Ekonomi Diyakini Lebih Baik Melihat Seluruh Komponen dalam Tren Positif

Adapun lima indikator pertumbuhan perekonomian dalam negeri yang merangkak naik.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2020, 18:00 WIB
Suasana arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). Pertumbuhan ekonomi diprediksi membaik ke depan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimis tren pertumbuhan ekonomi ke depan akan terus meningkat. Hal itu seiring dengan sudah terjadinya pemulihan ekonomi pada kuartal III-2020.

Ini diungkapkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu yang menilai kini terlihat tanda-tanda pemulihan ekonomi secara nyata. "Sudah menunjukkan perbaikan dalam beberapa bulan belakangan ini," ujarnya di Jakarta, Minggu (15/11/2020).

Seperti diketahui, ekonomi Indonsia pada kuartal III-2020 terkontraksi minus 3,49 persen. Pertumbuhan tersebut lebih baik, dibandingkan pada posisi sebelumnya, kuartal II-2020 yang terkontraksi minus 5,32 persen.

Adapun lima indikator pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang merangkak naik antara lain konsumsi rumah tangga dari minus 5,5 persen pada triwulan kedua beranjak ke minus 4 persen, belanja pemerintah yang pada triwulan lalu minus 6,9 persen kini tumbuh positif mencapai 9,8 persen, investasi dari triwulan lalu minus 8,6 persen saat ini tumbuh menjadi minus 6,5 persen.

"Ekspor dari minus 11,7 persen pada triwulan lalu kini merangkak naik sebesar 10,8 persen, dan terakhir impor dari minus 17 persen menjadi minus 11,9 persen," katanya.

Tumbuhnya perekonomian Indonesia saat ini, karena pemerintah telah melakukan berbagai upaya kebijakan stimulus fiskal yang berkaitan pemulihan perekonomian dalam beberapa waktu ke depan. Setiap kebijakan ini, rupanya sangat berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian bangsa di tengah pandemi.

"Seluruh komponen pertumbuhan berada dalam tren positif, karena didukung sepenuhnya oleh stimulus fiskal untuk pandemi Covid-19 dan program pemulihan perekonomian," katanya.

Kebijakan yang telah diterbitkan oleh pemerintah dalam mengantisipasi masalah di atas, adalah dengan memberikan bantuan Rp695,2 triliun. Pagu tersebut dipergunakan oleh pemerintah sebagai upaya dalam menangani penyebaran Covid-19 dan juga sebagai faktor pendorong pertumbuhan perekonomian di dalam negeri.

 

Saksikan Video Ini

2 dari 2 halaman

Anggaran

Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski membaik, namun pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 masih tetap minus. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebagaimana diketahui, pagu anggaran yang dialokasikan pemerintah saat ini, telah realisasi mencapai Rp383,01 triliun hingga per 9 November 2020. Realisasi tersebut setara dengan 55,1 persen dari pagu yang ditetapkan sebesar Rp695,2 triliun.

Dari pagu anggaran yang telah dialokasikan, terdapat enam klaster program utama yakni kesehatan, perlindungan sosial, pemda dan sektoral, insentif dunia usaha, UMKM, dan pembiayaan korporasi.

Berdasarkan klaster, anggaran kesehatan sudah terserap mencapai Rp34,07 triliun. Jumlah itu setara dengan 35 persen dari total persen dari pagu penyesuaian yang ditetapkan sebesar Rp97,26 triliun.

Sementara, untuk klaster perlindungan sosial sudah terserap hingga 77,3 persen atau tercatat Rp181,11 triliun. Kemudian untuk sektor Kementerian Lembaga dan Pemerintah Daerah mencapai 49,2 persen atau mecapai Rp32,47 triliun.

Selanjutnya, realisasi anggaran untuk dukungan UMKM mencaai Rp95,23 triliun, atau setara dengan 82,9 persen, insentif usaha Rp38,13 triliun setara dengan 31,6 persen, dan pembiayaan korporasi mencapai Rp2 triliun atau hanya Rp3,2 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya