Sukses

Pertamina Setor Rp 126,7 Triliun ke Negara di 2020

PT Pertamina tercatat menyetor penerimaan negara sebesar Rp 126,7 triliun di tahun 2020.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina tercatat menyetor penerimaan negara sebesar Rp 126,7 triliun di tahun 2020. Jumlah tersebut meliputi setoran pajak sebesar Rp 92,7 triliun, dividen Rp 8,5 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 25,5 triliun.

Pjs. Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, tahun 2020 telah berlalu dengan hantaman pandemi Covid-19, namun Pertamina masih mampu mencatatkan kinerja positif sehingga bisa terus berkontribusi kepada negara,

"Jumlah tersebut merupakan kontribusi pembayaran pajak-pajak tahun 2020 dan dividen dari Pertamina Grup hasil laba tahun buku 2019 yang telah dibayarkan tahun 2020," ujar Fajriyah dalam keterangannya, Senin (14/6/2021).

Sepanjang tahun 2020, imbuh Fajriyah, Pertamina juga telah membayarkan dividen sebesar Rp 8,5 triliun atau 23,8 persen dari total laba bersih. Jumlah ini naik dibanding dividen yang dibayarkan sepanjang tahun 2019 sebesar Rp 8 triliun atau 22,1 persen dari laba bersih perseroan.

“Pertamina akan terus memberikan kontribusi yang nyata kepada keuangan Negara dan akan terus berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi Pertamina akan terus meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi dan program vaksinasi nasional yang diharapkan bisa mengendalikan pandemi Covid-19,” pungkas Fajriyah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dirut Pertamina: Standar Keamanan Kilang Cilacap Tinggi

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) memantau langsung penanganan insiden di area tangki penyimpanan di Kilang Cilacap sekaligus memberikan dukungan kepada jajaran Subholding Refinery & Petrochemical dalam penanganan insiden tersebut.

Saat ini, tim emergency Pertamina Kilang Cilacap tengah berupaya maksimal melakukan pemadaman api yang masih tersisa di bundwall dan pipa area salah satu tangki penyimpanan unfinish product Benzene di Kilang Cilacap, Jawa Tengah.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, menyampaikan satu titik api yang telah dipadamkan, namun muncul satu titik api lagi yang saat ini harus diselesaikan. Manajemen Subholding Refinery & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) diminta untuk segera melakukan langkah-langkah untuk mengisolir dan mengantisipasi agar titik api tidak melebar.

"Kami meminta kepada Tim Emergency untuk fokus segera  menyelesaikan titik kebakaran yang masih terjadi dan alhamdulillah tidak ada korban. Standar safety yang diterapkan Kilang Cilacap betul betul aman, tinggal masalah waktu dan bagaimana penanganan agar lebih ofensif dan proses pendinginan terus dilakukan," jelas Nicke, Sabtu (12/6/2021).

Selanjutnya, atas insiden ini Nicke menekankan dua hal. Pertama, operasional kilang tidak terganggu dan masih berjalan seperti biasa. Kedua, pelayanan kepada masyarakat dan customer tetap terlaksana dengan baik. 

"Komitmen kami dalam penyediaan BBM dan LPG kepada masyarakat tidak akan  terganggu, serta komitmen kepada customer khusus benzene semua sudah  terpenuhi. Tidak ada isu supply pelanggan terganggu. Kami punya back up dari TPPI. Benzene untuk customer industri tidak ada kendala," tegasnya.

Apresiasi dan terima kasih juga disampaikan Nicke kepada seluruh stakeholder atas dukungannya kepada Pertamina dan jajaran Subholding Refinery & Petrochemical dalam menangani insiden ini. 

3 dari 3 halaman

Kilang Cilacap Sudah Beberapa Kali Kebakaran, Simak Catatannya

Kilang Cilacap, Jawa Tengah milik Pertamina kebakaran pada Jumat (11/6/2021) malam, pada tangkin yang berisi benzene. Sebelumnya fasilitas pengolahan minyak tersebut pun pernah mengalami peristiwa serupa.

Simak catatan Liputan6.com atas terbakarnya Kilang Cilacap:

Berdasarkan catatan Liputan6.com, Kilang Cilacap sempat mengalami kebakaran pada Oktober 2016, tepatnya pada tangki aspal yang sedang dalam perbaikan.

Rachmad Hardadi yang saat itu menjabat sebagai Direktur Pengolahan Pertamina mengungkapkan, tangki aspal yang terbakar tersebut sedang dalam perbaikan, ‎aspal telah dikosongkan dari tangki berukuran 1500 ton dengan tinggi 16 meter. Namun, karena ada percikan, membakar aspal sisa yang mengendap.

‎"Kapasitasnya 1500 tontinggi 16 meter sedang dalam perbaikan aspalnya sudah dikosongkan dalam tangki kan ada thermal heater ini sudah sebelumnya habis mungkin sisa aspalnya," terang Hardadi saat menjelaskan kebakaran yang terjadi di Kilang Cilacap.

Kebakaran pada area kilang Cilacap kembali terjadi pada tangki yang berisi benzene, pukul 19.45 (11/6/2021) dan penyebab kebakaran masih belum diketahui.

Saat terbakar, tangki di area bundwall hanya berisikan 1/3 produk Benzene atau sebanyak 1.100 barel dari kapasitas tanki 3 ribu barel. Benzene adalah produk kilang yang merupakan bahan dasar untuk petrochemical, tidak terkait dengan produk BBM atau LPG.

Kilang Cilacap juga masih dapat beroperasi normal saat terjadi kebakaran dan Pertamina memastikan pasokan BBM serta LPG tidak akan terganggu.

Kilang Cilacap merupakan satu dari 6 Kilang Pertamina, dan kapasitas pengolahan 270 ribu barel per hari. Kilang ini memiliki sekitar 200 tangki untuk menampung minyak mentah yang akan diolah, gas serta BBM hasil pengolahan minyak mentah. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Pertamina merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bertugas mengelola pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.

    Pertamina

  • BUMN adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara yang beroperasi di Indonesia.

    BUMN