OJK Genjot Target Penyaluran Kredit di Bulan Inklusi Keuangan jadi Rp 4,3 Triliun

OJK menyatakan bulan inklusi keuangan (BIK) Oktober 2020 dilaksanakan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN).

oleh Athika Rahma diperbarui 15 Okt 2020, 17:00 WIB
Tulisan OJK terpampang di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara menyatakan, bulan inklusi keuangan (BIK) Oktober 2020 dilaksanakan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Dalam mendukung PEN, OJK mendorong lembaga jasa keuangan baik bank maupun non bank untuk mengucurkan pembiayaan kepada UMKM selama bulan Oktober ini.

Awalnya, ditargetkan penyaluran tersebut mencapai Rp 2,8 triliun.

"Kita punya target pembukaan kemarin, itu cuma Rp 2,8 triliun, tapi kayaknya kita lihat kita kurang ambisius nih, jadi ditingkatkan jadi Rp 4,3 triliun bulan ini, mudah-mudahan tercapai," ujar Tirta dalam konferensi pers, Kamis (15/10/2020).

Selain itu, pembiayaan kredit tersebut juga akan dilakukan dengan program pendukung yakni Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR). KPMR ini akan disinergikan dengan program Yim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).

Tirta melanjutkan, pada pembukaan BIK tanggal 5 Oktober 2020 lalu, OJK telah melakukan beberapa kegiatan.

Misalnya, peluncuran program 1 rekening 1 pelajar, yang menjadi implementasi Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26 Tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung. Hal ini dilakukan untuk membiasakan budaya menabung sejak dini..

Selama BIK, OJK menargetkan pembukaan rekening tabungan sebanyak 500 ribu di seluruh Indonesia.

"Kita targetkan 1 bulan ini melalui pembukaan rekening kolektif, melalui sekolah ada yang tatap muka juga, lalu melalui perjanjian kerjasama antara perbankan dengan dinas pendidikan," jelas Tirta.

Selain itu, pihaknya juga meluncurkan 4 buku seri literasi keuangan tingkat PAUD dan melakukan rebranding Keluarga Sikapi.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

OJK Dukung Penggabungan 3 Bank Syariah BUMN

Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mendukung rencana penggabungan tiga bank BUMN syariah. Upaya merger dan akuisisi di industri perbankan nasional ini akan meningkatkan efisiensi dan daya saing.

"Sangat mendukung upaya merger dan akuisisi di industri perbankan nasional karena akan meningkatkan efisiensi dan daya saing sesuai tujuan OJK," kata Wimboh dalam siaran persnya, Jakarta , Selasa (13/10).

Kementerian BUMN untuk melakukan penggabungan tiga bank BUMN syariah yaitu PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank BNI Syariah (BNIS) dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Wimboh menilai penggabungan ini akan membangun industri perbankan yang sehat.

Kemudian, perbankan syariah memiliki daya saing dan bisa memberikan kualitas layanan yang lebih baik. Termasuk untuk memberikan kontribusi terbaik dalam pembangunan ekonomi.

Wimboh menyebut pihaknya telah menerima informasi awal dan akan memfasilitasi dengan berbagai kebijakan. Begitu juga dengan berbagai ketentuan agar aksi korporasi ini berjalan sesuai dengan tahapan waktu yg direncanakan.

Penggabungan tiga bank BUMN Syariah ini juga sejalan dengan upaya Indonesia menjadi sentra pengembangan keuangan syariah. Sebagaimana diketahui, saat ini peringkat Indonesia sudah berada di posisi empat besar dalam pengembangan industri keuangan syariah berdasarkan Islamic Finance Development Indicator.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya