Jokowi: Kalau Tak Bisa Kendalikan Covid-19, Ekonomi Akan Terpuruk Lagi

Jokowi meminta harus tetap waspada terhadap penyebaran virus Corona sebab beberapa negara mengalami gelombang kedua dan gelombang ketiga Covid-19.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 18 Nov 2021, 13:18 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri), dan Wali Kota Bogor Bima Arya (kedua kiri) saat meninjau vaksinasi COVID-19 di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/6/2021). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan, pengendalian Covid-19 merupakan kunci pertumbuhan ekonomi 2022. Menurut dia, ekonomi akan kembali terpuruk apabila Covid-19 tak terkendali.

"Yang paling penting menurut saya kunci ekonomi di 2022 hanya satu. Kuncinya kita bisa mengendalikan yang namanya covid, kuncinya hanya itu. Kalau tidak bisa kita kendalikan, ekonominya akan turun dan terpuruk lagi," kata Jokowi saat berpidato di Kompas100 CEO Forum di Istana Negara Jakarta, Kamis (18/11/2021).

Dia menyampaikan, kasus Covid-19 di Indonesia saat ini sudah mulai melandai dari puncaknya pada Juli 2021 di mana kasus virus Corona menembus 56.000. Jokowi menyebut kasus harian Covid-19 di tanah air kini berkisar di angka 300 hingga 500.

"Sekarang, kemarin kasus harian sudah di angka kurang lebih 500-400,300 dalam seminggu ini. Ini yang patut kita syukuri," ucap dia.

Kendati begitu, kata dia, Indonesia harus tetap waspada terhadap penyebaran virus Corona sebab beberapa negara mengalami gelombang kedua dan gelombang ketiga Covid-19. Jokowi pun selalu mengingatkan jajaran menterinya untuk membuka fasilitas publik secara bertahap.

"Saya selalu sampaikan kepada menteri dan daerah bukanya harus tahapan tahapan tahapan. Tidak usah tergesa-gesa buka semuanya," kata Jokowi.

2 dari 3 halaman

Pertimbangkan positivity rate

Presiden Jokowi memantau vaksinasi Covid-19 pelajar di Cirebon, Jawa Barat. (Foto: Sekretariat Presiden)

Jokowi ingat betul saat kasus harian Covid-19 mencapai 56.000, Rumah Sakit pontang-panting menangani pasien yang terus menerus masuk.

Untuk itu, dia mengatakan pembukaan fasilitas publik harus mempertimbangkan positivity rate hingga tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit.

"Dilihat bagaimana positivity rate seperti apa, belum cukup, lihat BOR-nya di RS seperti apa. Cek lagi testing dan tracing di setiap daerah seperti apa. Semuanya kita memang harus hati-hati," tutur Jokowi.

3 dari 3 halaman

Jangan Jenuh 6M Meski Sudah Vaksinasi

Infografis Jangan Jenuh 6M Meski Sudah Vaksinasi (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya