Sukses

Ilmuwan-ilmuwan Ini Gunakan Tubuhnya Sebagai Kelinci Percobaan

Demi ilmu pengetahuan, mereka rela mengorbankan diri mereka sendiri

Citizen6, Jakarta Diperlukan pengorbanan demi kemajuan dan inovasi. Itu pula yang diamini para ilmuwan di dunia. Misalnya, untuk menemukan penyakit dan obat dibutuhkan eksperimen. Entah karena kurang dana atau apa, ada ilmuwan yang memakai diri sendiri sebagai kelinci percoban.

Umumnya, percobaan dilakukan terhadap sekelompok orang yang diberi kompensasi berupa uang. Pada kasus lain, bisa menggunakan pasien rumah sakit atau yang paling sadis, terhadap tawanan perang. Namun ada juga yang menggunakan eksperimen terhadap diri sendiri.

Seperti dilansir List Verse, berikut adalah ilmuwan-ilmuwan tersebut.

1. Werner Forssman, Penemu Kateter Jantung

Dulu, dokter akan membedah pasien untuk mengobati penyakit jantung. Pada tahun 1930, Werner Forssman mencoba menggunakan selang kecil atau kateter lewat pembuluh darah langsung menuju jantung. Yang jadi kelinci percobaan adalah dirinya sendiri.

Dia menyayat lengannya, lalu menelusupkan kateter menuju jantung. Kesalahan kecil bisa merobek pembuluh darah dan berakibat fatal. Untuk membuktikan keberhasilannya, dengan tabung tergantung di lengan, dia berjalan dari ruang operasi ke mesin sinar-X. Frossman akhirnya dianugerahi Nobel bidang kedokteran tahun 1956.

2. Justin Schmidt, Ilmuwan Nyeri

Sensasi nyeri merupakan konsep yang rumit untuk diukur. Beberapa orang ada yang menjerit ketika kulit tersayat pisau, namun ada yang tetap diam saat tulangnya patah. Justin Schmidt ingin mengukurnya dengan membandingkan nyeri akibat berbagai sengatan hewan.

Schmidt memeringkat rasa nyeri mulai dari 0, yaitu tak terasa, hingga 4 atau menyiksa. Dia juga menambahkan deskripsi untuk memungkinkan pemeriksaan lebih lengkap atas apa yang diderita. Misalnya, satu sengatan tawon digambarkan sebagai rasa sakit seketika yang luar biasa dan menghalangi kemampuan seseorang untuk melakukan apa pun, kecuali menjerit.

3. Max von Pettenkofer, Peneliti Kolera

Max von Pettenkofer adalah tokoh medis abad ke-19 asal Jerman. Saat itu, penyakit yang paling mengganggu adalah kolera yang mematikan karena hilangnya cairan tubuh oleh diare. Kini semua orang tahu penyakit ini disebabkan oleh kuman Vibrio cholerae dan menyebar lewat kontaminasi tinja.

Selengkapnya, baca langsung di sini

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini