Sukses

Mendag: Kebijakan Tarif Impor Baja AS Untungkan RI

Kebijakan bea impor baja dan aluminium Amerika Serikat (AS) dinilai akan menguntungkan Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita menyatakan kebijakan tarif bea impor baja dan aluminium yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump akan menguntungkan Indonesia. Sebab kebijakan itu menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan industri hilir di sektor tersebut.

Menurut Enggartiasto, yang paling terkena dampak dari kebijakan Trump adalah China. Hal ini karena Negeri Tirai Bambu tersebut paling banyak mengekspor baja ke AS.

"Memang kita ekspor (baja) ke sana. Sebetulnya yang terdampak paling besar adalah China. Kita ekspor sedikit tapi juga impor," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/3/2018).

Lebih jauh kata Enggartiasto, kebijakan tarif bea impor baja oleh Donald Trump justru menguntungkan bagi Indonesia karena investasi pabrik yang mengandalkan bahan baku baja, seperti kendaraan bermotor di Negeri Paman Sam semakin mahal.

Imbasnya, investor akan mencari negara lain untuk menanamkan modalnya. Hal ini dinilai menjadi peluang yang baik bagi Indonesia.

"Karena kan orang bikin pabrik di AS jadi mahal. Sekarang makanya kita dorong investasi hilirnya dampaknya sekarang harga barang di AS akan naik. Jadi untuk kompetitif ya bikin barang di sini," kata dia.

Namun dengan kebijakan impor baja dari Donald Trump akan terjadi perubahan di aktivitas ekspor impor baja. Hal tersebut tetap perlu diwaspadai oleh Indonesia.

"Tetapi tatanan dunia ini akan berubah lagi. Itu lho, jadi itu yang kita harus waspada," tandas Enggartiasto. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi: Waspadai Proteksi Dagang Negara Lain

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan para menterinya untuk mewaspadai gejolak ekonomi global dan kebijakan proteksi dagang dari negara lain. Khususnya yang berdampak langsung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan ekspor Indonesia. 

Jokowi mengungkapkan, sejumlah hal yang perlu diwaspadai antara lain kebijakan yang diterapkan oleh negara-negara di dunia. Selain itu, nilai tukar dan arus modal dari negara lain ke Indonesia.

"Saya ingin mengingatkan terkait pelaksanaan APBN 2018 maupun rancangan APBN 2019 agar diwaspadai, diantisipasi mengenai dinamika ekonomi dunia yang terus berubah sangat dinamis, baik terkait suku bunga, komoditas, arus modal keluar, arus modal masuk, nilai tukar. Karena itu semua bisa mempengaruhi perekonomian dan daya saing kita," ujar dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/3/2018).

Di samping itu, Jokowi menyatakan saat ini sejumlah negara tengah mengeluarkan kebijakan yang memproteksi produk-produk dalam negerinya. Ini juga harus diantisipasi agar tidak berimbas pada ekspor Indonesia.

‎"Oleh sebab itu, harus betul-betul diantisipasi termasuk munculnya kencenderungan beberapa negara tujuan ekspor kita dalam menerapkan kebijakan perdagangan yang proteksionis, yang mengharuskan kita memperkuat daya saing ekspor kita," jelas dia.

Dia berharap, hal-hal tersebut harus diantisipasi dengan meningkatkan pasar ekspor produk-produk Indonesia. Dengan demikian, jika mengalami hambatan di suatu negara, produk Indonesia masih memiliki pasar di negara lain.

"Saya kira juga sudah sampaikan saat pertemuan dengan duta besar, ITPC, bahwa kita harus cari pasar-pasar alternatif untuk ekspor, pasar-pasar nontradisional, sehingga pasar semakin meluas," tandas Jokowi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.