Sukses

Tiongkok Gelar Uji Coba Rudal di Laut China Selatan, Tekanan untuk AS?

Peningkatan aktivitas di laut China Selatan dilaporkan terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden Joe Biden menjabat di Gedung Putih.

Liputan6.com, Taipei - Dua formasi pembom dan pesawat tempur pembawa rudal melonjak tingkat kuantitasnya ke wilayah Taiwan pada akhir pekan kemarin. Target mereka adalah USS Theodore Roosevelt. Peningkatan aktivitas ini terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden Joe Biden menjabat di Gedung Putih, Beijing dianggap telah meningkatkan tekanan.

Pada Jumat kemarin, mereka mengumumkan coast guard dan kapal perangnya diberi wewenang untuk "melepaskan tembakan" ke "penyusup" di Laut China Timur dan Selatan.

Pada hari Sabtu, pasukan China mengirim serangan ke kelompok tempur kapal induk Amerika Serikat yang mendekat.

USS Theodore Roosevelt, dari pantauan satelit melintasi selat sempit antara Taiwan dan Filipina, demikian dikutip dari laman News.com.au, Kamis (28/1/2021).

Bersama dengan pengawalannya dari kapal penjelajah dan kapal perusak, misinya adalah untuk menekankan kebebasan perjalanan yang diterapkan oleh hukum internasional ke perairan yang diperebutkan.

"Beberapa analis mengatakan kawanan pembom PLA bertujuan untuk menghalangi kapal induk AS dan menggunakan kapal perang sebagai target simulasi dalam latihan," kata juru bicara Partai Komunis China, Global Times.

 

Simak video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kekuatan Militer China

Kekuatan serangan terdiri dari delapan pembom H-6K. Mereka mampu membawa total 48 rudal jenis YJ-21 atau yang disebut sebagai carrier killer.

Ini merupakan strategi Beijing untuk Washington -- kapal induk bertenaga nuklir yang sangat besar -- dengan kawanan rudal yang cepat dan akurat.

Pengerahan kapal induk ke Laut China Selatan digunakan sebagai motif yang cocok bagi militer China untuk melakukan simulasi pertempuran.

Itu memungkinkan mereka untuk melatih dan memperluas jangkauan," kata analis pertahanan yang berbasis di Taipei Hung Tzu-chieh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.