Sukses

Cara BRINS Sambut Hari Mangrove Sedunia

Dalam rangka menyambut Hari Mangrove Sedunia yang jatuh pada 26 Juli, BRI Insurance (BRINS) mengadakan program Green Action dengan melakukan penanaman 1.000 bibit mangrove dan revitalisasi tempat usaha UMKM.

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka menyambut Hari Mangrove Sedunia yang jatuh pada 26 Juli, BRI Insurance (BRINS) mengadakan program Green Action dengan melakukan penanaman 1.000 bibit mangrove dan revitalisasi tempat usaha UMKM di wilayah Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Ari Fajar Septa, selaku Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Hutan DAS (Daerah Aliran Sungai) menyampaikan apresiasinya. Dia mendukung program yang fokus pelestarian lingkungan sekaligus mengangkat dan mendukung UMKM di sekitarnya.

"Aksi penanaman bibit mangrove ini berdampak dalam mengurangi dampak buruk pemanasan global dan usaha mencegah erosi tanah dan abrasi di pesisir pantai. Program penanaman mangrove sejalan dengan upaya Indonesia dalam gelaran G20 yang menjadikan rehabilitasi mangrove sebagai langkah pengendalian perubahan iklim," ujarnya, Selasa (26/7/2022).

Direktur Operasional BRINS Sony Harsono mengatakan, pihaknya berusaha untuk terus konsisten memaksimalkan inisiatif Environmental, Social and Governance (ESG) guna menjaga keseimbangan yang berkelanjutan.

"BRINS juga melakukan revitalisasi tempat usaha di kawasan tersebut yang bertujuan untuk mendukung perkembangan UMKM melalui renovasi tempat usaha mereka. Sehingga menjadi lebih nyaman dan memadai yang juga didukung dengan pemberian perlindungan asuransimikro kerusakan tempat usaha (KTU) secara gratis," paparnya.

Sony menuturkan, revitalisasi ini juga jadi salah satu aksi dalam membangun ekosistem berkelanjutan secara menyeluruh untuk berbagai pihak. Termasuk pelaku UMKM yang didorong untuk terus kompak menjaga lingkungan.

"Ini juga menjadi kesempatan BRINS melakukan literasi terhadap pelaku UMKM tentang pentingnya perlindungan untuk tempat usaha. Sehingga dapat menjalankan usaha dengan aman dan nyaman, karena sudah terlindungi dari berbagai risiko," tuturnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menyelamatkan Pesisir Palu dari Krisis Mangrove

Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), BPS Palu, para pelajar, dan sejumlah komunitas pencinta lingkungan, menggelar aksi menanam mangrove di Pantai Dupa, Kelurahan Tondo, Palu, Suteng, akhir pekan kemarin.

Sebanyak 500 bibit yang 100 di antaranya merupakan propagul atau buah mangrove yang telah berkecambah ditanam di Pesisir Palu tersebut.

"Kami berharap percepatan luasan mangrove di sini menjadi nyata dengan pelibatan banyak pihak," kata Peneliti Pusat Riset Pendidikan BRIN, Bagus Hary Prakoso di sela kegiatan penanaman mangrove.

Vegetasi mangrove di lokasi itu telah menjadi lokasi wisata edukasi dan penelitian. Sejak 2019 atau setelah tsunami 2018, lokasi itu menjadi pusat penanaman mangrove oleh berbagai komunitas pencinta lingkungan.

"Dulu sebelum tsunami Kota Palu punya kawasan mangrove, tapi setelah bencana itu habis. Padahal selain lebih efektif menyerap karbon dan penahan gelombang laut, mangrove juga menjaga ekosistem bahkan potensi ekonomi," kata Abizar Ghiffary, Co Founder Seangle.

Upaya menghijaukan kembali Pesisir Palu itu bukan tanpa tantangan. Sampah dan kayu gelondongan yang terbawa dari Sungai Palu kerap merusak mangrove muda. Karena itu komunitas mangrovers rutin memantau perkembangan tanaman itu dan membersihkan pantai setiap akhir pekan.

Aktivitas manusia juga disebut jadi ancaman. Walau sudah ada pos jaga sederhana dan papan peringatan, pemancing dan warga yang belum paham pentingnya mangrove di lokasi itu kerap sengaja maupun tidak, jadi biang tanaman itu gagal tumbuh.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Berharap Jadi Kawasan Konservasi

Mangrovers Palu menyebut konservasi mangrove di pesisir Palu bisa mejadi solusi melindungi lokasi itu dari abrasi dan bencana tsunami yang sewaktu-waktu bisa terjadi lagi.

"Kalau ini jadi kawasan konservasi, pengembangan, pengawasan, hingga pelibatan warga di lokasi ini bisa fokus dan maksimal," kata Muhammad Najib, anggota Mangrovers Palu.

Di lokasi itu sendiri saat ini telah ada 10.000 mangrove berbagai jenis yang berhasil ditumbuhkan oleh inisiatif sejumlah komunitas pencinta lingkungan di Kota Palu

Upaya itu juga sebagai upaya memulihkan ekosistem laut dan pesisir Palu yang rusak. Bahkan, Ekosistem mangrove di Palu disebut sedang kritis dibanding daerah lain di Sulawesi Tengah. Penyebabnya selain karena bencana, juga lantaran alih fungsi pesisir menjadi permukiman dan bangunan-bangunan lain.

"Sebaran mangrove di Sulawesi Tengah baik bervegetasi maupun tidak, seluas 46 juta hektare. Semua daerah punya, sementara Kota Palu tidak ada terutama setelah bencana," ujar Bau Toknok, Peneliti dan Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.