Sukses

Sejumlah Tentara Garda Nasional AS Positif COVID-19 Usai Tangani Demo George Floyd

Sejumlah tentara Garda Nasional yang mengamankan demonstrasi kasus George Floyd dinyatakan positif terjangkit Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Garda Nasional Amerika Serikat dikerahkan ke Washington D.C. untuk menangani unjuk rasa besar-besaran terkait kematian pria Amerika keturunan Afrika George Floyd. Kini, sejumlah tentara Garda Nasional yang mengamankan demonstrasi itu dinyatakan positif terjangkit Virus Corona COVID-19.

Pihak berwenang badan militer tersebut dalam sebuah pernyataan menyatakan jumlah pasti tentara yang terinfeksi tidak akan diungkapkan demi "keamanan operasional."

Seluruh anggota Garda Nasional telah menjalani tes Virus Corona COVID-19 sebelum dikerahkan ke ibu kota Amerika Serikat itu, dan akan kembali menjalani tes setelah pengerahan, papar pernyataan itu, seperti dilansir Xinhua, Rabu (10/6/2020).

Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan banyak tentara Garda Nasional tidak mengenakan masker saat merespons aksi unjuk rasa nasional tersebut, dan hampir tidak memungkinkan untuk menerapkan jaga jarak sosial atau social distancing.

Media setempat melaporkan ribuan tentara Garda Nasional dikerahkan untuk menanggapi kerusuhan yang semakin meningkat saat unjuk rasa kasus George Floyd.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemakaman George Floyd

George Floyd yang menjadi korban aksi represif polisi Minneapolis dimakamkan di Houston, Texas. Kematian Floyd memancing demo anti-rasisme besar-besaran di Amerika Serikat.

Rangkaian upacara pemakaman George Floyd dimulai pada Selasa 9 Juni waktu setempat di Houston. Ia dimakamkan di samping ibunya.

Kerabat George Floyd bersama ratusan tamu lainnya termasuk anggota kongres, atlet, dan aktor berkumpul di Gereja Fountain of Praise untuk ibadah yang dimulai dengan sejumlah pelayat mendekati peti jenazah yang dibuka, untuk mengucapkan selamat tinggal kepada seorang pria yang menjadi lambang penghitungan terbaru Amerika dengan ketidakadilan rasial.

"Kami mungkin menangis, kami bisa berduka, kami akan dihibur dan kami akan menemukan harapan," kata Mia Wright, salah seorang pendeta gereja tersebut.

Sementara itu, Joe Biden mengatakan waktu untuk mengakhiri ketidakadilan rasial di Amerika adalah "sekarang," ketika berbicara melalui video pemakaman George Floyd.

"Sekarang saatnya untuk keadilan rasial," kata penantang Demokrat terhadap Presiden Donald Trump dalam Pemilu November mendatang, lebih lanjut menambahkan "jutaan" pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan dalam beberapa pekan terakhir menyampaikan pesan yang sama.

"Kita tidak boleh berpaling," kata Biden lebih jauh. "Kita tidak dapat meninggalkan momen ini dengan pikiran kita sekali lagi dapat berpaling dari rasisme yang menyengat jiwa kita."

Polisi yang menindih George Floyd telah dipacat dan dijerat pasal pembunuhan. Tiga polisi lain di TKP juga dipecat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.