Sukses

Harga Minyak Turun USD 1 per Barel Usai Pengetatan Stok AS

Harga minyak mentah berjangka Brent di level USD 80,98 per barel, turun persen USD 1,22 atau 1,5 persen.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun sekitar USD 1 per barel pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta) di tengah perdagangan yang bergejolak sebagai dampak dari pengetatan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Hal ini akibat badai musim dingin di Amerika Serikat yang tidak sebanding dengan kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve dan meningkatnya kasus COVID-19 di China akan mengurangi permintaan.

Dikutip dari CNBC, Jumat (23/12/2022), harga minyak mentah berjangka Brent di level USD 80,98 per barel, turun persen USD 1,22 atau 1,5 persen. 

Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap di USD 77,49, turun 80 sen atau 1 persen.

Kedua patokan harga minyak dunia ini telah naik USD 1 per barel di awal sesi.

Minyak turun usai mengalami kenaikan harian setelah rilis data ekonomi AS menunjukkan jumlah orang yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat kurang dari yang diharapkan minggu lalu dan ekonomi pulih lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada kuartal ketiga.

Data yang cerah meningkatkan kekhawatiran bahwa Fed lebih cenderung mengintensifkan kenaikan suku bunga dalam sebuah langkah yang dapat memperlambat ekonomi dan menghambat konsumsi bahan bakar.

“Itu mulai merusak momentum karena kekhawatiran The Fed akan kembali memangkas pasar lagi,” kata Phil Flynn, Seorang Analis di Price Futures Group di Chicago.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penerbangan

Pada saat yang sama, maskapai penerbangan membatalkan hampir 2.000 penerbangan AS yang dijadwalkan pada Kamis dan Jumat, mengganggu ribuan perjalanan liburan dan mengirimkan sinyal bearish untuk permintaan bahan bakar perjalanan.

Faktor lain yang juga membatasi harga minyak yaitu kenaikan kurs dolar AS dan penurunan ekuitas, bersama dengan kekhawatiran permintaan akibat lonjakan COVID-19 China.

China mungkin berjuang untuk mempertahankan jumlah infeksi COVID-19 yang akurat karena mengalami lonjakan besar dalam kasus di tengah kekhawatiran tentang kurangnya data dari negara tersebut.

Sebuah rumah sakit Shanghai mengatakan kepada stafnya untuk bersiap menghadapi “pertempuran tragis” dengan COVID-19 karena diperkirakan setengah dari 25 juta orang kota itu akan terinfeksi pada akhir minggu depan, karena virus menyebar ke seluruh China sebagian besar tidak terkendali.

 

3 dari 3 halaman

Sempat Melonjak

Kedua patokan harga minyak dunia ini melonjak pada hari Rabu setelah data pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun jauh lebih banyak dari yang diperkirakan analis, membukukan penurunan 5,89 juta barel untuk pekan yang berakhir 16 Desember.

Stok sulingan, yang meliputi minyak pemanas dan bahan bakar jet, juga turun, bertentangan dengan ekspektasi untuk peningkatan, dalam apa yang disebut analis PVM Stephen Brennock sebagai “laporan stok yang sangat mendukung harga dari EIA.”

Stok turun karena permintaan untuk minyak pemanas akan melonjak karena badai musim dingin yang kuat, dengan angin dingin di bawah nol diperkirakan sampai ke selatan Texas dan perkiraan terendah yang memecahkan rekor untuk Florida. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.