Sukses

Bagaimana Arah Kebijakan Perhubungan 5 Tahun Mendatang?

Di era pertama Jokowi, hampir tidak ada kota yang memiliki sistem angkutan umum yang baik.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, arah kebijakan perhubungan untuk periode kedua kepemimpinan Jokowi harus fokus pada beberapa hal.

Pertama, mengelola angkutan umum. Djoko mencatat, di era pertama Jokowi, hampir tidak ada kota yang memiliki sistem angkutan umum yang baik. Padahal, sudah ada wacana mengembangkan angkutan umum, namun belum ada yang terealisasi dengan baik.

"Yang agak fatal itu di angkutan umum, hampir tidak ada kota yang punya sistem angkutan umum yang baik. Sekarang, angkutan umum yang ada hanya sisa-sisa dari era SBY," tutur Djoko kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Kedua, memfasilitasi angkutan sungai untuk masyarakat yang mengandalkan transportasi air dalam bepergian, seperti di daerah Papua Selatan, Merauke, Asmat, Mahakam dan lainnya. Penyediaan kapal dengan teknologi yang bisa menyesuaikan dengan pasang surut air sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas ekonomi masyarakat.

Ketiga, mulai mempertimbangkan penggunaan angkutan listrik yang lebih hemat, meskipun investasi awal dianggap lebih besar dari angkutan konvensional.

"Jadi, biar pakai BBM-nya hanya untuk pembangkitnya saja, tidak untuk angkutannya juga. Di Asmat itu, sudah pakai angkutan listrik semua. Hampir 99 persen, jadi lebih hemat. Sudah lama itu," ungkapnya.

Keempat, menambahkan kembali elemen keselamatan dalam tiap lini transportasi; darat, laut dan udara dengan membuatkan direktorat keselamatan sendiri.

"Memang aturan maksimal buat 4 direktorat, tapi setidaknya, disematkan, lah, elemen keselamatan, sarana dan prasarana ini. Karena ini menyangkut nyawa manusia, kan?" ungkapnya.

Kelima, melakukan pembinaan terhadap kepala Dinas Perhubungan (Dishub) di setiap daerah. Hal ini karena kepala Dishub tiap daerah berasal dari berbagai latar belakang sehingga tetap harus dibekali pembinaan teknis tentang transportasi.

"Ilmu mereka, kan, macam-macam, orangnya berasal dari lulusan beragam, harusnya dibekali lagi dengan pelatihan teknis agar nanti koordinasinya dengan pusat juga nyambung," ujarnya.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peringati Hari Perhubungan Nasional, Menhub Ajak Stakeholder Bersinergi

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2019 pada Selasa ini Berdasarkan pantauan Liputan6.com, HarHubNas 2019 diagendakan mulai pada pukul 07.30 WIB. Gedung Kemenhub pun telah ramai sejak pukul 07.00 WIB.

Seluruh pegawai Kementerian Perhubungan beserta stakeholder telah rapih berbaris melaksanakan upacara. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terlihat menjadi pembina upacara Harhubnas 2019 ini.

"Dengan puji dan syukur atas limpahan karunianya pada hari istimewa ini kita berkumpul untuk laksanakan upacara bendera yang kita peringati sebagai Harhubnas," tuturnya di Jakarta, Selasa (17/9/2019).

"Makna mendalam untuk intropeksi di sektor kemenhub. Keragaman dan perbedaan, tugas-tugas pelosok atas insan perhubungan dan tugas-tugas mulia untuk memajukan sektor pariwisata prioritas," lanjut dia.

Menhub melanjutkan, HarHubNas harus direfleksikan sebagai momentum mengabdi, rasa bangga, dan kebersamaan bagi insan kementerian perhubungan.

"Bersama-sama secara nyata seluruh stakeholder untuk sinergi keselamatan pengguna transportasi di Indonesia. Sektor perhubungan memiliki peranan yang sangat strategis dalam kehidupan bernegara. Ini merupakan bagian upaya tingkatkan kesejahteraan bangsa dan berikan layanan terbaik bagi bangsa Indonesia. Dalam rangka Harhubnas 2019 terselenggara seminar, pameran dan berbagai perlombaan dengan harapan munculkan rasa kebersamaan, bangga dalam kehidupan kita sehari-hari," ujarnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.