Sukses

BTN Syariah Bakal Merger dengan Muamalat, OJK Beri Lampu Hijau

OJK menyebutkan, penggabungan atau merger BTN Syariah dan Bank Muamalat menjadi penting guna mengembangkan industri keuangan syariah di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan sinyal lampu hijau terkait penggabungan atau merger BTN Syariah dan Bank Muamalat.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan, penggabungan tersebut menjadi penting guna mengembangkan industri keuangan syariah di Indonesia.

"Kita mengharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama harus ada 2-3 bank syariah yang paling tidak beraset mendekati BSI, kalau memungkinkan melampaui," kata Dian dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Tahunan (PTIJK) 2024, di Jakarta,  Selasa (20/2/2024).

Sejalan dengan hal itu, sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan merger kedua bank tersebut bisa rampung sebelum Oktober 2024.

Diketahui, Oktober adalah waktu peralihan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Kepala Negara baru yang terpilih dalam kontestasi Pemilu 2024. Erick menyebut buka peluang prosesnya dilakukan sejak Maret 2024, bulan depan.

Melalui penggabungan ini, Erick membidik Bank Muamalat bisa menjadi bank terbesar ke 16 di Indonesia. Dengan demikian, bisa ikut bersaing dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang sudah menempati posisi bank terbesar ke 5.

Selain itu, merger ini tak lain untuk memperkuat pembangunan ekonomi syariah di Indonesia. Harapannya, merger ini bisa ikut mengikuti kesuksesan BSI yang lebih dulu lahir dari merger bank syariah pelat merah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Nasib Merger Bank Muamalat dan BTN Syariah Ada di Tangan Pemegang Saham

Sebelumnya diberitakan, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan negosiasi merger BTN Syariah dan Bank Muamalat ada di tangan BTN dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Kementerian BUMN disebut tak terlibat langsung negosiasi itu.

Diketahui, BTN merupakan pemilik unit usaha syariah (UUS) yang biasa disebut BTN Syariah. Sementara itu, BPKH menjadi pemilik atau pemegang saham di Bank Muamalat. Maka, ketentuan merger atau tidak, dirundingkan secara business to business (B2B) oleh keduanya.

"Ya, kami sebenarnya kan sebagai pemegang saham BTN tidak langsung terlibat ya dalam proses negosiasi B2B. Jadi, kami memberikan lampu hijau saja pada BTN untuk bernegosiasi dengan BPKH," ujar Tiko, sapaan akrabnya, di Ancol, Jakarta Utara, dikutip Selasa (20/2/2024).

"Ya, jadi, tapi mengenai nanti kesepakatan antara BPKH dengan BTN, kami persilahkan secara B2B saja," imbuhnya.

Meski tak terlibat langsung, Tiko mengatakan pihaknya ikut memberikan masukan dalam prosesnya. Kalaupun langkah merger disepakati, Tiko menegaskan porsi pembiayaan ke UMKM tidak akan berkurang.

"Tapi kami memberikan masukan, apabila nanti memang akhirnya terjadi transaksi ini, tentunya kita (meminta) UMKM tetap menjadi fokus utama," tegas dia.

Kapasitas Bank Makin Besar

Dia menuturkan, dengan bergabungnya Bank Muamalat dan BTN Syariah, makan akan memperbesar kualitas bank syariah tersebut. Alhasil, cakupannya bisa semakin luas.

"Jadi, justru dengan bergabung, seandainya jadi bergabung, justru BTN ini kan jaringannya luas. Sehingga jangkauan kita untuk masuk ke UMKM, termasuk juga untuk memberikan KPR syariah bisa makin luas," kata dia.

"Jadi, tergantung nanti B2B-nya antara BTN dengan Muamalat dengan BPKH, kami serahkan saja. Tapi kami yakin bahwa kalau ada sinergi, tentunya sinerginya makin luas dan makin manfaat untuk masyarakat luas," pungkas Kartika Wirjoatmodjo.

 

 

3 dari 4 halaman

Bantah Tak Perhatikan UMKM

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menegaskan merger Bank Muamalat dan BTN Syariah tak mengganggu pembiayaan ke UMKM. Bahkan, hasil merger kedua bank itu akan meningkatkan kualitas dan cakupan pasar nantinya.

Diketahui, Pengamat Sosial Ekonomi dan Keagamaan sekaligus Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas tegas menolak rencana merger Bank Muamalat-BTN Syariah. Kekhawatirannya adalah menurunnya porsi pembiayaan terhadap UMKM.

Arya menegaskan, porsi pembiayaan ke UMKM itu tak akan terlupakan. Dia juga menyebut proses merger akan turut dibahas bersama MUI.

"Ya pastilah (tetap disalurkan ke UMKM), kan itu, ini nanti pasti kita akan bicarakan ke MUI semua, proses-proses ini," kata Arya, ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (19/2/2024).

Dia menegaskan, setelah merger keduanya rampung, itu akan menjadikan bank syariah tersebut semakin besar. Dengan begitu, akan ada keuntungan yang lebih baik bagi bank tersebut.

"Nanti malah makin bagus kan Bank Muamalat, sudah terbukti sekarang, dulu Bank Muamalat kecil-kecil," kata dia.

4 dari 4 halaman

Mengulang Kesuksesan BSI

Arya menyebut, usai merger, Bank Muamalat dan BTN Syariah diharapkan mampu mengulang kesuksesan dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Misalnya terhadap upaya menguatkan ekosistem ekonomi syariah di Tanah Air.

"Nanti kita harapkan yang ini juga begitu. seneng juga kita punya bank syariah yang kuat ada dua gitukan, bagus banget untuk pengembangan ekonomi syariah. Jadi inilah, udah kita buktikan buktikan kok di BSI dan semua bagus, hasilnya bagus. Kenapa enggak kita bikin lebih baik lagi yang lain?," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini