Sukses

Rekrut CPNS Besar-besaran, Jumlah PNS di RI Masih Belum Ideal

BKN perkirakan, jumlah formasi yang tersedia pada sistem seleksi CPNS 2018 berkisar antara 200 ribu-250 ribu posisi.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Kepegawaian Negara atau BKN memperkirakan, jumlah formasi yang tersedia pada sistem seleksi calon pegawai negeri sipil 2018 (CPNS 2018) berkisar antara 200 ribu-250 ribu posisi.

Namun begitu, formasi tersebut dianggap belum bisa menutupi kebutuhan negara akan jumlah aparatur sipil negara (ASN) yang memadai.

Kepala Biro Humas BKN, Mohammad Ridwan menjelaskan, jika dulu penerimaan CPNS mengacu kepada rumusan zero growth, yakni jumlah penarikan tenaga baru selaras dengan jumlah ASN yang habis masa bakti, kini berbeda.

"Sekarang yang kita implementasikan adalah minus growth. Jadi katakan ada 10 PNS yang pensiun, mungkin maksimal hanya 8 pengambilan formasi barunya yang dibuka," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di kantornya, Jakarta, seperti dikutip Selasa (14/8/2018).

Dia mengatakan, perhitungan minus growth itu membuat pihaknya harus dapat mengakali kekurangan jumlah abdi negara bila tiap tahunnya negara harus kehilangan sekitar 200-250 ribu PNS yang pensiun di seluruh Indonesia.

Dalam bayangannya, jumlah formasi 200-250 ribu pada CPNS 2018 ini belum mampu menambal kebutuhan pegawai bagi seluruh instansi pemerintahan.

Sebagai contoh, menurut informasi yang didapatnya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, negara masih membutuhkan jumlah antara 800 ribu sampai 1 juta tenaga pengajar dalam bentuk guru.

"Kalau misal kita deliver tahun ini, keuangan negara tidak memungkinkan. Teman-teman di daerah juga APBD-nya banyak yang di atas 50 persen. Jadi enggak bisa sekaligus, harus bertahap," tegas dia.

Namun begitu, ia menyampaikan, BKN dan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), telah bersiasat untuk menanggulangi jumlah penarikan CPNS yang masih di bawah kebutuhan.

"Paling tidak fungsi-fungsi yang kritis yang bersifat sangat diperlukan dan teknis, semisal guru dan tenaga kesehatan, itu yang kita dahulukan. Daerah terpencil, relatif terbelakang, itu yang kita prioritaskan untuk tahun ini," pungkas dia.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Seleksi CPNS 2018 Bakal Berstandar Internasional

Sebelumnya, sistem seleksi CPNS 2018 yang dikelola Badan Kepegawaian Negara (BKN) kini dipersiapkan berstandar internasional agar mempermudah pelamar mulai dari fase pendaftaran.

Kepala Biro Humas BKN Mohammad Ridwan menyampaikan, pihaknya beserta tim Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) hingga detik ini masih terus berupaya untuk melancarkan jalannya proses penerimaan Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun ini.

"Saat ini Panselnas masih terus bekerja. Selain (mengurusi) administratif juga teknis. Contohnya, Kamis (9/8/2018) siang lalu BKN kedatangan tim audit teknologi dan quality insurance dari Panselnas," kata dia kepada Liputan6.com di kantornya, Senin 13 Agustus 2018.

Berbagai tahapan teknis semisal uji coba live portal Sistem Seleksi CPNS Nasional (SSCN) milik BKN hingga rekayasa praktik tes berbasis komputer atau Computer Assisted Test (CAT) turut dilakukan pada saat itu.

Menurutnya, langkah tersebut dibuat agar proses penerimaan CPNS tahun ini dapat lancar dan berstandar internasional.

"Prinsipnya, semua aplikasi yang mendukung kegiatan penerimaan CPNS ini memang harus diaudit dan harus comply terhadap standar-standar internasional, demi memastikan semua aplikasi itu bisa berjalan normal pada waktunya," ungkapnya.

Ridwan menambahkan, dalam 1-2 hari ke depan tim Panselnas akan mendapat kepastian dari tim audit teknologi terkait kesiapan aplikasi jelang digelarnya CPNS 2018.

"Mereka akan menerima masukan, apakah pada aplikasi ada bolong atau backdoor dan sebagainya yang harus segera ditambal, sebelum pada saatnya nanti aplikasi ini bisa digunakan," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini