Sukses

Selama Taliban Berkuasa, 100 Mantan Pejabat Afghanistan Diduga Dibunuh

Mayoritas korban diduga dieksekusi oleh Taliban atau afiliasi mereka.

Liputan6.com, Kabul - Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut ada lebih dari 100 mantan pejabat pemerintah Afghanistan yang dibunuh usai Taliban berkuasa. Korban tewas termasuk pasukan keamanan dan pegawai yang bekerja dengan pasukan internasional.

Dilaporkan Arab News, Senin (31/1/2022), PBB menyebut "lebih dari dua per tiga" korban yang diduga dibunuh di luar hukum oleh pasukan Taliban atau afiliasi mereka.

Hal itu terjadi meski pemerintah Taliban telah memberikan amnesti untuk mereka. Amnesti itu diberikan kepada orang-orang yang terkait pemerintahan sebelumnya atau pasukan yang dipimpin AS.

Utusan politik PBB di Afghanistan berkata mendapatkan "dugaan kredibel" dibunuhnya setidaknya 50 orang yang diduga terafiliasi dengan ISIL-KP, yakni anggota ISIS yang beroperasi di Afghanistan.

Masalah lainnya adalah penghilangan paksa, serta hak-hak lain yang menyangkut "integritas fisik" dari orang-orang mantan pemerintahan sebelumnya dan anggota koalisi AS.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aktivis HAM Turut Jadi Sasaran

Pihak PBB juga berkata bahwa pembela HAM dan insan media di Afghanistan turut menjadi sasaran Taliban. Mereka menjadi korban intimidasi, pelecehan, penahanan tanpa sebab, perilaku buruk, serta pembunuhan.

Ada delapan aktivisi sipil yang dibunuh. Tiga orang dibunuh oleh Taliban dan tiga lagi oleh ekstremis ISIS. Selain itu, 10 lainnya ditahan tanpa sebab, dipukuli, dan diancam Taliban.

Dua jurnalis dibunuh, salah satunya oleh ISIS. Dan ada dua orang lain yang terluka.

Guterres berkata misi PBB mendokumentasikan 44 kasus penahanan sementara, pemukulan, ancaman intimidasi yang 42 di antaranya dilakukan pihak Taliban.

"Situasi di Afghanistan masih genting dan tidak jelas pada enam bulan setelah perebutan Taliban sebagaimana bermacam guncangan politik, sosio-ekonomi, dan kemanusiaan terasa di penjuru negeri," ujar Guterres.

3 dari 3 halaman

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.