Sukses

Harga Emas Dunia Hari Ini Kembali Cetak Rekor Termahal di USD 3.450

Potensi harga emas dunia untuk menembus level USD 3.500 semakin terbuka lebar, namun investor disarankan untuk tetap menjaga manajemen risiko yang ketat mengingat volatilitas pasar yang tinggi.

Diperbarui 22 Apr 2025, 11:30 WIB Diterbitkan 22 Apr 2025, 11:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia memulai pekan ini dengan lonjakan tajam pada perdagangan hari Senin 21 April 2024 dengan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level USD 3.430 per troy ons sebelum terkoreksi ke kisaran USD 3.419. Lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar, menyusul komentar kontroversial dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menyerang The Fed.

Seprti diketahui, pada akhir pekan lalu Presiden Trump menyerang independensi Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) dengan menyebut Ketua The Fed, Jerome Powell, sebagai pecundang besar karena lambat dalam menurunkan suku bunga. Pernyataan trump ini menjadi pemicu utama meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (22/4/2025), harga emas sempat kembali menguat dan menyentuh level tertinggi baru di USD 3.450, mencerminkan respons pasar terhadap tekanan politik yang terus memanas di AS.

Permintaan bullion meningkat tajam seiring meningkatnya ketidakpercayaan pasar terhadap arah kebijakan moneter The Fed, yang dinilai terlalu berhati-hati dalam merespons tantangan ekonomi saat ini.

Analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, kombinasi candlestick yang terbentuk serta posisi indikator Moving Average menunjukkan tren bullish yang semakin solid pada harga emas dunia.

“Tekanan beli yang kuat masih mendominasi pasar. Jika tren ini berlanjut, maka proyeksi harga emas berpeluang menyentuh target psikologis berikutnya di level $3.500,” ujar Andy dalam keterangan tertulis, Selasa (22/4/2025).

Namun demikian, Andy juga mengingatkan adanya potensi koreksi teknikal jika harga gagal mempertahankan momentum bullish.

“Jika terjadi reversal, maka penurunan wajar berpotensi mengarah ke area support terdekat di USD 3.374,” tambahnya.

 

2 dari 3 halaman

Pelemahan Dolar AS

Selain tekanan politik, pelemahan dolar AS turut memperkuat posisi emas. Indeks Dolar AS jatuh ke posisi terendah tiga tahun di 97,92 akibat kekhawatiran pasar terhadap arah kebijakan moneter AS yang semakin tidak pasti.

Dalam pernyataan terbarunya, Ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui potensi skenario stagflasi dan menyatakan bahwa saat ini bank sentral berada dalam mode ‘tunggu dan lihat’.

Hal ini menciptakan ketidakpastian tambahan, memperkuat daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi dan gejolak ekonomi.

 

3 dari 3 halaman

Fundamental

Dari sisi fundamental, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun ke level 4,373% tidak cukup kuat untuk menghambat laju bullish emas. Bahkan, imbal hasil riil AS juga ikut naik, namun investor tetap memilih emas di tengah ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter yang tinggi.

Data dari pasar uang menunjukkan bahwa pelaku pasar kini memperkirakan pemotongan suku bunga The Fed hingga 94,5 basis poin sampai akhir 2025, dengan kemungkinan penurunan pertama terjadi pada bulan Juli mendatang.

Sepanjang minggu ini, fokus pasar akan tertuju pada sejumlah pidato pejabat The Fed, termasuk komentar dari Wakil Ketua Philip Jefferson dan Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker. Selain itu, data PMI S&P Global dan Pesanan Barang Tahan Lama akan menjadi indikator penting yang dapat memengaruhi arah pergerakan XAUUSD dalam jangka pendek.

Dengan faktor teknikal yang mengindikasikan potensi kenaikan dan ketidakpastian global yang mendorong permintaan terhadap emas, Andy menilai untuk prospek harga emas hari ini sangat positif.

Potensi untuk menembus level USD 3.500 semakin terbuka lebar, namun trader/investor disarankan untuk tetap menjaga manajemen risiko yang ketat mengingat volatilitas pasar yang tinggi.

EnamPlus