Sukses

Israel dan Hamas Sepakati Gencatan Senjata di Jalur Gaza

Juru bicara Hamas mengatakan, gencatan senjata di Jalur Gaza telah dicapai dengan Israel dan warga sipil bisa kembali beraktivitas normal. Benarkah?

Liputan6.com, Gaza - Israel dan Hamas sepakat untuk meredakan ketegangan di Jalur Gaza, Palestina. Pernyataan ini diungkapkan oleh seorang juru bicara Hamas dan juru bicara militer Israel pada hari Jumat, 20 Juli.

Dengan demikian, masyarakat yang tinggal di dekat perbatasan Jaur Gaza dapat kembali menjalankan rutinitas normal, menyusul situasi yang berubah tenang di daerah konflik itu.

Pesawat dan tank Israel mencapai target di Jalur Gaza pada 20 Juli 2018, setelah tembakan dilepaskan ke arah pasukan Hamas di perbatasan. (AFP)

"Melihat upaya yang telah dilakukan oleh Mesir dan PBB, maka kesepakatan untuk mengadakan gencatan senjata antara (Israel) dan Palestina sudah disetujui," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum, seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (21/7/2018).

Sementara itu, Jerusalem Post menambahkan bahwa pada hari ini, kedua pihak juga sepakat untuk menghentikan pertikaian yang terus menerus meletus di Jalur Gaza. Menurut laporan, kelompok militan Hamas wilayah itu telah mengkonfirmasi kepada para mediator di Mesir atas kesediaan mereka untuk memulihkan keadaan.

"Upaya Mesir dan internasional telah memunculkan perdamaian di antara pertempuran yang melibatkan pasukan pendudukan (Israel) dan demonstran Palestina," ujar Barhum.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aksi Balas Membalas

Sebelumnya di hari yang sama, pasukan Israel melepaskan serangkaian serangan terhadap lebih dari 40 target militer Hamas di Jalur Gaza.

"Militer Israel mengatakan bahwa pesawat dan tanknya menargetkan 40 pos Hamas. Serangan ini merupakan bagian dari 'serangan berskala luas' untuk menanggapi baku tembak di Jalur Gaza," ucap Jonathan Conricus dari pihak Israel Defense Forces (IDF).

IDF juga mengatakan bahwa jet tempur dan tank mereka telah menghancurkan infrastruktur Hamas dan menyerang hampir 70 titik di daerah kantong itu.

Hamas tak tinggal diam. Mereka membalas dengan menembakkan tiga roket ke Israel, namun dua di antaranya berhasil dilumpuhkan oleh sistem pertahanan udara Iron Dome.

Sementara itu, seorang tentara Israel dilaporkan tertembak dan terluka parah selama "kegiatan operasional" di dekat Jalur Gaza selatan. Namun sayang, nyawanya tak tertolong.

Itulah yang diduga menjadi pemicu pembalasan dari IDF, sebab ia adalah tentara pertama yang dibunuh di Jalur Gaza sejak perang meletus pada 2014 antara Israel dan Hamas. Meski telah mengenakan rompi antipeluru ketika dia berada di medan pertempuran, tentara yang namanya tak disebutkan itu dinyatakan meninggal setelah dilarikan ke Soroka Medical Center, sebelah selatan Be'er Sheva.

Melalui akun Twitter resminya, IDF mengklaim bahwa militernya telah menghancurkan 25 lokasi yang menjadi target sasaran. Satu di antaranya adalah markas besar batalion Hamas di Khan Yunis. 

Pada hari Jumat, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak masyarakat internasional agar segera turun tangan untuk memadamkan eskalasi baru antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza.

Menurut laporan Kementerian Kesehatan Jalur Gaza dan IDF, eskalasi hari Jumat menewaskan sedikitnya empat warga Palestina dan satu tentara Israel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.