Sukses

Sudah Divaksin Covid-19, Masyarakat Makin Pede Keluar Rumah

BPS menyebut semakin banyak masyarakat melakukan aktivitas diluar rumah sepanjang Maret 2021

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut semakin banyak masyarakat melakukan aktivitas diluar rumah sepanjang Maret 2021. Dengan demikian, mobilitas masyarakat di rumah terus menurun.

“Mobilitas penduduk di rumah mulai berkurang, artinya masyarakat sudah banyak yang mulai keluar rumah," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto di Jakarta, Kamis (1/4).

Setianto melanjutkan, salah satu alasan masyarakat mulai berani keluar rumah adalah program vaksinasi yang sudah dilakukan pemerintah sejak tiga bulan terakhir. Program vaksinasi ini kemudian menimbulkan tingkat kepercayaan diri.

“Mungkin karena makin banyak masyarakat yang sudah divaksin. Ini bisa menyebabkan keyakinan dan kenaikan tingkat kepercayaan diri,” jelasnya.

Adapun pola perubahan aktivitas ini sesuai data olahan BPS terlihat dari perubahan mobilitas penduduk secara bulanan. Misalnya di tempat perdagangan retail dan rekreasi, tempat belanja kebutuhan sehari-hari, taman, tempat transit, tempat kerja dan rumah.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apindo DKI: Vaksinasi Covid-19 Jadi Harapan Besar Dunia Usaha Kembali Bangkit

Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan lebih dari satu tahun, memukul hampir semua sektor usaha. Pada gilirannya, menimpa pekerja dan kemudian menjadi masalah pemerintah.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta menilai ini persoalan yang harus diselesaikan bersama-sama. Ketika kesehatan rakyat berhasil dipulihkan, maka roda perekonomian akan kembali berputar.

"Sehingga harus disyukuri bahwa vaksinasi Covid-19 sudah dimulai dengan relative cepat oleh pemerintah, dan seluruh lapisan rakyat wajib mendukung program vaksinasi agar segera tercipta herd-immunity atau kekebalan kelompok dinegara kita," dikutip dari keterangan resmi Rakerkonprov Apindo DKI Jakarta dengan mengambil tema “Peluang danTantangan Dunia Usaha Pasca Berlakunya UU Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020, dan Dimulainya Vaksinasi Covid-19, dikutip Kamis (1/4/2021).

Hal ini memberi harapan besar bagi dunia usaha untuk segera mempersiapkan diri untuk bangkit kembali.

"Harapan kami, kedua situasi tersebut di atas dapat disikapi dengan tepat oleh pengurus Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) dan Dewan Pengurus Kota (DPK) di 5 wilayah DKI Jakarta sehingga upaya kami membantu anggota dan dunia usaha DKI Jakarta bisa sesuai dengan kebutuhan," lanjut keterangan resmi tersebut.

Sementara adanya UU Cipta Kerja dibuat untuk meningkatkan kemampuan dunia usaha nasional menjadi lebih kompetitif serta dapat meningkatkan investasi.

Sehingga terbitnya UU tersebut beserta PP-nya merupakan peluang bagi dunia usaha di wilayah DKI bagi terciptanya iklim usaha yang kondusif serta meningkatkan kinerja dunia usaha DKI Jakarta menjadi lebih kompetitif dalampersaingan regional maupun internasional.

"Namun UU dan PP ini baru lahir beberapa bulan lalu, sehingga saat ini kita belum bisa melihat dampaknya. Menurut kami kesamaan pemahaman dan persepsi para pemangku-kepentingan atas peraturan ini, serta implementasinya, menjaditantangan tersendiri bagi dunia usaha ke depannya," ungkap keterangan resmi tersebut.

3 dari 4 halaman

Tinjau Vaksinasi Perbankan, Sri Mulyani: Anggaran Vaksin dari APBN, Supaya Ingat Saja

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa program vaksinasi bagi seluruh masyarakat dibiayai dengan menggunakan uang negara.

Hal itu disampaikan saat mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan vaksinasi pelaku perbankan dan pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Saya diminta Bapak Presiden untuk menyapa Bapak Ibu sekalian. Mungkin karena anggaran vaksinnya dari APBN ya, supaya mengingatkan saja," kata dia di Jakarta, Rabu (31/3).

Tahun ini pemerintah menyediakan anggaran untuk program vaksinasi sebesar Rp58,18 triliun. Anggaran ini masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yaitu klaster kesehatan dengan total alokasi mencapai Rp176,3 triliun.

Bendahara Negar itu menambwhkan, pelaksanaan vaksinasi bagi pelaku di sektor keuangan ini sebagai upaya pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Sebab, sektor keuangan dinilai memiliki peran penting untuk mendukung pemulihan ekonomi.

"Ini perhatian Bapak Presiden supaya kegiatan ekonomi segera pulih kembali. Jadi untuk sektor keuangan, apakah perbankan dan pasar modal menjadi prioritas kita semua," tukasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com  

4 dari 4 halaman

INFOGRAFIS: Deretan negara yang gratiskan vaksin Covid-19 ke warganya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.