Sukses

Persela Sulit Ubah Tradisi Start Lambat di Awal Musim Liga 1

Persela belum mampu mengakhiri tren buruk di setiap awal musim dalam tiga tahun terakhir. Hal ini terus terjadi di tiga musim terakhir.

Jakarta Persela Lamongan seakan menjaga tradisi buruk yaitu start kurang meyakinkan di awal musim Liga 1. Laskar Joko Tingkir tak pernah mengawali kompetisi dengan kemenangan pada dua pertandingan awal.

Start lambat membuat tim berjulukan Laskar Joko Tingkir itu kerap terjebak di papan bawah.

Seperti pada musim ini. Ahmad Bustomi dan kawan-kawan terpuruk di peringkat ke-17 klasemen sementara Shopee Liga 1 2020.

Dua tahun lalu, Persela baru meraih kemenangan pertama pada pekan ketiga. Di pengujung tahun, Laskar Joko Tingkir mengakhiri kompetisi di urutan ke-13.

Semusim berselang, laju Persela malah makin parah. Laskar Joko Tingkir harus menunggu hingga pekan ke-8 untuk meraih kemenangan pertama. Sempat saling sikut dengan sejumlah tim lain di zona merah, tim kebanggaan LA Mania itu akhirnya mampu bangkit setelah diambil alih oleh Nilmaizar sebagai pelatih.

Di Shopee Liga 1 2019, Persela menuntaskan musim di posisi ke-11, unggul 11 poin atas batas tim yang terdegradasi.

Tradisi start lambat Persela di awal musim belum putus di tahun ini. Dari dua laga, Laskar Joko Tingkir masih nihil poin. Ketika menantang Persib Bandung di partai pertama, Laskar Joko Tingkir dibekap 0-3.

Punya kesempatan untuk memetik tiga poin ketika bermain di kandang, Persela justru dipermalukan PSIS Semarang 2-3.

Dua kekalahan itu membenamkan Persela ke peringkat ke-17. Laskar Joko Tingkir ditemani oleh Barito Putera yang terjerembab di dasar klasemen sementara.

Video

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kehilangan Banyak Pemain Pilar Lemahkan Persela

Selama berkancah di Liga Indonesia, Persela Lamongan terkenal sebagai tim pencetak pemain bintang. Menghambur-hamburkan uang di bursa transfer bukan jatidiri Laskar Joko Tingkir.

Meski begitu, perbedaan begitu terasa di musim ini. Biasanya, Persela mampu menghadirkan pemain yang pergi dengan pengganti yang sepadan. Untuk tahun ini, sepertinya kondisi itu tidak berlaku.

Saat Persela kehilangan Dwi Kuswanto, Arif Satriya, Kei Hirose, Hambali Tolib, dan Alex Goncalves, manajemen gagal mendatangkan pengganti yang setara. Padahal, keempatnya adalah pilar yang mengeluarkan Laskar Joko Tingkir dari ancaman degradasi pada musim lalu.

Persela bahkan sempat membuat blunder di awal musim dengan mengontrak Jasmin Mecinovic dan Shunsuke Nakamura yang ujung-ujungnya diberhentikan saat Shopee Liga 1 baru berjalan dua pekan. Sebagai pengganti, manajemen memboyong Brian Ferreira dan Marquinhos.

Perlu dicatat, Brian adalah pemain buangan Madura United yang juga baru didatangkan pada tahun ini. Namun, pemain berdarah Irak tersebut terpaksa didepak sebelum kompetisi dimulai untuk memberikan tempat kepada Bruno Matos.

Marquinhos bukan pemain asing mentereng di Liga Indonesia. Pada musim lalu, gelandang asal Brasil itu gagal mengangkat performa Perseru Badak Lampung FC sehingga turun kasta.

Jika Nilmaizar tidak pintar-pintar meracik komposisi tim yang ada, bukan tidak mungkin Persela akan kembali terseok-seok di papan bawah. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.