Sukses

Mendag Tingkatkan Kampanye Produk Lokal di Era New Normal

Fenomena yang terjadi memasuki era normal baru ditandai dengan adanya kebijakan proeksi baru berupa kenaikan tarif impor.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka mengenalkan produk Indonesia yang sudah banyak digunakan di luar negeri, Kementerian Perdagangan mengkampanyekan bangga buatan Indonesia (BBI). Kampanye bangga buatan Indonesia ini telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Mei 2020.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, apabila perhatian masyarakat terhadap produk-produk lokal tersebut, maka akan ada potensi early harvest atau panen awal pada produk-produk Indonesia sudah kuat brand image-nya di pasar global. Serta meningkatkan dan memperluas pangsa pasar produk ekspor Indonesia di pasar global.

“Hal tersebut Kementerian Perdagangan telah melakukan promosi produk lokal ke luar negeri melalui keikutsertaan dagang, dan pameran internasional Indonesia development center sebagai pelaku ekspor Indonesia serta memaksimalkan peran perwakilan perdagangan di luar negeri sebagai agen,” kata Agus dalam webinar “Kenali Local Brand yang Menguasai Pasar Global”, Rabu (24/6/2020).

Berdasarkan hasil investigasi dan dan mitigasi Kementerian Perdagangan, terdapat beberapa dampak pandemi covid-19 bagi perdagangan global yakni perubahan pola perdagangan global antara lain sebagai dari supply-demand yang terganggu, pelarangan ekspor-impor. Lalu adanya beberapa komoditas pangan dan kesehatan serta perubahan pusat rantai pasok global dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Amerika Serikat, dan Jerman.

“Pameran dan batasan sosial maupun lockdown yang diberlakukan hampir di seluruh negara, telah membuat upaya menjalin kerjasama dagang tidak berjalan efektif, dan memerlukan terobosan baru, bahkan beberapa pameran berskala nasional dan internasional juga dibatalkan akibat pandemi covid-19 ini,”ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tarif

Selain itu, fenomena yang terjadi memasuki era normal baru ditandai dengan adanya kebijakan proteksi baru berupa kenaikan tarif impor yang dilakukan oleh Turki sejak 20 April 2020 lalu. Sehingga peningkatan biaya logistik bertambah, dan waktu pengiriman barang lebih lama.

Bahkan ancaman resesi ekonomi global. Namun demikian meskipun penjualan produk di pasar ekspor Indonesia secara umum mengalami penurunan di tengah pandemi, akan tetapi beberapa faktor dan sektor produksi seperti produk pertanian, kesehatan, makanan olahan masih memiliki peluang besar untuk tumbuh.

“Dalam hal ini sektor-sektor tersebut perlu kita perkuat untuk menjaga kinerja ekspor nasional,” ujarnya.

Di samping itu, lanjut Agus, ada beberapa dampak pandemi pada perdagangan nasional diantaranya penurunan aktivitas produksi yang harus diantisipasi, dengan terus mendorong penerapan domestik konsumen baik rumah tangga atau bisnis.

“Didorong oleh lebih banyak menggunakan produk dalam negeri. Kemudian perubahan perilaku ke pemasaran online di mana produk impor sudah lebih dulu melakukan penetrasi pasar online, dengan membidik digital native atau anak muda dan masyarakat umum dalam hal ini perlu perlu didorong willingness to purchase konsumen terhadap local brand yang sudah go global,” pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.