Sukses

El Nino Jadi Ancaman Serius Ekonomi, Berdampak Dongkrak Inflasi di Indonesia

Pemerintah prediksi El Nino akan terjadi pada Agustus 2023. Adapun El Nino juga menjadi ancaman seritus terhadap ekonomi karena berpotensi sebabkan kekeringan dan inflasi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) dan pemerintah daerah bersiap sejak dini untuk hadapi dampak El Nino.

Melalui unggahan di Instagram resminya @luhut.pandjaitan, Menko Luhut menyampaikan Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia menyatakan, fenomena La Nina yang telah terjadi selama tiga tahun berturut-turut dan membawa cuaca lebih basah akhirnya telah berakhir. Hal ini akibatkan El Nino akan membawa suhu menjadi tinggi sehingga membuat cuaca menajdi lebih kering.

Berdasarkan data yang didapatkan, suhu laut juga telah mencapai rekor tertinggi setelah terakhir terjadi pada 2016. Luhut menuturkan, belum lagi gelombang panas yang mendorong rekor suhu tertinggi di Asia akhir-akhir ini.

"Dari pemodelan cuaca yang kami dapatkan El Nino diprediksi akan terjadi pada Agustus 2023 meski ketidakpastian tingkat keparahan El Nino masih sangat tinggi,” ujar dia.

El Nino Ancaman Serius Ekonomi

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga menilai El Nino perlu diwaspadai karena jadi ancaman serius ke ekonomi. Ia mengatakan, El Nino bisa berdampak signifikan terhadap stok pangan di dalam negeri dan menyebabkan kenaikan inflasi.

Pada 2015, fenomena El Nino menyebabkan inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) mencapai 4,84 persen year on year (YoY). Sementara pada Januari 2016, inflasi harga pangan bergejolak menembus 6,77 persen YoY. Bhina menuturkan, padahal Januari biasanya inflasi cenderung rendah, tapi El Nino menyebabkan anomali pada awal 2016.

“Dengan kondisi inflasi pada 2023 diperkirakan berkisar 4,5 persen-5 persen, kondisi El Nino bisa memperburuk ekspektasi inflasi. Kekeringan ekstrem harus mulai di mitigasi terutama di kantong penghasil pangan utama,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Jumat (28/4/2023).

Prediksi Inflasi

Bhima prediksi, inflasi dapat mencapai 5-5,5 persen pada akhir 2023. Adapun Bank Indonesia targetkan inflasi 2023 3 persen plus minus satu persen.

Adapun Bhima menyarankan Badan Pangan harus segera bertindak. Hal ini tidak selalu dijalankan dengan menambah impor beras. “Beberapa daerah yang sedang panen rayah gabah mungkin prioritas diserap pemerintah dulu,” kata dia.

Ia menambahkan, khawatir efek turunan dari naiknya harga pangan dapat menciptakan berbagai dampak negatif mulai dari kenaikan jumlah rumah tangga miskin hingga pengangguran di sektor pertanian.

Pengaruhi Investasi di Sektor Perkebunan

Selain itu, Bhima mengatakan, risiko El Nino juga mempengaruhi keputusan penambahan investasi di sektor perkebunan dalam 2-3 tahun ke depan.

Pada 2021-2022, investasi di sektor perkebunan meningkat, menurut Bhina terutama bertepatan dengan lonjakan harga CPO di luar perkiraan di pasar ekspor. Harga CPO pada 28 April 2023 alami tekanan hingga merosot 48,8 persen Yoy. “Jadi faktor harga yang turun juga berkontribusi pada tertundanya investasi di sektor sawit,” ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Menko Luhut Ingatkan Dampak El Nino 2015 di Indonesia Akibatkan Kekeringan dan Inflasi

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau Kementerian/Lembaga terkait dan pemerintah (pemda) bersiap sejak dini untuk hadapi dampak El Nino, salah satunya inflasi. Hal ini agar kejadian dampak El Nino pada 2015 tidak kembali terulang.

Luhut menyampaikan setelah mendapatkan banyak pertanyaan dan merasakan langsung suhu di beberapa daerah terasa begitu tinggi, Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia mengatakan, fenomena La Nina yang telah terjadi selama tiga tahun berturut-turut dan membawa cuaca lebih basah akhirnya telah berakhir. Luhut menuturkan, sebagai gantinya El Nino akan membawa suhu menjadi tinggi sehingga membuat cuaca menjadi lebih kering.

Melalui unggahan di Instagram resminya @luhut.pandjaita, ia menulis belajar dari pengalaman 2015 yang terjadi di Indonesia, El Nino berpotensi menyebabkan dampak kekeringan yang luas dan kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah. Luhut menilai, hal ini tentu berkorelasi terhadap turunnya produksi pertanian dan pertambangan berdasarkan data IMF.

 

3 dari 5 halaman

Dampak terhadap Inflasi

“Belum lagi dampak luas terhadap inflasi Indonesia dikarenakan besarnya kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan. Hal ini terjadi karena diperkirakan 41 persen padi mengalami kekeringan ekstrim di tahun tersebut,” tulis dia.

Ia menambahkan, data World Food Programme bahkan menyebut tiga dari lima rumah tangga harus mengurangi pengeluaran untuk makanan akibat kekeringan.

“Untuk itu, kami akan bersiap dalam kondisi yang paling ekstrem sekalipun. Saya meminta seluruh K/L terkait juga pemerintah daerah untuk mulai bersiap sejak dini, memperhitungkan segala langkah yang mesti ditempuh agar pengalaman buruk delapan tahun lalu tidak terulang kembali,” ujar dia.

Pemerintah pun menyiapkan sejumlah langkah untuk hadapi El Nino. Luhut juga mengingatkan untuk tetap waspada dan saling menjaga. “Setidak sejak saat ini kami menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino. Mari kita semua tetap waspada dan saling menjaga di masa-masa sulit seperti ini sehingga kerugian yang terjadi akibat peralihan cuaca bisa kita reduksi bersama demi kemaslahatan masyarakat Indonesia seluruhnya,” kata dia.

4 dari 5 halaman

El Nino Potensi Intai Jatim, Khofifah Ajak Warga Gotong Royong, Bentuk Desa Tangguh

Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan wilayah Indonesia dimungkinkan terjadi El Nino kering dengan intensitas rendah setelah tahun ini menghadapi pasca Lalina basah. Untuk itu harus diwaspadai.

Kekeringan akibat El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

“Potensi El Nino yang akan melanda Indonesia perlu kita waspadai bersama. Selain memicu kekeringan, minimnya curah hujan yang terjadi juga akan meningkatkan jumlah titik api, sehingga rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” katanya, dilansir dari Antara, Kamis (27/4/2023).

Pengalaman dampak El Nino di tahun 2015 di antaranya mengguncang sektor ekonomi karena mengakibatkan kekeringan tanaman padi seluas 597 ribu hektare di wilayah Indonesia

Khofifah berharap dampak El Nino ke depan dapat diantisipasi bersama-sama secara komprehensif. Salah satunya dengan membentuk desa tangguh. Terdapat sebanyak 7.724 desa yang tersebar di 38 kabupaten/ kota wilayah Jatim.

Khofifah menekankan pentingnya gotong royong seluruh elemen strategis dalam mewujudkan desa tangguh untuk menekan risiko bencana.

"Ketangguhan itu akan membentuk resiliensi. Tentu perlu sosialisasi, edukasi dan pelatihan secara masif berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana," ujarnya.

Sementara itu, setiap 26 April diperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional dengan tema "Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana".

Selaras dengan tema tersebut, Khofifah mengungkapkan ketangguhan berkaitan kesiapsiagaan menghadapi bencana perlu dibangun dari lini yang paling bawah.

"Seluruh elemen masyarakat hingga lini terbawah semua harus siap untuk mewujudkan bangsa yang tangguh bencana. Tentu sosialisasi, edukasi dan pelatihan tidak cukup disampaikan sekali lalu selesai. Ini adalah bekal bagi kita semua untuk mengantisipasi jika terjadi bencana," katanya.

5 dari 5 halaman

Sosialisasi kepada Masyarakat

Untuk itu Khofifah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masing-masing kabupaten/kota wilayah Jatim agar memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat di titik-titik yang berpotensi rawan bencana.

Kegiatan sosialisasi, edukasi dan pelatihan harus dilakukan sesering mungkin, terlebih Jatim merupakan wilayah ring of fire.

'Kalau kegiatan ini rutin, ketika bencana datang kita akan lebih siap dan sigap dalam bertindak," ujarnya.

Lebih lanjut Khofifah berharap budaya tangguh bencana tertanam di masyarakat.

"Ini akan berdampak pada pengurangan resiko bencana. Sehingga mewujudkan budaya tangguh bencana di masyarakat menjadi penting," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.