Sukses

Jelang Tahun Baru 2023, Rupiah Diramal Stabil

Nilai tukar rupiah diprediksi bergerak stabil jelang tahun baru 2023

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah diprediksi bergerak stabil jelang tahun baru 2023. Kurs rupiah pagi ini menguat 16 poin atau 0,1 persen ke posisi 15.642 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.658 per dolar AS.

"Kami memperkirakan rupiah akan bergerak stabil hari ini di rentang 15.650-15.750 per dolar AS," kata Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

Lionel menyampaikan pasar global mengalami rebound yang kuat kemarin malam bersamaan dengan rilis data klaim pengangguran awal (initial jobless claims) Amerika Serikat (AS) yang naik menjadi 225 ribu klaim, sesuai konsensus untuk minggu yang berakhir tanggal 24 Desember dari 216 ribu pada minggu sebelumnya.

Data continuing jobless claims juga meningkat melebihi ekspektasi menjadi 1,71 juta klaim untuk minggu yang berakhir 17 Desember dari 1,67 juta klaim pada minggu sebelumnya.

Indeks Nasdaq naik 2,6 persen yang selanjutnya diikuti oleh Indeks S&P 500 meningkat 1,7 persen dan Indeks Dow Jones menguat 1 persen. Sementara itu indeks-indeks saham di Eropa naik satu persen.

Aksi beli juga terjadi di pasar obligasi negara maju yang tercermin dari turunnya imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun menjadi 3,81 persen.

Sedangkan indeks komoditas S&P dan Goldman Sachs turun 0,4 persen akibat turunnya harga minyak mentah Brent dan WTI.

Pada Kamis (29/12) lalu nilai tukar rupiah menguat 61 poin atau 0,39 persen ke posisi 15.658 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.719 per dolar AS.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BI Yakin Rupiah Tak Bakal Tumbang Lagi di 2023

Bank Indonesia (BI) yakin rupiah akan perkasa di 2022. Keyakinan BI ini didasari atas masuknya investasi asing ke Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah akan menguat karena ketidakpastian global menurun setelah bank sentral Amerika Serikat berhenti menaikkan suku bunga acuan pada kuartal I 2023.

"Capital account akan masuk, begitu pula PMA (Penanaman Modal Asing) dan portofolio investasi. Sehingga kami perkirakan nilai tukar rupiah ke depan akan cenderung menguat ke arah fundamental," kata Perry dikutip dari Antara, Rabu (21/12/2022). 

Nilai tukar rupiah pada 2022 mengalami pelemahan karena dolar AS menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia dan The Fed menaikkan suku bunga secara agresif.

BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berkisar pada 4,5 sampai 5,3 persen dan inflasi akan kembali ke bawah 4 persen atau hanya sekitar 3 persen secara tahunan di 2023.

"Tahun depan, begitu ketidakpastian ekonomi global mereda berbagai faktor akan menguat kembali ke fundamental. Kredit juga akan terus kami dorong hingga tumbuh 11 sampai 12 persen sampai tahun berikutnya," ucapnya.

Untuk itu, Bank Indonesia mengatakan akan terus membuat kebijakan moneter yang mendukung stabilitas sistem keuangan dan melanjutkan sinergi dengan pemerintah untuk menjaga inflasi inti di bawah 4 persen, antara lain melalui insentif untuk sektor pangan.

"Jadi kami tidak harus merespons dengan menaikkan suku bunga acuan secara berlebihan dan agresif seperti Amerika Serikat dan negara lain. Kami pastikan inflasi inti bisa kembali ke bawah 4 persen di semester I 2023," ucapnya.

Bank Indonesia juga akan melanjutkan digitalisasi sistem pembayaran dengan merchant pengguna QR Indonesian Standard (QRIS) yang diharapkan mencapai 45 juta pada 2023 dan 80 persen di antaranya merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Untuk Keketuaan ASEAN 2023, QRIS payment akan diperluas untuk dapat digunakan oleh ASEAN five sehingga cross border connectivity terbangun," katanya.

3 dari 3 halaman

Tegas! Rupiah Digital Tak Akan Gantikan Uang Fisik

Belakangan topik kehadiran rupiah digital hangat menjadi perbincangan. Ini setelah Bank Indonesia (BI) menerbitkan lembar putih (White Paper) desain Rupiah Digital dalam Pertemuan Tahunan BI pada 30 November lalu.

Ternyata banyak publik yang masih bertanya apakah penerbitan Rupiah Digital di masa depan akan menggantikan uang fisik (kartal)?

Melalui Postingan resmi akun instagram Bank Indonesia bahwa uang fisik tidak akan digantikan uang digital, Pada Senin (12/12/2022).

Uang Digital prinsipnya adalah uang dengan pembayaran seperti biasanya. Hanya saja perbedaanya bentuknya seperti uang digital.

3 jenis bentuk uang dan apa yang membedakan?

Bank Indonesia mengeluarkan 3 jenis bentuk uang dalam pembayaran yang sah yaitu : Uang Fisik (Kartal), Uang berbasis Rekening, Uang berbasis digital.

Dalam keterangan melalui akun instagram Bank Indonesia ada 3 jenis bentuk uang yang dikeluarkan tersebut.

Sebagai bukti pembayaran yang sah ketiganya punya fungsi yang sama yaitu bisa digunakan untuk alat tukar (Medium of Change), satuan hitung (Unit of Account), dan alat penyimpanan nilai (Store of Value).

Dalam penggunaan uang berbasis digital ini Bank Indonesia memudahkan penggunaan transaksi melalui dunia metaverse.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.