Sukses

Cerita Warga Desa Oebela NTT, Tak Tersentuh Listrik Sejak Indonesia Merdeka

Kesulitan menggunakan pelita saat angin tengah bertiup kencang di desa.

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran Base Transceiver Station (BTS) Tenaga Surya milik PT Surya Energi Utama (SEI), anak usaha PT Len (Persero) kini memberi kehidupan di pulau terluar, Desa Oebela, Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pasalnya, dengan kehadiran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut, warga Desa Oebela sekarang dapat berkomunikasi dan memutus keterbatasan untuk belajar di malam hari bagi anak-anak di sana.

"Dari dulu pakai lampu pelita atau diesel. Sapa ada diesel, dia pakai diesel. Baru 1 tahun ini pakai diesel, biasanya pakai pelita," tutur Batseba (45) warga Desa Oebela kepada Liputan6.com, Rabu (15/8/2018).

Batseba menggambarkan, kesulitanya ketika menggunakan pelita adalah saat angin bertiup kencang di desa. Warga desa kemudian, kata Meliana, harus siap menerima kondisi rumah kembali gelap di waktu-waktu tersebut.

"Ya nggak enaknya kalau ada angin kencang, dia (pelita) langsung mati," ujarnya.

Oleh karena itu, Batseba menjelaskan ia dan warga sangat senang atas kehadiran BTS Tenaga Surya. Ia berjanji akan merawatnya dan berpikir untuk membuka usaha karena sinyal komunikasi sudah dipermudah.

"Senang sekali, kita rawat supaya bisa ada terus. Supaya anak-anak juga bisa belajar tenang di malam hari," ungkapnya.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertama Kali Sejak RI Merdeka

Pejabat Kepala Desa Oebela Simson M. Hanas mengatakan, kehadiran BTS Tenaga Surya menerangi ratusan rumah atau 2 dusun di sana. "Setelah ada program ini, kita dibantu berupa tenaga surya untuk 100 sekian rumah, jadi 2 dusun di rumah ini dapat tenaga surya," kata Simson.

Dulu, kata Simson, warga Desa Oebela terbiasa menggunakan diesel untuk kapasitas waktu selama 2 jam saja. Ini disebabkan, menurut dia, Solar sangat mahal.

"Hanya 2 jam dulu (diesel), karena solar mahal disini. 2 jam saja sudah pakai 2 liter, habis itu mati. 2 liter semalam itu dirasa sudah berat," ungkapnya.

Dengan BTS Tenaga Surya, Simson berujar, Desa Oebela bisa terang seharian. "Terang 24 jam full," ujarnya.

Simson menambahkan, biasanya warga perlu ke bukit sejauh 500-700 meter hanya untuk mencari sinyal untuk berkomunikasi. "Ada 1110 warga dengan 267 kepala keluarga (KK). Mereka tersebar di 8 dusun dan 16 rukun tetangga (RT). Hampir seluruh warganya belum teraliri listrik," kata dia.

Lebih lanjut Simson menambahkan, bahwa sejak RI merdeka hingga saat ini atau 73 tahun, Desa Oebela belum menggunakan listrik. Dengan sinyal yang 4 hari belakangan mulai terbangun, kata Simson bulan ini Desa Oebela akan kehadiran internet.

"Telkomsel baki sudah berfungsi 4 hari lalu. Dari merdeka belum pakai listrik, sistemnya 1 KK tanggung 2 liter disel per hari, begitu seterusnya, bergantian. Bulan ini katanya sudah ada internet, ditunggu saja," pungkas dia.

Sebagai informasi, Desa Oebela terdiri dari 8 dusun dan tidak semua dusun tercatat menggunakan disel. "Disel 8pk menerangi 44 rumah tangga KK. Di 2 dusun ada 49 kk, kalo di desa obela 267 KK. Disel ada sejak 2016," tandas Simson.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.