Sukses

7 Pertempuran Sengit Manusia Vs Binatang, Siapa Jadi Pemenang?

Di alam liar masih ada hewan-hewan pemangsa yang keluar dari hutan dan kemudian memangsa manusia.

Liputan6.com, New York - Kehidupan modern terasa mudah. Orang sekarang tinggal dengan nyaman di perkotaan dan terlindung dari panas dan paparan alam lainnya.

Namun, di masa lalu tidak demikian. Ganasnya alam selama ribuan tahun lalu membuat manusia rentan, lemah, dan takut.

Terutama jika hidup berdekatan dengan alam liar. Manusia tidaklah seaman itu. Masih ada hewan-hewan pemangsa yang keluar dari hutan dan kemudian memangsa manusia. 

Berikut ini, seperti disarikan dari listverse.com pada Senin (16/1/2017), adalah 7 kisah pergulatan mengerikan antara manusia dan hewan–hewan buas:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Pengantin Baru dan Serigala

(Sumber afflictor.com)

Pada Maret 1911, suatu pernikahan yang dihadiri 120 orang di desa Obstipoff, Rusia berubah menjadi area 'pembantaian'. Selesai upacara, rombongan akan berangkat dengan sejumlah kereta berkuda ke resepsi di Tashkend yang berjarak 32 kilometer.

Mendekati Tashkend, kuda-kuda menjadi gelisah dan rombongan merasa ada yang menguntit. Ternyata, di sekitar mereka, ada ratusan serigala sedang mendekat dari pegunungan di sekitar.

Setiap orang—pria, wanita, dan anak-anak—yang berada di kereta kuda paling belakang telah menjadi korban. Gerombolan serigala itu menyerang kereta demi kereta ke arah depan rombongan hingga akhirnya tersisa kereta kuda pasangan pengantin yang bersama dengan 2 pria dewasa lain.

Dua pria itu mengusulkan agar pasangan pengantin menjadi umpan. Pengantin pria terhenyak dan berusaha melindungi istinya, namun keduanya pun menjadi santapan serigala-serigala pada hari pertama mereka sebagai suami istri.

Dua pria lainnya selamat, tapi dengan terus menanggung rasa bersalah seumur hidup.

3 dari 8 halaman

2. Melawan Hiu

(Sumber BBC)

Pada 2001, Jessie Arbogast (8) sedang bermain bersama sepupunya di perairan dangkal di pantai Santa Rosa Island, negara bagian Florida, ketika seekor hiu menyerang.

Mendengar jeritan anak itu, pamannya, Vance Flosenzier bergegas masuk ke air, mencengkeram hiu itu dan menariknya menjauh dari keponakannya, tapi lengan anak itu putus karena tersangkut dalam tenggorokan hiu.

Istri Vance kemudian membawa anak-anak itu ke tempat aman, sementara Vance memegang ekor hiu dan tak mau melepaskannya, karena, menurut istrinya, "Dia sadar tidak boleh melepasnya karena ada anak-anak lain yang dalam bahaya."

Memegang ekornya, Vance menyeret hiu 91 kilogram ke tepi dan ia dibantu oleh para penjaga pantai. Hiu ditembak 4 kali dan mulutnya dibuka secara paksa untuk mengeluarkan lengan Jessie.

Vance menggunakan handuk-handuk untuk menghentikan perdarahan keponakannya dan membawanya ke rumah sakit. Anak itu hampir kehabisan darah hingga menderita cacat permanen pada otak, tapi untunglah lengannya bisa disambung kembali.

4 dari 8 halaman

3. Singa Pemakan Manusia

(Sumber Terrific Top 10)

Selama 2 tahun, rumah-rumah dekat distrik Sungai Rufiji diganggu oleh seekor singa pemakan manusia yang dijuluki Osama, seperti nama teroris. Setidaknya 35 orang meninggal dunia menjadi korban singa yang jarang menyerang di tempat terbuka itu.

Osama menembus tembok-tembok rumah yang terbuat dari lumpur dan menunggu di atap jerami. Ia menyergap korban di antara rahangnya da menyeretnya menjauh untuk disantap.

Di Tanzania, hal itu lumrah saja. Ada sekitar 200 orang dibunuh oleh hewan setiap tahunnya dan serangan Osama bukan yang pertama kalinya. Ia diduga dilatih oleh induk betinanya yang dulu juga memangsa warga desa. Tapi, tidak ada yang menyamai 'prestasi' Osama sehingga ia menjadi simbol bahaya bagi rumah-rumah di sekitarnya.

Setelah beberapa kejadian, disimpulkanlah bahwa Osama memiliki geraham yang retak dengan bengkak besar di belakangnya sehingga ia memilih untuk memilih memangsa manusia yang tubuhnya relatif lebih lembek.

5 dari 8 halaman

4. Kakek dan Macan Gunung

(Sumber muskokaregion.com)

Pada 1951, seorang pria berusia 62 tahun bernama Ed McLean tinggal sendirian di gubuk berjarak 10 kilometer dari keramaian. Suatu hari ia sedang membelah kayu bakar dan melihat seorang macan gunung mengawasinya sehingga iapun bergegas masuk rumah.

Ia mengintip ke luar dan melihat hewan itu masih mengawasinya. McLean menduga cahaya dalam rumah menarik perhatian sehingga ia mematikan lenteranya. Tapi hewan itu malah menyerang dalam kegelapan dengan menerobos jendela dan menggigit siku pria itu, lalu menjatuhkannya ke lantai.

McLean berhasil berada di atas hewan itu dan menyeretnya ke meja dapur dan mengambil pisau dapur dengan tangan kirinya, lalu menikam tenggorokan macan gunung itu hingga hewan itu berhenti bergerak.

Ia kemudian lari menembus musim dingin Kanada hanya dengan pakaian dalamnya, menuju perahu dayung dan mendayung 2 jam hingga tiba di peradaban terdekat.

Ketika bertemu suatu gubuk, ia berseru minta tolong, tapi tidak ada orang di sama. Ia pingsan di depan pintu dan terbaring sekarat selama 8 jam hingga akhirnya ditemukan seseorang. Ia selamat.

6 dari 8 halaman

5. Ditelan Kuda Nil

(Sumber BBC)

Paul Templer adalah seorang pemandu di sungai dan membawa para turis ke Sungai Zambezi, mendekati air terjun Victoria. Suatu hari, seekor kuda nil menyerang dari bawah perahu pemandu lain dan menerjang salah satu turis bernama Evan ke dalam air.

Templar berteriak kepada kelompoknya agar bersembunyi di hamparan batu di dekatnya sementara ia mendayung mendekati Evans dan berhasil meraih tangan temannya. Saat itu, ia merasa gelap dan berlumuran lendir. Ternyata ia masuk dalam mulut seekor kuda nil yang mengoyak menggunakan gigi-giginya.

Hewan itu melemparnya ke udara, menangkapnya lagi, dan mempermainkannya di mulut, seperti seekor anjing sedang mempermainkan mainan, lalu menyeretnya ke dasar sungai.

Templar bisa melihat darah mengalir keluar dari tubuhnya, tapi kemudian hewan itu memuntahkannya sehingga seorang pemandu lain bisa menariknya ke sebuah kayak dan mendayung ke tempat aman.

Saat itu ada 40 luka sobek di sekujur tubuhnya dan lengan kirinya remuk seperti bubur, tapi untunglah pihak medis berhasil menyelamatkannya. Evans tidak selamat dan jasadnya baru ditemukan 2 hari sesudah kejadian setelah terseret arus sungai.

7 dari 8 halaman

6. Nenek Melawan Beruang

(Sumber uproxx.com)

Nenek tegar bernama Sue Aikens sedang sendirian di tempat perkemahan Kavik River Camp, sekitar 800 kilometer jauhnya dari kota terdekat dan 130 kilometer dari jalan terdekat. Ia menghabiskan banyak waktunya di sana, tempat yang olehnya disebut sebagai tempat di mana orang harus "nyaman dengan kematian mereka."

Pada 2007, di suatu pagi musim dingin, ia pergi ke sungai untuk mengumpulkan air dan tidak sadar ada beruang grizzly sedang menunggunya dengan cara bersembunyi dalam sungai dan kemudian melompat ketika nenek itu mendekat, lalu menyeretnya.

Beruang itu memuntir badan sang nenek dan menggigit kepalanya. Aikens berdiam dan berpura-pura menyerah. Ia belakangan menjelaskan keputusannya, "Gerakan apapun akan dianggap sebagai tantangan. Terimalah apa yang terjadi dan katakan, 'Baiklah, kamu memang besar.'"

Ketika beruang itu melepasnya, ia kembali ke perkemahan dan membalut dirinya. Luka-lukanya cukup serius dan katanya, "Saya harus menjahit sendiri kepala saya."

Tapi urusan belum selesai. Ia kembali ke sungai dengan membawa senapan dan menembak beruang itu hingga mati. Ketika hewan itu mati, barulah ia merasakan sakit yang dialaminya, lalu pingsan dan tidak bisa bergerak lagi.

Kemudian seorang pilot melihatnya dari udara dan menolongnya setelah 10 hari terbaring sendirian di samping beruang yang baru saja dikalahkannya.

8 dari 8 halaman

7. Serangan Hiu USS Indianapolis

(Sumber Smithsonian Magazine)

Pada 28 Juli 1945, menjelang akhir Perang Dunia II, kapal perang USS Indianapolis membawa kargo yang mengubah dunia, yaitu komponen-komponen untuk bom atom pertama yang kemudian dijatuhkan di Jepang. Pengiriman berhasil dilakukan dan kapal itu kembali ke Teluk Leyte untuk menunggu perintah invasi ke Jepang.

Mereka tidak pernah tiba karena diserang oleh kapal selam Jepang dalam perjalanannya kembali. Torpedo yang diluncurkan menghantam tangki bahan bakar pesawat sehingga menimbulkan ledakan berantai yang meledakkan kapal itu hingga terbelah dua.

Para awak yang selamat belum aman karena darah dari para awak yang meninggal memancing kedatang hiu-hiu yang kemudian memangsa jasad-jasad, tapi kemudian menyerang para awak yang masih hidup. Para awak yang terluka tidak bisa ditolong dan menjauhkan hiu dari mereka yang masih sehat.

Selama berhari-hari, para awak menunggu dalam sekoci-sekoci penyelamat dan beberapa orang meninggal dunia karena sengatan panas, kehausan, atau jatuh ke air dan disambar hiu. Beberapa korban tanpa sengaja menyeret rekan-rekannya yang mencoba menarik korban dari laut.

Setelah 4 hari dikelilingi gerombolan hiu, barulah mereka ditemukan oleh sebuah pesawat terbang. Dari 1.196 awak, hanya 317 yang tersisa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini