Sukses

PGN Bangun Jaringan Gas untuk 6.000 Rumah Tangga di Semarang dan Yogyakarta

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berkomitmen untuk pembangunan jaringan gas (jargas) lebih dari 6 ribu sambungan rumah tangga (SRT) di wilayah Semarang dan D.I Yogyakarta.

Liputan6.com, Jakarta PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berkomitmen untuk pembangunan jaringan gas (jargas) lebih dari 6 ribu sambungan rumah tangga (SRT) di wilayah Semarang dan D.I Yogyakarta. Subholding Gas Pertamina tersebut melibatkan sejumlah pihak sebagai pelaksana pembangunan jargas salah satunya adalah PT Kian Santang Muliatama (KSM).

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Harry Budi Sidharta mengatakan, pembangunan jargas di Semarang dan Yogyakarta merupakan bagian dari target untuk rumah tangga atau bisa disebut dengan GasKita sebanyak 117.000 sambungan rumah tangga (SRT) pada tahun 2024 dan 200 ribu SRT pada tahun 2025 di berbagai daerah. Kedua wilayah tersebut termasuk dalam wilayah Sales and Operation Region III PGN (SOR III) dengan jumlah pelanggan rumah tangga sebanyak 204.188.

“Jargas merupakan masa depan penggunaan energi dalam negeri, karena potensi pasarnya besar. Kami memerlukan partner untuk mengejar realisasi pemanfaatan jargas di dapur masyarakat. Kami harapkan, kerja sama ini dapat berkontribusi upaya memenuhi target pembangunan jargas,” kata Harry, Jumat (13/9/2024).

Harry melanjutkan, KSM diharapkan dapat menjalankan pekerjaan dengan baik sesuai dengan kaidah keamanan, keselamatan dan estetika.

Peningkatan pemanfaatan dan kemudahan akses gas bumi kepada masyarakat melalui jargas juga sangat diharapkan oleh pemerintah. Peningkatan jargas akan berkontribusi terhadap bauran energi nasional, sehingga masyarakat memiliki pilihan energi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Di sisi lain, pemakaian jargas yang semakin meningkat dapat membantu mengurangi subsidi dan impor LPG," tambahnya.

Penggunaan Produk Dalam Negeri

Direktur Utama KSM Edy Nurhamid Amin menuturkan, KSM juga senantiasa mendukung untuk pemanfaatan dan penggunaan produk dalam negeri. Tak terkecuali dalam project jargas ini, KSM akan menggunakan produk dalam negeri.

Hal ini menjadi bagian dari visi dan misi dalam mendorong tumbuhnya produk-produk dalam negeri yang ditujukan untuk pemakaian di industri migas, khususnya jaringan gas rumah tangga.

“Menjadi kehormatan dan motivasi bagi kami untuk menjalankan pekerjaan ini dengan penuh dedikasi dan komitmen. Bagi kami, kerja sama ini sangat strategis karena seperti yang kita ketahui bahwa city gas atau jargas sebagai Proyek Strategis Nasional, dimana pemerintah menganggap jargas sebagai program yang dinantikan masyarakat banyak,”

2 dari 4 halaman

Industri Indonesia Bertransformasi, 115 BBTUD Gas Bumi Bakal Terserap

Sebelumnya, Industri Indonesia akan bertransformasi ke arah pusat jasa manufaktur maju. Rencana ini akan didukung dengan ketersediaan pasokan gas bumi dengan potensi kebutuhan kurang lebih 115 BBTUD mulai tahun 2027 untuk menunjang kegiatan produksi.

Direktur Perwilayahan Industri, menyampaikan bahwa pertumbuhan industri pengolahan non migas mencapai 4.64 persen pada TW I 2024, yang berkontribusi 72,39 persen pada nilai eksport nasional.

“Kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas terhadap PDB Nasional mencapai 17.47 persen, dan terus bertumbuh hal ini terlihat dari besarnya investasi yang mencapai 155.5 triluun atau sebesar 38.73 perdeb dari total investasi Indonesia pada TW I 2024. Sektor Industri Nonmigas juga berperan besar pada penyerapan tenaga kerja, terhitung sebanyak 19.29 juta orang pada Agustus 2023 atau naik 181 ribu orang dibanding Agustus 2022” kata Dewi, Minggu (1/9/2024).

Dalam pembangunan sektor industri jangka Panjang, Kemenperin menyiapkan roadmap 2025 - 2045, dimana mulai tahun 2025 berfokus pada penguatan struktur serta ekosistem hilirisasi industri dan selanjutnya pada tahun 2030-2034 dilakukan pemfokusan pada industri yang berbasis sumber daya yang medium-high tech sehingga terjadi peningkatan kompleksitas produk Industri.

Kedepan, Indonesia diproyeksikan menjadi pusat dari Global Value Chain serta menjadi pusat jasa manufaktur maju di Tingkat Regional pada 2040 – 2045.

Untuk mendukung roadmap tersebut, Kemenperin telah menerbitkan visi dan misi pembangunan industri nasional serta penerbitan regulasi turunan yaitu PP No 20 Tahun 2024 tentang Perwilayahan Industri.

Sebagai badan usaha negara yang bertugas dalam pengelolaan gas, PGN telah menyiapkan rencana untuk pemenuhan gas industri.

 

3 dari 4 halaman

Pasokan Gas Bumi

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengatakan, PGN Subholding Gas Pertamina fokus untuk peningkatan optimalisasi dan pengembangan infrastruktur melalui penjajakan bersama dengan Kawasan Industri (KI) yang belum memiliki akses terhadap pasokan gas bumi.

Fokus PGN tersebut selaras dengan regulasi yang diterbitkan Kemenperin. Dari pemetaan antara Kemenperin dengan PGN, KI yang dapat menjadi prioritas jangka pendek dalam pengembangan infrastruktur gas bumi. Terdapat 14 KI dari 50 KI yang menjadi prioritas pengembangan infrastruktur gas bumi dengan mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur gas bumi milik PGN, serta status KI tersebut sebagai Proyek Strategis Nasional.

Adapun KI tersebut adalah KI Panbil Tembesi, Bintan Industrial Estate, Kalimantan Industrial Park Indonesia, Indonesia Pomalaa Industrial Park, KI Makasar, KI Buli, KI Pulau Obi, KI Teluk Weda, KI Jorong, Indonesia Morowali Industrial Park, KI Konawe dan KI Motui.

 

4 dari 4 halaman

Kebutuhan Gas

Selanjutnya PGN menindaklanjuti dengan melakukan Joint Planning, Site Survey, Kajian Tekno-Ekonomi, dan Peningkatan Maturitas Investasi atas seluruh KI yang telah diprioritasikan, dan pada kesempatan yang sama, PGN telah menandatangani Heads of Agreement (HOA) dengan sejumlah KI perihal pengembangan gas bumi dengan potensi kebutuhan volume gas bumi kurang lebih 115 BBTUD mulai tahun 2027.

“Kami berkomitmen untuk memperluas akses gas bumi dengan menyasar kawasan industri, didorong oleh adanya peluang sinergi terkait infrastruktur yang bisa dikembangkan khususnya di Indonesia Tengah dan Timur. PGN memiliki konsep integrasi infrastruktur pipeline dan beyond pipeline,” tutur Rosa.

Rosa melanjutkan selain untuk kebutuhan gas terpenuhi, perencanaan bersama Kemenperin diharapkan dapat menstimulasi pemanfaatan gas bumi domestik dan menciptakan multiplier effect. PGN sebagai badan usaha di sektor hilir gas bumi siap menjadi garda depan dalam rangka mewujudkan cita-cita tersebut.

“Komitmen dan fokus PGN untuk menyediakan aksesiblitas gas bumi di KI juga ditujukan untuk mendukung pemerintah dalam mengembangkan KI yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Konsep integrasi infrastuktur gas bumi dapat menjadi satu kesatuan bersama penyediaan infrastruktur lainnya untuk mempercepat pembangunan PSN,” tutup Rosa.