Sukses

12-2-1771: Makan 14 Puding Roti, Raja Swedia Tewas Kekenyangan

Raja Swedia Adolph Frederick mendapat julukan the king who ate himself to death. Ia meninggal setelah pesta makan-makan.

Liputan6.com, Jakarta - Penguasa Monarki Swedia, Adolph Frederick mendapat julukan the king who ate himself to death atau berarti raja yang 'mati kekenyangan'.

Faktanya, memang itu kejadiannya. Hari itu 12 Februari 1771, Adolf Frederick makan besar. Ia menyantap hidangan yang terdiri atas lobster, kaviar, sauerkraut alias kol asam -- irisan kubis yang difermentasi, dan ikan haring (herring) asap.


Sang raja makan dengan lahap sambil menenggak sampanye dari gelas.

Tak sampai di situ. Hidangan penutup lantas disajikan, berupa semla, roti beraroma kapulaga yang diisi dengan pasta almond dan disajikan dalam semangkuk krim panas.

Adolf Frederick tak hanya makan satu atau dua mangkuk, ia melahap 14 porsi!

Raja Swedia Adolph Frederick meninggal dunia setelah makan 14 puding (Wikipedia)

Akibatnya sungguh fatal. Sang raja tewas tak lama kemudian akibat masalah pencernaan -- versi lain menyebut ia terkena stroke. Adolf Frederick mangkat pada usia 60 tahun.

Raja yang lahir pada 14 Mei 1710 tersebut adalah putra pasangan Christian Augustus, Duke of Schleswig-Holstein-Gottorp dan Albertina Frederica of Baden-Durlach.

Pada 1743 ia terpilih sebagai pewaris takhta Swedia, untuk menggantikan Frederick I yang tak punya keturunan.

"Pemilihannya diamankan oleh Tsarina Rusia, Elizabeth," demikian Liputan6.com kutip dari situs Encyclopædia Britannica.

Rusia mengalahkan Swedia dalam perang 1741-1743, itu mengapa Tsarina Rusia bisa memaksa Adolf Frederick untuk menjadi pewaris takhta. Jika tak dituruti, ia mengancam akan menganeksasi Finlandia dan wilayah timur Swedia.

Meski berstatus raja, kekuasaan terpusat pada Riksdag atau parlemen.

Dua kali Adolf Frederick mencoba melepaskan diri dari kekangan parlemen. Pada percobaan pertama, ia dibantu istrinya yang berpengaruh Ratu Louisa Ulrika, yang adalah saudari Raja Prusia Frederick II. Hasilnya, gagal. Sang raja bahkan nyaris kehilangan mahkota.

Pada percobaan kedua, dengan bantuan putra mahkota Gustav, ia dijanjikan kekuasaan yang lebih besar oleh faksi parlemen yang berkuasa.  

Meski dikenal sebagai penguasa yang lemah dan tak punya kemampuan, kepergiannya ditangisi rakyatnya.

Apapun, Adolf Frederick diakui sebagai sosok suami dan ayah yang baik, juga tuan yang baik untuk para pembantunya. Sikapnya yang bersahabat dan ramah diakui oleh mereka yang menangisi kematiannya.

Selain kematian Raja Swedia, sejumlah peristiwa terjadi pada tanggal 12 Februari. Pada tahun 1912, Kaisar Terakhir Tiongkok, Pu yi turun takhta.

Sementara, pada 2011, Presiden Mesir Hosni Mubarak resmi turun tahta dari jabatannya sebagai presiden, disahkan oleh Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini