Pedagang Minta Daging Kerbau Impor Tak Masuk Pasar Tradisional

Pedagang khawatir keberadaan daging kerbau akan merusak harga daging sapi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Sep 2016, 11:05 WIB
Aktivitas jual beli daging sapi di pasar daging tradisional Palmerah, Jakarta, Senin (4/7). H-2 Idul Fitri 1437 H, harga kebutuhan daging sapi meroket dari Rp 130.000 menjadi 150.000 per kilogram. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Pedagang meminta pemerintah untuk tidak langsung me‎njual daging kerbau impor langsung ke pasar tradisional. Sebab hal itu akan merugikan para pedagang daging sapi.

Seperti diungkapkan Jatmiko (53), penjual daging sapi di Pasar Tegal Parang, Mampang, Jakarta Selatan‎. Dia menilai selain masih kurangnya minat masyarakat, ini akan merugikan para penjualnya.

"Jadi pemerintah kalau mau jual daging kerbau itu coba ke industri-ndustri dulu saja, sambil di sosialisasikan, jangan langsung ke pasar tradisional," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (3/9/2016).

Dia menuturkan, di Jakarta, tepatnya budaya Betawi, dahulu memang mengenal mengkonsumsi daging kerbau. Namun seiring perkembangan zaman, hal itu mulai ditinggalkan dan lebih memilih mengkonsumsi daging sapi.
Jatmiko mengakui, harga daging sapi saat ini masih ada yang di atas 100 ribu per kilogram (kg). Sebab itu, dia meminta pemerintah untuk lebih baik memangkas rantai distribusi daging sapi ketimbang menjual daging kerbau.

"Jadi kalau masyarakat sudah teredukasi, dan peminatnya mulai banyak, baru kalau daging kerbau mau di jual ke pasar tradisional‎, silahkan, jadi kita tidak dirugikan," dia menegaskan.

Hal tak jauh beda dikatakan pedagang daging lainnya, Eko Wahyudi (38). Meski harga daging sapi masih tinggi, dirinya lebih memilih menjual daging sapi daripada harus menjual daging kerbau.

"Jual daging sapi saja dulu, meskipun pembelinya turun, tapi paling tidak sudah ada pelanggannya. Daripada jual daging kerbau, terus tidak laku, repot nanti," tambah Eko. (Yas/nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya