Sukses

Latihan Perang AS-Korsel Tahun Ini Sepi, Tanda Perdamaian di Semenanjung Korea?

Liputan6.com, Seoul - Musim semi di Semenanjung Korea biasanya diramaikan dengan latihan pendaratan pasukan di pantai, seperti yang terjadi di Pantai Normandia dalam masa Perang Dunia II.

Suara tembakan meriam-meriam besar terdengar di kejauhan dan langit yang biru dipenuhi garis-garis asap yang dikeluarkan oleh jet-jet tempur.

Tapi kini, kata laporan wartawan Associated Press, ketika Korea Utara dan Selatan bersiap-siap akan mengadakan pertemuan puncak yang pertama dalam waktu lebih dari satu dasawarsa pada Jumat (27/4), terasa ada harapan untuk perdamaian. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia (25/4/2018).

Korea Selatan sejak lama telah mengadakan latihan militer besar-besaran dengan angkatan bersenjata AS. Tapi tahun ini latihan-latihan besar itu telah ditangguhkan, diperkecil dan kemungkinan dipersingkat waktunya, meski tidak dibatalkan.

Latihan bersama di Semenanjung Korea tahun ini dimulai 1 April dan diperkirakan akan berlangsung sampai akhir bulan, walaupun biasanya dimulai Maret atau lebih awal.

Dalam tahun 1980-an, 200 ribu tentara AS dan Korea Selatan ikut dalam latihan yang disebut Team Spirit. Ini adalah latihan militer tahunan terbesar di seluruh dunia.

Tapi, jumlah peserta latihan kali ini jauh lebih kecil, menurut simpulan AP.

Meski begitu, latihan militer di Semenanjung Korea tahun ini tetap menghadirkan senjata yang kira-kira akan dibutuhkan jika pecah Perang Korea yang baru. Atau skenario tentang kemungkinan penggulingan rezim Kim Jong-un.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

USS Carl Vinson Absen

Latihan militer gabungan itu seringkali menyertakan kapal-kapal dan pesawat tempur Amerika yang paling baru dan canggih.

Tahun ini kapal serbu amfibi USS Wasp ikut dalam latihan. Kapal itu bisa membawa jet-jet siluman F-35B, yang bisa lepas landas dan mendarat secara tegak lurus.

Bagi Korea Utara, jet-jet jenis itu dianggap sangat berbahaya, karena kemungkinan besar bisa digunakan dalam serbuan ke Korut, termasuk pembunuhan Kim Jong-un dan para pembantu dekatnya.

Di sisi lain, kapal induk raksasa bertenaga atom USS Carl Vinson dan kapal-kapal satuan tempur pengawalnya yang ikut latihan tahun lalu, tidak ikut pada edisi latihan tahun ini.

Cuaca yang tidak menguntungkan juga membatalkan rencana simulasi pendaratan pasukan besar-besaran di pantai Kota Pohang, di Korea Selatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.