Sukses

Menhub: Pembangunan Infrastruktur Transportasi Sudah Geser dari Jawa Sentris Jadi Indonesia Sentris

Menhub Budi Karya Sumadi mencontohkan sejumlah proyek infrastruktur transportasi yang telah dilaksanakan oleh pemerintah di luar pulau Jawa, yakni program Transportasi Perintis, Tol Laut, Kapal Ternak.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan bahwa pemerintah sudah tidak lagi mengkonsenrtasikan pembangunan infrastruktur transportasi di Jawa. Pemerintah sudah melakukan pemerataan infrastruktur transportasi dari ujung timur sampai ujung barat. 

"Arah pembangunan infrastruktur transportasi sudah bergeser dari Jawa sentris menjadi Indonesia sentris untuk mengurangi disparitas harga," kata Budi Karya Sumadi saat menerima Gelar Kehormatan dari UGM di Yogyakarta, Senin (23/5/2022).

Selain itu, pemerataan pembangunan infrastruktur transportasi juga diperlukan untuk menciptakan keadilan sekaligus mendorong titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di masyarakat.

"Sehingga, manfaatnya dapat dirasakan oleh saudara kita yang di barat, di timur, di utara, di daerah yang tertinggal, terpencil, terdepan, dan mereka yang di perbatasan," ungkapnya.

Menhub Budi mencontohkan sejumlah proyek infrastruktur transportasi yang telah dilaksanakan oleh pemerintah di luar pulau Jawa, yakni program Transportasi Perintis, Tol Laut, Kapal Ternak. Lalu, program Pelayaran Rakyat hingga Program Jembatan Udara di wilayah Papua.

"Selain itu, di wilayah perkotaan kita memberikan service yang baik untuk mendukung transportasi di wilayah-wilayah aglomerasi," imbuh Budi Karya Sumadi.

Menhub berharap, pelaksanaan sejumlah program tersebut mampu mencapai target yang telah dicanangkan pemerintah. Khususnya untuk menekan disparitas harga pangan di seluruh Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menhub Budi Karya Raih Gelar Doktor Kehormatan dari UGM

Untuk diketahui, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendapatkan anugerah Gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada nomor 483/UN1.P/KPT/HUKOR/ 2022, tentang penganugerahan gelar doktor kehormatan Doktor honoris causa Universitas Gadjah Mada kepada Insinyur Budi Karya Sumadi.

Rektor UGM menimbang, mengingat, memutus dan menetapkan:

Kesatu, menganugerahkan gelar doktor kehormatan Doktor Honoris Causa kepada Insinyur Budi Karya Sumadi yang merupakan kelahiran Palembang Sumatera Selatan tanggal 18 Desember 1956, atas jasa yang luar biasa dalam pelaksanaan pembangunan transportasi nasional di seluruh Indonesia sehingga menjadi bagian dalam memajukan sistem transportasi dan perekonomian bangsa.

Kedua, keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 20 Mei 2022 oleh Rektor Prof. Ir. Panut Mulyono M. Eng., D. Eng., IPU.

“Saya menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada ketua sekaligus anggota senat Universitas, Rektor dan jajaran, dekan fakultas Teknik UGM, tim promotor yang telah memberikan saya kesempatan untuk menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka penganugerahan Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dari Universitas Gadjah Mada,” kata Budi Karya Sumadi, Senin (23/5/2022).

Lebih lanjut, Menhub menyampaikan terkait hubungan transportasi pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Meskipun di tahun 2022 ini, Indonesia masih dihadapkan pada ketidakpastian yang tinggi, selain pandemi covid-19 yang masih melanda dunia.

3 dari 4 halaman

Tantangan Indonesia

Indonesia juga menghadapi tantangan global yang lain seperti kebijakan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, juga kebijakan Tapering yang ada di Inggris dari Bank of England. Selain itu, konflik dari Rusia dan Ukraina mengancam perdamaian dunia dan juga stabilitas ekonomi serta permasalahan perubahan iklim.

Selanjutnya, Menhub menjelaskan, transportasi merupakan turunan permintaan ekonomi, dengan atau oleh sektor-sektor yang lain. Artinya patut bersyukur bahwa Indonesia sudah berhasil keluar dari resesi ekonomi.

“Indikator ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi kita sudah rebound. Ekonomi kita triwulan pertama 2022 mampu tumbuh 5,01 persen, ini lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara, seperti Tiongkok 4,8 persen, Singapura 3,2 persen, Korea 3,07 persen, Amerika Serikat 4,2 persen dan Jerman 4 persen,” kata Menhub.

Menurutnya, semua itu adalah negara maju yang selama ini Indonesia kagumi. Justru Indonesia berhasil melampaui kemampuan negara-negara itu, maka sudah seharusnya bangga.

“Pertumbuhan ini pun diproyeksikan akan trennya positif, kendati demikian kita tidak boleh lengah mengingat ketidakpastian Global masih tinggi. Presiden kita yang memiliki leadership yang baik selalu menginstruksikan kepada kami pembantu-pembantunya agar melakukan tindakan extraordinary, kita harus antisipatif, responsif, dan peka dalam merespon ketidakpastian,” ujarnya.

4 dari 4 halaman

Fungsi Pembangunan Transportasi

Menhub menegaskan, pembangunan infrastruktur transportasi masih menjadi fokus saat ini. Infrastruktur transportasi sangat penting dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan mengurangi disparitas pendapatan dan harga.

Membangun transportasi dengan infrastruktur bukan saja membangun bandara, Pelabuhan, stasiun, terminal, atau transportasi. Begitu pun bukan hanya mengadakan pesawat , kapal namun juga membangun keselamatan, sistem keamanan, dan sistem kelayakan, yang akhirnya menciptakan harapan dan peradaban baru.

“Berdasarkan penilaian Bank Dunia dan global economic tahun 2021, kualitas infrastruktur Indonesia secara konsisten baik dan positif sejak tahun 2014. Pembangunan infrastruktur harus memenuhi empat aspek, yakni berkeadilan, berkelanjutan, beragaman, dan kerakyatan dan itu sesuai dengan nilai-nilai UGM,”

Transportasi berkontribusi merajut keadilan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Arah pembangunan infrastruktur transportasi bergeser dari Java sentris menjadi Indonesia sentris.

“Sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh saudara kita yang di Barat, Timur, di utara dan di selatan, bagi mereka yang tertinggal mereka yang terpencil mereka yang di perbatasan. Beberapa upaya yang kami lakukan adalah dengan melakukan pembangunan transportasi perintis, program tol laut yang merupakan inisiasi bapak presiden, jembatan udara, serta perairan rakyat,” pungkasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.