Dolar AS Melemah, Harga Emas Naik Tipis

Investor masih menunggu isyarat pejabat bank sentral AS untuk ambil posisi harga emas.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Nov 2015, 14:59 WIB
Ilustrasi Harga Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Singapura - Harga emas dekati level terendah dalam tiga bulan pada perdagangan Kamis pekan ini seiring investor bersiap untuk kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) pada 2015. Meski demikian, investor masih menunggu isyarat pejabat bank sentral AS.

Di pasar spot, harga emas naik tipis 0,2 persen menjadi US$ 1.087,70 per ounce pada pukul 10.30 WIB. Hal itu lantaran dolar AS sedikit susut dari level tertinggi dalam tujuh bulan.

Pada pekan lalu, harga emas sempat turun menjadi US$ 1.083,65, yang merupakan level terendah sejak 7 Agustus 2015.

"Harga emas di level US$ 1.084 merupakan level support dalam jangka pendek yang kuat," ujar trader grup MKS, James Gardiner seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (12/11/2015).

Ia mengatakan, dolar bergerak di fase konsolidasi dalam beberapa sesi. Meski demikian, dolar AS masih berpotensi menguat, dan akan memberikan tekanan untuk harga emas. Kini pelaku pasar sedang mencari petunjuk dari pernyataan pejabat bank sentral AS soal suku bunga. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu data ekonomi.

Mengutip riset www.fortisasiafutures.com, harga emas terlihat bergerak naik namun masih bergulir di bawah pergerakan rata-rata di bawah 20 dan 50 harian.Meski demikian, harga emas masih cenderung bergerak datar.

"Stockharstic masih berada di area oversold. Resistance dan support berada di harga US$ 1.093,60-US$ 1.078,70," tulis riset tersebut.

Sebelumnya harga emas masih beringsut turun pada akhir perdagangan semalam, dan tetap pada posisi terendah tiga bulan. Sejumlah anggota FOMC termasuk pimpinan bank sentral AS Janet Yellen dijadwalkan untuk tampil pada konfrensi bank sentral AS selama dua hari.

Hal yang dibahas adalah pelaksanaan kebijakan moneter dan transmisi periode paska krisis sementara ketua bank sentral AS yang lain, Stanley Fischer dijadwalkan menyampaikan pidato untuk output dan inflasi.

Investor juga menunggu rilis data penjualan ritel AS, harga produsen, dan sentimen konsumen pada Jumat pekan ini untuk melihat indikasi lebih lanjut apakah bank sentral AS akan menyetujui kenaikan suku bunga pada pertemuan 15-16 Desember 2015. (Ahm/Igw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya