Sukses

Ketegangan di Tepi Barat Meningkat: Seorang Warga Israel-AS Tewas Ditembak

Penembakan terjadi setelah pemukim Israel menyerang desa-desa Palestina di Tepi Barat pada Minggu (26/2/2023) malam, dengan puluhan mobil dan rumah dibakar.

Liputan6.com, Tel Aviv - Seorang warga Israel-Amerika Serikat (AS) ditembak di Tepi Barat yang diduduki saat kerusuhan antara Israel dan Palestina meningkat. Pria itu tewas dalam serangan terhadap kendaraan di jalan raya dekat Kota Jericho.

Penembakan terjadi setelah pemukim Israel menyerang desa-desa Palestina di Tepi Barat pada Minggu (26/2/2023) malam, dengan puluhan mobil dan rumah dibakar.

Serangan oleh pemukim terjadi setelah dua pemukim lainnya, dari desa terdekat, ditembak mati oleh seorang Palestina pada yang hari sama.

"Sayangnya, saya dapat mengonfirmasi bahwa seorang warga negara AS tewas dalam salah satu serangan teror di Tepi Barat malam ini. Saya mendoakan keluarganya," twit Duta Besar AS untuk Israel Tom Nides.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkapkan, penyerang menembaki kendaraan Israel dalam tiga kesempatan dan kemudian membakar kendaraan mereka sendiri.

"Ada baku tembak dengan polisi sebelum penyerang melarikan diri," cuit IDF.

Hingga berita ini diturunkan belum ada klaim tanggung jawab oleh kelompok manapun.

Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dan kurang menonjol di Tepi Barat, mengatakan bahwa serangan itu merupakan respons alami terhadap serangan Israel.

"Kejahatan yang dilakukan oleh penjajah dan kawanan pemukim tidak akan ditanggapi kecuali dengan penikaman, penembakan, dan penyerudukan mobil," kata seorang juru bicara Hamas seperti dilansir BBC, Selasa (28/2/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sepakat Mengurangi Ketegangan

Kekerasan teranyar terjadi setelah pejabat Israel dan Palestina bertemu di Yordania dan kemudian sepakat untuk mengurangi ketegangan.

Video yang diunggah beberapa jam setelah pertemuan di Yordania berakhir pada Minggu menunjukkan kerumunan besar pemukim Israel memasuki Desa Hawara, sekitar 6km di selatan Nablus, menyalakan api dan melempar batu.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, Sameh Aqtash yang berusia 37 tahun meninggal setelah ditembak di perutnya saat serangan oleh pemukim di Zaatara pada Minggu malam. Bagian Tepi Barat tersebut berada di bawah kendali penuh Israel dan warga Palestina mengkritik pasukan keamanan Israel karena gagal melindungi mereka.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, dia menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas apa yang disebutnya "tindakan teroris yang dilakukan oleh pemukim Israel, di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel".

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengimbau untuk tenang dan mendesak pemukim mengizinkan militer Israel dan pasukan keamanan fokus menemukan pria bersenjata yang membunuh dua orang Israel.

"Saya meminta ketika darah mendidih dan semangat memanas, jangan main hakim sendiri," kata Netanyahu melalui sebuah video.

Pemukim telah menyerukan aksi ke Hawara untuk "membalas dendam" atas serangan mematikan terhadap Hillel dan Yagel Yaniv, yang tinggal di pemukiman Har Bracha, yang berjarak 1,2 mil selatan Nablus.

Kedua saudara itu sedang mengemudi melalui Hawara ketika seorang pria Palestina menabrak mobil mereka dan kemudian menembak mereka berdua beberapa kali.

Sejauh ini tidak ada kelompok militan Palestina yang mengklaim bahwa mereka berada di balik serangan terhadap Hillel dan Yagel Yaniv, tetapi pria bersenjata itu dilaporkan mengenakan kemeja berlambang Lions' Den yang berbasis di Nablus.

Anggota kelompok itu menjadi sasaran serangan Israel di Nablus pada Rabu lalu di mana 11 warga Palestina, termasuk beberapa warga sipil, tewas. Itu merupakan operasi paling mematikan di Tepi Barat sejak 2005.

3 dari 3 halaman

Lebih dari 60 Warga Palestina dan 14 Warga Israel Tewas

Pasukan Israel telah melakukan gelombang pencarian, penangkapan, dan penggerebekan di Nablus dan Jenin dalam beberapa waktu terakhir. Mereka mengklaim mencoba membendung serentetan serangan mematikan terhadap Israel oleh Palestina.

Sejak awal tahun ini, lebih dari 60 warga Palestina, yang terdiri dari militan dan warga sipil, dibunuh oleh pasukan Israel. Di pihak Israel, 14 orang tewas dalam serangan, di mana satu di antaranya seorang petugas polisi paramiliter dan sisanya warga sipil.

Lebih dari 600.000 orang Yahudi tinggal di 140 permukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah 1967.

Sebagian besar komunitas internasional menganggap pemukiman itu ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel membantahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.