Anjing Punya Petunjuk Kalau Majikannya Sakit Jiwa

Gangguan kejiwaan pada binatang peliharaan ini juga cenderung berdampak pada kesehatan mental manusia.

oleh Risa Kosasih diperbarui 08 Des 2015, 16:30 WIB
Interaksi dengan hewan dapat mengurangi stress termasuk pada para mahasiswa yang menghadapi ujian akhir. (Sumber thepenn.org)

Liputan6.com, Jakarta - Seperti manusia, anjing diketahui mengalami banyak gangguan kejiwaan. Berdasarkan sebuah laporan, gangguan kejiwaan pada binatang peliharaan ini juga cenderung berdampak pada kesehatan mental manusia.

Dikutip dari laman Health Aim, pada Selasa (8/12/2015) siang, para ahli percaya bahwa perubahan pada anjing bisa dikaitkan dengan perilaku manusia dalam beberapa tahun, yang kelihatannya meninggalkan bekas pada proses evolusi mereka.

Anjing punya keunggulan sebagai hewan peliharaan. Mereka tak hanya bisa belajar untuk hidup dengan manusia, tetapi sahabat manusia ini juga dikenal bisa membalas cinta dan punya kepedulian dengan cara yang lebih baik dibandingkan dengan hewan lain.

Namun, kadang-kadang kita sebagai majikan terlalu berusaha untuk menjadikan hewan ini penurut dan punya sifat yang kita inginkan. Lewat cara memelihara tersebut kita tak sadar telah memodifikasi kode genetik mereka lebih jauh.

Lewat 'seleksi buatan' dari manusia ini, sifat-sifat genetik tertentu dari anjing yang sebelumnya kita ketahui bisa saja tiba-tiba naik. Ketika tanda-tanda sifat tersebut ada dalam populasi anjing, para ilmuan akhirnya mendapat data berharga bagaimana cara mengobati berbagai masalah kesehatan mental lewat sifat anjing.

Meski studi ini baru tahap awal, para peneliti menegaskan mereka punya rencana untuk memahami kode genetik anjing yang jadi penyebab dalam menghasilkan ciri-ciri perilaku tertentu. Proyek yang disebut Anjing Darwin atau Darwin's Dogs, diawali dengan mengundang pemilik anjing untuk mengambil survei ekstensif dan berbagi rincian perilaku dari hewan peliharaan kesayangan mereka.

Selain survei, pemilik anjing juga akan diminta untuk menyerahkan sampel air liur mereka. Studi ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik sekuensing gen terbaru untuk memastikan keakuratan hasil akhir. Selain itu, teknik ini mampu memberikan wawasan yang lebih besar ciri-ciri perilaku tertentu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya