Sukses

Jokowi Minta Jajarannya Ekstra Waspada Sikapi Pandemi Covid-19 Jelang Nataru

Budi mengatakan tantangan pandemi Covid-19 di Indonesia ada pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta Lebaran Idulfitri. Lonjakan kasus Covid-19 yang sangat signifikan biasanya terjadi setelah liburan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas (ratas) untuk mengevaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia. Dalam rapat, Kepala Negara meminta jajarannya ekstra waspada menghadapi libur Natal dan Tahun Baru.

Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan konferensi pers seusai ratas.

"Tadi di ratas bapak presiden menyampaikan bahwa memang alhamdulillah, kasus sudah menurun. Tapi kita harus esktra waspada terutama menghadapi Nataru. Jangan sampai terjadi lonjakan berikutnya," kata Budi, Senin (15/11/2021).

Menurut Budi, Jokowi juga menyinggung lima provinsi yang mulai mengalami kenaikan kasus Covid-19. Lima provinsi tersebut berada di Pulau Jawa.

"Bapak presiden juga menekankan lima provinsi yang jumlah kasusnya sekarang mulai melandai dan ada beberapa indikasi mulai ada kenaikan itu harus dimonitor secara ketat," ujarnya.

Sebelumnya, Budi mengatakan tantangan pandemi Covid-19 di Indonesia ada pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta Lebaran Idulfitri. Lonjakan kasus Covid-19 yang sangat signifikan biasanya terjadi setelah liburan tersebut.

"Kalau kita berhasil melewati dua hari raya besar nanti (Nataru dan Lebaran Idulfitri), insya Allah Indonesia sudah bisa mengendalikan pandemi ini. Ujiannya memang akan terjadi di dua hari raya besar tadi," katanya dalam acara Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-57, Jumat, 12 November 2021.

Budi menyebut ada tiga langkah yang bisa dilakukan untuk mengendalikan pandemi Covid-19. Pertama, menerapkan protokol kesehatan menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Kedua, menerapkan surveilans 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (penelusuran) dan treatment (perawatan). Ketiga, vaksinasi Covid-19.

"Langkah tadi sangat diperlukan agar kita bisa melampaui potensi lonjakan di liburan Natal dan Tahun Baru dan liburan Lebaran nanti," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kenaikan Kasus Jelang Akhir Tahun

Sementara Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan Indonesia belum pernah melewati libur panjang tanpa kenaikan kasus Covid-19. Hal ini berkaca pada pengalaman tiga kali libur panjang sejak 2020.

"Indonesia belum pernah berhasil melewati periode tersebut tanpa kenaikan kasus," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/11).

Tiga kali libur panjang tersebut yakni Idulfitri 2020, Maulid Nabi dan Natal 2020, serta Idulfitri 2021. Libur Idulfitri 2020, kata Wiku, memicu peningkatan kasus Covid-19 harian antara 413 hingga 559 atau sebesar 68 persen sampai 93 persen.

Libur Idulfitri 2020 juga menyebabkan kenaikan kasus mingguan mulai 2.889 hingga 3.917. Sementara libur Maulid Nabi dan Natal 2020 mengakibatkan kasus Covid-19 harian naik 1.157 hingga 5.477 atau sebesar 37 persen sampai 95 persen.

"Untuk data mingguan, penambahan kasus baru berkisar antara 8.096 hingga 38.340," sambungnya.

Sedangkan libur Idulfitri 2021 memicu peningkatan kasus Covid-19 harian sebanyak 1.972 hingga 46.297 atau 53 persen sampai 1.237 persen. Situasi ini menunjukkan, kenaikan kasus harian usai libur Idulfitri 2021 mencapai lebih dari 12 kali lipat. Selain kasus harian, kasus mingguan juga meningkat mulai 13.931 hingga 324.207.

Wiku menyebut, ada empat penyebab libur panjang selalu memicu peningkatan kasus Covid-19. Pertama, mobilitas penduduk meningkat, namun tidak diikuti dengan testing. Padahal, testing sangat penting untuk mencegah masyarakat membawa virus ke tempat tujuan.

Kedua, masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan selama masa liburan. Ketiga, meningkatnya aktivitas berkumpul, makan bersama, maupun acara keagamaan.

"Keempat, peningkatan aktivitas di pusat belanja, tempat rekreasi, dan fasilitas publik lainnya yang tidak disertai dengan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.