Sukses

Ekonomi Bergejolak, BRI Ajak Masyarakat untuk Disiplin Atur Keuangan dan Investasi

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus mendorong penguatan literasi keuangan melalui acara literasi yang rutin digelar.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus mendorong penguatan literasi keuangan di tengah kondisi ekonomi yang bergejolak. Penguatan tersebut dilakukan melalui acara literasi rutin, yakni Diskusi Taman BRI yang mengangkat tema "Personal Financial Management", Rabu (12/10/2022). Acara tersebut bertujuan untuk masyarakat dapat disiplin dalam mengatur personal financial management-nya.

Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Handayani mengungkapkan bahwa masyarakat perlu melakukan financial check up, di mana alokasi dana darurat kian diperhatikan. Instrumen likuid seperti tabungan yang menjadi dana darurat untuk 6-12 bulan, kini perlu diperpanjang 12-24 bulan ke depan.

Dengan memperpanjang dana darurat, masyarakat pun dapat memilih instrumen term deposit atau surat berharga negara.

“Karena itu (SBN) dijamin 100% yang bisa ada windows-nya di mana kita bisa menjual di secondary market dan itu likuid. Maka kita juga membahas mengenai ORI022,” ujar Handayani.

Bagi Handayani, berinvestasi pada instrumen ORI bisa dimulai dari nominal Rp1 juta. Dana darurat yang dimiliki bisa dialokasikan untuk membeli SBN yang tenornya memang dikategorikan menengah. ORI022 menjadi alternatif pilihan investasi yang dapat diandalkan.

Handayani juga mengimbau, agar masyarakat mengambil langkah bijak. Itu ditujukan agar tidak terburu-burur memilih instrumen investasi yang bersifat high risk high return yang tidak dijamin oleh negara karena memiliki risiko yang relatif tinggi.

“Maka pengelolaan keuangan menjadi penting, termasuk pemahaman tentang alokasinya. Saya sampaikan bahwa mengelola aset itu tidak perlu jadi kaya raya dulu, jadi yang perlu kita lakukan adalah memastikan ketika kita memiliki penghasilan dari gaji, disiplin melakukan alokasi,” terangnya.

Setelah rutin melakukan financial check up dan dana darurat sudah mencukupi, selanjutnya harus ditindaklanjuti dengan alokasi untuk perencanaan yang lebih panjang lagi. Untuk nasabah BRI, bahkan perseroan sudah memiliki instrumen yang mumpuni.

“BRI memiliki super Apps BRImo yang memungkinkan kita membuat keputusan untuk mengubah pola perencanaan keuangan. Mengalihkannya dari instrumen satu ke instrumen keuangan lainnya, misalnya dari tabungan ke instrumen lain, atau sebaliknya," jelas Handayani.

"Maka itu bisa dilakukan kapan saja melalui aplikasi Super Apps BRImo. Jadi dengan adanya BRImo ini semuanya menjadi lebih gampang,” imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Salah Satu Instrumen Investasi

Turut hadir pula dalam acara tersebut Kepala Sub-Direktorat Pengembangan dan Pendalaman Pasar Surat Utang Negara, Direktorat Surat Utang Negara, Kementerian Keuangan RI Chandra A. S. Wibowo dan Direktur Keuangan Bank Raya Indonesia yang juga menjabat Ketua Umum Perhimpunan Pedagang Surat Utang (Himdasun) Akhmad Fazri.

Dalam kesempatan tersebut, Chandra mengungkapkan bahwa berinvestasi harus legal dan logis. Oleh karena itu, pemerintah menerbitkan salah satu instrumen investasi bagi masyarakat, yaitu SBN Retail yang salah satunya adalah ORI022.

Instrumen investasi yang mudah diakses oleh masyarakat Indonesia tersebut telah dijamin oleh pemerintah. Dan juga pembayaran kupon maupun pokoknya dijamin oleh UU Surat Utang Negara (SUN), selain risiko gagal bayarnya sangat kecil. ORI022 juga memiliki karakteristik rate yang menguntungkan dan kompetitif dibandingkan dengan instrumen investasi sejenis.

“Ternyata dari penjualan SBN Retail sejauh ini komposisi investor generasi milenial cukup mendominasi sebesar 40%. Kami berharap tren ini terus berlanjut sehingga Indonesia bisa meraih kemandirian pembiayaan dalam pembangunan,” ujar Chandra.

Akhmad memaparkan bahwa pertumbuhan nasabah individual meningkat pesat, terutama pasca pandemi Covid-19. Berdasarkan data, investor individual di pasar modal mencapai 7,48 juta. Jumlah tersebut meningkat secara signifikan dalam dua tahun terakhir.

Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh kepemilikan nasabah investor individual di surat berharga semakin meningkat. Bahkan, hampir 60% nasabah capital market usianya di bawah 30 tahun. Walaupun secara nominal investasi relatif kecil, tetapi hal ini menunjukkan kesadaran generasi muda saat ini terhadap investasi semakin baik.

“Jadi, kebutuhan nasabah ini semakin tinggi seperti tadi yang disampaikan datanya, anak-anak muda itu sekarang sudah melek investasi, di capital market pertumbuhannya sudah luar biasa. Di surat berharga juga pertumbuhannya sangat signifikan," ungkap Akhmad.

"Tentunya BRI Group akan terus memanfaatkan kebutuhan-kebutuhan nasabah melalui layanan-layanan yang kita sediakan,” tutupnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini