Sukses

Infrastruktur Tak Efisien, Harga Avtur Jadi Mahal

Indef menilai salah satu penyebab harga tiket pesawat naik dan penerapan tarif bagasi berbayar adalah harga avtur.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Institute for Development Economy and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, salah satu penyebab kenaikan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar adalah harga avtur.

Dia menuturkan, harga avtur di Indonesia menjadi mahal karena infrastruktur penyaluran avtur yang tidak efisien. Hal ini yang menyebabkan mahalnya harga avtur.

"Akar masalahnya adalah infrastruktur penyaluran avtur masih tidak efisien sehingga harga avtur di Indonesia cenderung lebih mahal dari pada Singapura dan Malaysia. Itu yang membuat avtur kita enggak bersaing," kata dia, di Jakarta, Sabtu (9/2/2019).

Oleh karena itu, lanjut Bhima dalam jangka panjang, Pemerintah perlu memikirkan untuk membangun infrastruktur penyaluran avtur terutama di luar Jawa.

"Jadi Infrastruktur. Ini jangka panjang. Pemerintah harus panggil investasi untuk masuk ke infrastruktur penyaluran avtur," kata dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Solusi Jangka Pendek

Sementara untuk solusi jangka pendek, Pemerintah bisa memberikan penugasan kepada Pertamina untuk memberikan diskon harga avtur.

"Avtur itu pemain besarnya adalah Pertamina makanya Pemerintah juga bisa meregulasi Pertamina apakah dalam kondisi seperti sekarang, pariwisata memengaruhi hajat hidup orang banyak apakah ada skema bentuk penugasan kepada Pertamina, untuk sementara waktu harga avtur agak sedikit diturunkan dan mekanisme itu melalui penugasan," ujar dia.

"Penugasan karena ini mendesak dan pemerintah punya target wisatawan dan devisa juga di situ. Penugasan itu melalui PMA, dari APBN ke situ," ia menambahkan.

Bhima pun mengatakan untuk jangka pendek ini, Pertamina juga perlu mengevaluasi kembali terkait BBM Satu Harga.

"Untuk BBM satu harga bisa lebih selektif lagi, tidak kemudian 1 harga itu berlaku di banyak tempat, tapi bisa diseleksi, sebagian dari satu harga itu bisa untuk melakukan penugasan harga avtur sehingga bisa diberikan diskon," kata Bhima.

"Karena ini untuk menyelamatkan ekonomi dalam jangka pendek. Nanti setelah pilih lagi, harga minyak dunia memang rendah maka bentuk penugasan itu bisa dievaluasi lagi. Jadi ini hanya temporer," tandasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.