Sukses

Donald Trump Ancam Akan Menarik AS Keluar dari NATO?

Donald Trump mengancam akan menarik AS keluar dari NATO. Demikian kata pejabat dan diplomat organisasi itu yang berbicara dalam kondisi anonimitas.

Liputan6.com, Brussels - Presiden Donald Trump mengancam akan menarik Amerika Serikat keluar dari Organisasi Pakta Kerja Sama Militer Atlantik Utara (NATO), kata pejabat dan diplomat organisasi itu yang berbicara dalam kondisi anonimitas.

Trump juga mengancam akan membuat AS bertindak secara unilateral dalam mengambil langkah-langkah keamanan global tanpa bekerja sama lagi dengan NATO, narasumber itu melanjutkan.

Narasumber itu menambahkan, Donald Trump akan benar-benar memberlakukan ancaman itu jika negara anggota NATO tidak segera meningkatkan anggaran pengeluaran militer --yang merupakan usulan utama sang presiden AS dalam KTT NATO di Brussels, Belgia, pada Rabu, 11 Juli 2018.

Presiden Trump juga mengimbau tentang "konsekuensi serius" jika NATO tidak segera memenuhi usulan tersebut, kata narasumber anonim itu, seperti dikutip dari Politico Europe, Kamis (12/7/2018).

Sebelum menjabat pada Januari 2017, Donald Trump telah mengecam NATO karena tidak menyediakan anggaran lebih banyak untuk pertahanan. Namun, kecaman itu dianggap berbagai pihak "tak relevan" karena Trump tampak tidak memahami pendanaan NATO, sambil di satu sisi, berulang kali mengeluh bahwa organisasi itu telah "berutang" sangat besar.

Jawaban Trump

Sementara itu, dalam sebuah konferensi pers usai KTT NATO di Brussels, ketika ditanyakan soal langkah AS yang akan menarik diri dari organisasi tersebut, Donald Trump mengatakan:

"Saya rasa saya bisa melakukannya," kata Trump seperti dikutip dari CNN.

"Tapi itu semua tidak perlu. Mereka (kepala pemerintahan negara NATO) telah melangkah hari ini, lebih jauh dari yang pernah mereka lakukan sebelumnya."

Berkomentar soal rencana kenaikan anggaran militer negara anggota NATO, Trump mengatakan, "Semua orang telah setuju untuk meningkatkan komitmen mereka. Mereka akan meningkatkannya hingga ke tataran yang belum pernah mereka pikirkan sebelumnya."

 

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Donald Trump Pertanyakan Nilai Eksistensi NATO

Selain mendesak peningkatan anggaran target militer, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga mengguncang pertemuan puncak NATO pada Rabu, 11 Juli 2018, di Brussels, dengan mempertanyakan nilai eksistensi aliansi pertahanan Atlantik Utara itu.

Pertanyaan kontroversial itu disampaikan Trump ketika mengkritik kedekatan Jerman dan Rusia melalui kerja sama pipa gas alam, yang dinilainya telah membuat Berlin "dikendalikan oleh Moskow".

Dikutip dari Time.com pada Kamis 12 Juli, Presiden Donald Trump mempertanyakan tentang seberapa penting NATO, jika anggotanya justru ada yang semakin dekat dengan musuh bersama, yang disebutnya sebagai bekas aliansi Soviet.

"Apa gunanya NATO jika Jerman membayar Rusia miliaran dolar untuk gas dan energi?" sindir Trump dalam kicauannya di Twiiter, Selasa 10 Juli 2018.

Kanselir Merkel menggambarkan bagaimana tumbuh di Jerman Timur yang terkungkung tirai besi komunis, dia berkaata:

"Saya telah mengalami sendiri bagian dari Jerman yang dikendalikan oleh Uni Soviet, dan saya sangat senang hari ini bahwa kita bersatu dalam kebebasan sebagai Republik Federal Jerman, dan dengan demikian kita dapat menentukan kebijakan kita sendiri, dan itu sangatlah bagus," ujar Kanselir memberikan pembelaan.

Seolah tidak peduli dengan pembelaan Merkel, dalam sesi sarapan pagi, Trump terus mengkritik posisi kerja sama Rusia dengan negara-negara di Eropa.

"Kita (NATO) seharusnya melindungi Anda dari Rusia, tetapi ada yang membayar miliaran dolar (penyaluran gas alam) ke Rusia, dan saya pikir itu sangat tidak pantas," kata Trump, yang berulang kali menggambarkan Jerman sebagai "tawanan Rusia" karena kesepakatan energi.

Presiden AS ke-45 itu mendesak NATO segera menyelidiki masalah ini.

Oleh beberapa pengamat, tindakan Trump yang terus menerus mendesak anggota NATO menyisihkan minimal dua persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) untuk anggaran militer, dan menyerang negara-negara yang dinilai kian erat berhubungan dengan Rusia, dikhawatirkan akan melemahkan aliansi yang telah berumur puluhan tahun itu.

Hal yang lebih parah, menurut kritikus, adalah dalam beberapa hari ke depan, Presiden Donald Trump akan bertemu tatap muka dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia, tepatnya pada 16 Juli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini