggerakkan kereta melalui perangkat terkait," jelas pihak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dalam keterangan tertulis yang dikutip Sabtu (22/7/2023).

KCIC adalah perusahaan yang mengoperasikan jaringan kereta cepat Indonesia yang dibangun dengan rute Jakarta–Bandung di kawasan metropolitan Parahyangan Tengah.

"Pada operasional sehari-hari, semakin tinggi kecepatannya kereta cepat, semakin besar kebutuhan keterhubungan yang mulus antara pantograf dan OCS. Jika ada benda asing yang melayang dan terjerat pada OCS, dengan kecepatan kereta cepat, bahkan jika terdeteksi, tidak ada waktu untuk menghindarinya," jelas pihak KCIC

Oleh karena itu, sambung pihak KCIC, benda asing membawa ancaman yang serius pada OCS.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak Beragam Benda Asing di Pantograf

Ketika pantograf yang bergerak dengan kecepatan tinggi menabrak benda asing yang tergantung pada OCS, jelas pihak KCIC, dampaknya bisa beragam.

"Pada kasus ringan, pantograf dapat rusak dan kereta berhenti, namun pada kasus yang lebih serius, dapat menyebabkan pemutusan kabel OCS dan pemadaman listrik, mengganggu operasional kereta berikutnya, serta mengacaukan tatanan transportasi normal di jalur kereta," papar pihak KCIC.

Karena tegangan yang disuplai oleh OCS adalah 25 kV, saat ada benda asing yang tergantung pada OCS, perlu dilakukan pemadaman listrik untuk menanganinya.

"Pemadaman listrik berarti kereta yang beroperasi pada segmen yang dengan listrik dari OCS harus berhenti," jelas KCIC lagi.

"Ketika benda asing yang besar tergantung pada OCS, dapat menyebabkan korsleting yang menyebabkan pemadaman listrik seketika pada OCS. Kereta yang sedang beroperasi mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk menurunkan pantograf, sehingga kerugian yang ditimbulkan akan semakin besar," sambung pihak KCIC.

 

 

3 dari 4 halaman

Kategori Benda Asing di Pantograf

Pihak KCIC pun membeberkan bahwa benda asing pada OCS dapat dikategorikan berdasarkan jenis materi menjadi benda penghantar dan benda isolator.

"Benda penghantar meliputi bahan seperti kertas timah dan tali layang yang mengandung kawat logam. Benda-benda ini, ketika tergantung pada saluran listrik, dengan mudah dapat menyebabkan korsleting dan pemutusan sirkuit," kata pihak KCIC.

"Benda isolator seperti kain plastik dan layang-layang, ketika terkena angin kencang, sangat mudah terjerat pada OCS dan menyebabkan kerusakan pada pantograf. Semua masalah ini sangat berdampak pada keselamatan operasional kereta," tambah KCIC.

 

4 dari 4 halaman

Insiden Benda Asing Tergantung pada OCS Selama Uji Coba

Sejak dilakukan pengujian Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pihak KCIC menuturkan bahwa telah terjadi beberapa insiden benda asing tergantung pada OCS. Terutama di area antara Stasiun Padalarang hingga Stasiun Tegalluar, di mana fenomena terbang layang-layang dekat jalur kereta cepat sering terjadi. Akibatnya, terdapat berbagai insiden layang-layang terjebak pada OCS selama lebih dari 50 hari pengujian.

"Kami meminta agar penduduk dan pedagang di sepanjang jalur kereta cepat ini bertanggung jawab dan mengelola barang-barang luar ruangan mereka dengan baik," imbau pihak KCIC.

"Pertama, pastikan benda-benda yang perlu dipasang diperbaiki dengan kuat dan kokoh. Kedua, hindari membuang barang sembarangan di kedua sisi rel kereta cepat untuk menghindari dibawa angin kencang ke OCS," tegas pihak KCIC.

"Ketiga, jagalah anak-anak dengan baik dan ajari mereka untuk menjauhi jalur kereta cepat, serta untuk tidak melemparkan benda asing ke OCS atau menerbangkan layang-layang di sekitar jalur kereta api cepat," pungkas pihak KCIC.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini