Sukses

Harga Emas Dunia Longsor dari Level Tertinggi, Sekarang Jadi Segini

Harga emas dunia kembali melemah karena adanya aksi ambil untung para pelaku pasar. Namun sejumlah analis memperkirakan potensi penguatan harga emas dunia masih terbuka lebar. Sampai level mana?

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melemah pada perdagangan hari Kamis karena tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Namun penurunan harga emas dunia ini tidak terlalu dalam karena masih ada tanda-tanda penurunan inflasi AS yang memperkuat harapan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (Fed) akan menurunkan suku bunga.

Mengutip CNBC, Jumat (17/5/2024), harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi USD 2.377,93 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 19 April di awal sesi. Harga emas dunia naik lebih dari 1% pada hari Rabu.

Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup 0,5% lebih rendah pada USD 2.382,80 per ounce.

“Pasar emas mengalami tekanan aksi ambil untung rutin oleh para pedagang yang biasa melakukan perdagangan jangka pendek setelah kenaikan baru-baru ini, sementara penguatan Indeks dolar AS hari ini juga menambah tekanan tersebut,” kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

Nilai tukar dolar AS naik 0,2% terhadap mata uang utama lainnya setelah mencapai level terendah dalam beberapa bulan di sesi sebelumnya setelah data menunjukkan harga konsumen AS naik kurang dari perkiraan pada bulan April.

Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Pernyataan Pejabat Fed

Sementara itu, Presiden Fed Bank of New York John Williams mengatakan bahwa berita positif seputar pendinginan inflasi tidak cukup untuk meminta bank sentral AS menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

CME’s FedWatch tool memperlihatkan pelaku pasar memperkirakan sekitar 68% kemungkinan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan September.

“Dolar AS yang lebih lemah, penurunan imbal hasil Treasury AS serta meningkatnya ketegangan geopolitik memberikan dukungan terhadap emas selama seminggu terakhir dan kami memperkirakan harga emas akan tetap di atas USD 2.250 dalam beberapa bulan mendatang,” tulis unit analisis Fitch Solutions BMI dalam sebuah catatan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perdagangan Kemarin

Pada perdagangan sebelumnya, harga emas mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga minggu pada hari Rabu. Penguatan harga emas dunia ini dibantu oleh melemahnya dolar AS dan imbal hasil Treasury yang lebih rendah.

Data ekonomi menunjukkan harga konsumen AS naik kurang dari perkiraan pada bulan April, meningkatkan kemungkinan Federal Reserve akan memangkas suku bunganya pada akhir tahun ini.

Dikutip dari CNBC, Kamis (16/5/2024), harga emas di pasar spot naik 1,2% menjadi USD 2,386.65 per ounce. Emas berjangka AS untuk pengiriman Juni naik 1,2% menjadi USD 2,392.40 per ounce.

"Data indeks harga konsumen bisa menjadi indikasi awal bahwa seiring berjalannya waktu inflasi akan mereda dan The Fed akan melakukan penurunan suku bunga pertamanya dalam siklus saat ini," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.

3 dari 3 halaman

Tren Penurunan Inflasi AS

CPI AS naik 0,3% pada bulan lalu setelah naik 0,4% pada bulan Maret dan Februari, menunjukkan bahwa inflasi melanjutkan tren penurunannya pada awal kuartal kedua, sehingga meningkatkan ekspektasi pasar keuangan terhadap penurunan suku bunga di bulan September dari suku bunga dana fed fund saat ini sebesar 5,25%. -5,50%.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan CPI naik 0,4% di bulan April dan naik 3,4% dari tahun ke tahun.

Dolar AS turun 0,4% terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya hingga mencapai level terendah dalam sebulan, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil Treasury 10-tahun yang menjadi acuan menyentuh level terendah dalam lebih dari satu bulan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini