Sukses

WNI Dilarang Masuk Israel, Pengusaha Travel Rugi Miliaran Rupiah

Pengusaha travel mengaku rugi miliaran rupiah akibat larangan WNI masuk ke Israel.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Israel melarang turis berkewarganegaraan Indonesia memasuki wilayahnya, termasuk Yerusalem mulai 9 Juni 2018. Kebijakan tersebut mengganggu bisnis perusahaan perjalanan wisata Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Asnawi Bahar mengungkapkan, orang Indonesia yang berkunjung ke Israel untuk perjalanan ziarah atau holyland maupun ke Masjid Al-Aqsa mencapai 40 ribu orang per tahun.

"Jumlah orang Indonesia yang berkunjung ke sana (Israel) sekitar 40 ribu orang per tahun. Untuk holyland dan ke Masjid Al-Aqsa," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Rabu (6/6/2018).

Dengan larangan tersebut, diakui Asnawi, perusahaan travel atau perjalanan wisata di bawah bendera ASITA mengalami kerugian cukup besar hingga miliaran rupiah. Belum lagi adanya pembatalan yang harus diurus akibat aksi pembalasan pemerintah Israel itu. 

"Biasanya kan pergi dengan anggota kami, ada lah loss opportunity yang besar. Pembatalan-pembatalan yang harus kita urusi, adalah segitu (miliaran rupiah)," terangnya.

Namun demikian, Asnawi belum dapat menghitung berapa pembatalan kunjungan Warga Negara Indonesia (WNI) ke Israel sebagai dampak dari kebijakan tersebut.

"Biasanya sih kalau pembatalan tidak dilaporin sama teman-teman," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berharap Dicabut

Dirinya berharap, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Israel dapat berkoordinasi untuk mencabut larangan WNI masuk ke Israel. Akan tetapi, Asnawi mengaku, ASITA tidak akan ikut campur apapun kebijakan pemerintah Indonesia.

"Harapannya ya dibuka lagi karena ini membuat posisi bisnis kami terganggu. Tapi itu bukan domain kami. Kami mendukung apapun keputusan pemerintah," tandas Asnawi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini