Sukses

Menanti Komentar Publik Pertama Pangeran Saudi Soal Kasus Jamal Khashoggi

Putra Mahkota Arab Saudi tampil di konferensi investasi di Riyadh, Rabu 24 Oktober 2018, tiga pekan usai kematian Jamal Khashoggi.

Liputan6.com, Riyadh - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman akan berbicara di konferensi investasi di Riyadh, Rabu 24 Oktober 2018, kata seorang organisator acara.

Seperti dikutip dari CNN, Rabu (24/10/2018), Pangeran MBS akan berpidato pada jam 17.00 sore waktu setempat dalam acara panel konferensi investasi Future Investment Initiative (FII) di Riyadh --yang mana telah berlangsung sejak 23 Oktober 2018 kemarin.

Ia diharapkan akan menyinggung isu seputar kematian Jamal Khashoggi, termasuk, kemungkinan pembelaan diri darinya setelah ramai dituduh oleh berbagai pihak sebagai otak kematian kolumnis the Washington Post itu.

Ini merupakan penampilan publik pertama Pangeran MBS sejak kematian Khashoggi, yang diklaim oleh Riyadh tewas dalam 'perkelahian dan operasi penggerebekan yang berjalan keliru' di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu.

Tiga pekan lebih sejak kasus itu muncul ke permukaan, lingkaran terdekat Pangeran MBS telah disangkut-pautkan oleh laporan berbagai informan anonim sebagai 'dalang sebenarnya' dari kematian Khashoggi. Beberapa pejabat AS juga mengatakan kepada CNN bahwa tidak mungkin kematian Khashoggi terjadi tanpa sepengetahuan langsung Pangeran MBS.

Pernyataan Baru dari Saudi Soal Kasus Khashoggi

Penampilan publik Pangeran MBS pada hari ini terjadi sehari setelah informan Saudi menyampaikan pernyataan baru soal kematian Jamal Khashoggi.

Seperti dikutip dari CNN, informan Saudi, pada Selasa 23 Oktober menjelaskan bahwa memang benar ada sebuah operasi yang melibatkan tim beranggotakan belasan orang "untuk meyakinkan Khashoggi kembali ke Arab Saudi" --Khashoggi diketahui telah hidup di pengasingan di AS dan Turki (bersama tunangannya, Hatice Cengiz) sejak akhir 2017.

Tim itu diketahui berada di konsulat Saudi di Istanbul ketika Khashoggi diketahui memasuki kompleks itu pada 2 Oktober 2018.

Jika 'cara baik-baik' tidak berhasil, tim itu berencana untuk membius dan membawa Khashoggi ke sebuah 'rumah aman' atau safe house (terminologi dunia intelijen-spionase untuk menyebut sebuah kamp atau rumah persembunyian) Saudi di Istanbul, di mana ia akan ditahan selama 48 jam.

Dan, jika Khashoggi masih menolak untuk kembali ke Arab Saudi pada saat itu, tim harus pergi dan seorang "kaki-tangan lokal" mesti membiarkannya pergi, kata informan itu kepada CNN.

Informan Saudi itu juga mengklaim bahwa seorang ahli forensik hadir untuk menghapus semua bukti keberadaan Khashoggi di konsulat dan di rumah aman, sehingga jika kemudian Khashoggi mengatakan bahwa dia telah diculik, tidak akan ada bukti yang mendukung pernyataannya.

Namun, operasi itu berjalan keliru ketika tahapan di konsulat, yang mana Khashoggi "marah ketika hendak dibius, kemudian berjibaku dengan anggota tim untuk menghindari pembiusan, dan akhirnya dicekik sampai tewas."

Dalam operasi itu, informan tersebut menyebut tentang keterlibatan '15 orang Saudi' yang ikut serta dalam operasi itu. Total sembilan orang berada di konsulat, dengan "tiga atau empat bertugas untuk menanyai Khashoggi, dan sisanya menangani logistik." Anggota lainnya, menunggu di rumah aman, menurut informan itu.

Kendati demikian, informan itu tidak memberikan bukti yang menguatkan versi baru dari peristiwa tersebut --sebuah iterasi lain dari sisi Arab Saudi tentang misteri kematian Jamal Khashoggi yang terus berkembang itu.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Trump Tuduh Putra Mahkota Arab Saudi Terlibat

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut tanggapan Arab Saudi atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi sebagai "upaya untuk menutup-nutupi yang sangat buruk". Dia menambahkan bahwa siapa pun yang mengorganisir plot pembunuhan itu "harus berada dalam masalah besar".

Saudi telah memberikan laporan tentang apa yang terjadi pada Khashoggi, seorang kontributor the Washington Post. Setelah berminggu-minggu mempertahankan argumen bahwa Khashoggi masih hidup, Saudi kemudian mengakui pada 20 Oktober 2018 bahwa pria itu tewas dalam 'perkelahian' akibat 'operasi yang berjalan keliru' di Konsulat Saudi di Istanbul.

Dalam komentar terbarunya soal kasus Khashoggi, Trump mengatakan, "Mereka memiliki konsep yang sangat buruk. Operasi itu dilakukan dengan buruk dan upaya mereka untuk menutupinya adalah yang terburuk dalam sejarah untuk menutup-nutupi sesuatu," ujarnya kepada wartawan di Gedung Putih pada 23 Oktober 2018, seperti dikutip dari BBC, Rabu (23/10/2018).

"Siapapun yang memikirkan gagasan itu, saya pikir berada dalam masalah besar. Dan mereka seharusnya dalam masalah besar."

Menuduh Putra Mahkota

Sementara itu, dalam wawancara terpisah dengan the Wall Street Journal yang diterbitkan pada hari Selasa 23 Oktober 2018, Trump membahas kemungkinan keterlibatan bangsawan Saudi senior dalam pembunuhan Khashoggi.

Ketika ditanya tentang kemungkinan peran Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Trump menjawab: "Pangeran banyak menjalankan hal-hal di sana (Arab Saudi) pada tahap ini. Dia menjalankan sesuatu dan jika ada yang akan menjadi tertuduh, itu adalah dia."

Trump mengatakan dirinya telah mempertanyakan sang putra mahkota tentang kematian Khashoggi, dan ia diberitahu bahwa MBS tidak tahu tentang operasi itu ketika sedang direncanakan.

Ketika ditanya apakah dia percaya bantahan keluarga kerajaan atas keterlibatan dalam pembunuhan Jamal Khashoggi, Trump memberi jeda lama sebelum mengatakan: "Saya ingin mempercayai mereka, saya benar-benar ingin mempercayai mereka," kata Trump kepada the Journal.

Kritik Trump terhadap Saudi adalah yang terkuat sejauh ini, tetapi dia terus menyoroti pentingnya Arab Saudi sebagai sekutu AS. Ia juga memastikan bahwa transaksi penjualan senjata dari AS ke Saudi senilai US$ 110 miliar tidak akan batal, dengan alasan bahwa "pembatalan justru akan merugikan AS."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.