Sukses

Rizal Ramli: Pejabat Paling Doyan Impor Kedelai, Dapat Komisi dari Mafia

Rizal Ramli menilai biasanya pejabat-pejabat terkait mendapatkan komisi dari impor kedelai.

Liputan6.com, Jakarta Ekonom Senior Rizal Ramli, membeberkan alasan Pemerintah tak kunjung lakukan swasembada kedelai. Dia menilai biasanya pejabat-pejabat terkait mendapatkan komisi dari impor kedelai.

“Kalau solusinya selalu impor-impor pejabat paling doyan karena ada feedbacknya, ada komisi dari mafia-mafia impor. Kita gak akan swasembada,” kata Rizal Ramli dilansir dari channel Youtube pribadinya, Minggu (6/3/2022).

Padahal seharusnya Pemerintah fokus terhadap kebijakan untuk meningkatkan produktivitas petani dalam komoditi baik itu jagung, tebu atau bahkan kedelai.

Dia menilai tanggung jawab mengintegrasikan kebijakan perdagangan dan impor dengan kebijakan produksi departemen pertanian, adalah tugas Menteri Koordinator Perekonomian.

“Cuman Menko Perekonomiannya sibuk kampanye kiri-kanan, justru tanggung jawabnya tidak dikerjakan. Tugasnya koordinasi untuk merumuskan kebijakan yang tujuannya untuk meningkatkan produksi kedelai atau menghadapi musiman cuaca itukan tugasnya Menko Koordinator. ini tidak terjadi sudah 3 bulan, tidak lucu masalah ini tidak beres-beres,” ungkapnya.

Disamping itu, dia juga mengkritik selama Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ada rencana swasembada kedelai.

“Nah ini udah lama terjadi dan sayangnya sejak pemerintahan Jokowi tidak ada rencana untuk Swasembada kedelai,” ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bisa Ditanam di Mana Saja

Menurutnya, kedelai itu beda dengan bawang putih bawang putih yang hanya bisa ditanam di lokasi tertentu misalnya di Brebes. Tapi, kedelai itu bisa ditanam dimana saja sama halnya seperti jagung.

Disisi lain yang menyebabkan komoditas kedelai selalu bermasalah, yaitu tidak ada insentif untuk petani lokal, sehingga mereka malas untuk menanam karena keuntungannya sangat kecil. Maka ketika ada masalah kekurangan bahan kedelai, justru solusinya paling gampang melakukan impor.

“Sehingga mereka buntung tanam kedelai justru solusinya impor, ada masalah impor. Kalau itu sih nggak perlu pemerintah yang canggih itu mah pedagang aja suruh kerjain. Sayangnya policy untuk memperbesar supply baik kedelai dan lain-lain itu nyaris nggak ada,” pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.