Sukses

Twitter Alias X Luncurkan Fitur Pemeriksaan Fakta untuk Video: Ini Cara Kerjanya

Twitter alias X luncurkan fitur Catatan Komunitas untuk video, bantu pengguna cek fakta dan konteks di platform media sosial milik Elon Musk tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Twitter atau X baru saja meluncurkan Community Notes terkait cek fakta untuk postingan atau unggahan video oleh pengguna. Dilaporkan dari Mashable, Minggu (10/9/2023), kabar peluncuran ini datang dari akun resmi @Community Notes.

"Catatan yang ditulis pada video akan otomatis ditampilkan pada postingan lain yang berisi video sesuai. Cara sangat skalabel untuk menambahkan konteks ke klip diedit, video dihasilkan oleh AI, dan banyak lagi," tulisnya di akun tersebut.

Community Notes atau Catatan Komunitas adalah fitur Twitter/X yang memungkinkan pengguna untuk menambahkan pemeriksaan fakta atau konteks penting lainnya ke postingan.

Dengan mendaftar untuk mengikuti program Catatan Komunitas ini, pengguna dapat mengirimkan cek faktanya sendiri atau menilai catatan di postingan lain.

Kemudian, catatan dengan rate tinggi akan disematkan sebagai konteks pada postingan agar semua pengguna Twitter dapat melihatnya. Pengguna program ini akan mendapat penilaian berdasarkan kiriman dan masukan mereka.

Untuk menulis Catatan Komunitas, pengguna harus sudah menambahkan catatan asli mereka di Twitter terlebih dahulu. Karena, untuk bisa menambahkan Catatan Komunitas pengguna harus memiliki Writing Impact Score sebesar 10.

Meskipun masih berada di bawah Birdwatch, fitur lama pada Twitter versi lama, perusahaan tidak terlalu menyoroti fitur pemeriksaan fakta crowdsourcing seperti sekarang.

Tidak hanya menghadirkan fitur Catatan Komunitas untuk video, sebelumnya Twitter alias X juga telah meluncurkan Catatan Komunitas untuk gambar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Catatan Komunitas untuk Gambar Telah Lebih Dulu Diluncurkan Pada Mei 2023

Pada Mei 2023 lalu Twitter telah menghadirkan fitur pemeriksaan fakta crowdsourcing agar tidak hanya dapat menangani cuitan tetapi juga media.

Twitter meluncurkan Notes on Media sebagai bagian dari program Catatan Komunitasnya. Dengan menjadi bagian dari program ini, pengguna tidak hanya dapat menambahkan pemeriksaan fakta ke tweet, tetapi juga ke foto yang dibuat oleh AI dan bentuk media manipulasi lainnya.

Jika sebelumnya pengguna Catatan Komunitas yang menambahkan catatan di tweet, catatan tersebut hanya akan mengikuti tweet tersebut dalam retweet, kutipan tweet, dan penyematan. Namun, tidak pada gambar aslinya yang diunggah ulang.

Setelah hadirnya fitur Catatan Komunitas untuk gambar, maka Catatan Komunitas yang ditinggalkan oleh pengguna akan secara otomatis muncul pada gambar yang sesuai di masa kini atau pun di masa mendatang.

3 dari 4 halaman

Fitur Baru Ini Berbeda dengan Label

Fitur baru Catatan Komunitas ini berbeda dengan label Manipulated media yang sebelumnya sudah lebih dulu tersedia di Twitter. Perusahaan meluncurkan label ini pada 5 Maret 2020 untuk gambar dan video sintetis atau dimanipulasi.

Dilansir Mashable, Minggu (10/9/2023), label ini dihadirkan pada saat musim pemilu semakin memanas. Kebijakan yang dibuat Twitter mengenai deepfake dan manipulasi ini berlaku untuk semua pengguna, termasuk politisi dan tokoh masyarakat.

Beberapa kriteria dibuat untuk mempertimbangkan apakah tweet dan media akan diberi label tersebut ataukah dihapus. Dirangkum dari Blog Twitter, kriteria tersebut meliputi:

  • apakah media tersebut sintetik atau dimanipulasi.
  • apakah media tersebut dibagikan dengan tujuan untuk menipu.
  • apakah konten tersebut berdampak pada keselamatan publik atau menimbulkan bahaya serius.

Berdasarkan aturan tersebut, Twitter mengatakan bahwa mereka dapat mengambil berbagai tindakan, tergantung pada video dan konteks di mana video dibagikan.

Dalam beberapa kasus, tweet akan diberi label peringatan yang akan muncul sebelum tweet tersebut disukai atau di-retweet.

4 dari 4 halaman

Twitter Kembali Izinkan Iklan Politik Jelang pemilu 2024

Setelah menetapkan kebijakan larangan iklan politik pada 2019, kini Twitter kembali melonggarkan aturan tersebut dan membebaskan para kandidat serta partai politik memasang iklan di platformnya.

Pembaruan kebijakan Twitter ini dilakukan menjelang pemilu Amerika Serikat pada 2024 mendatang. Namun, belum diketahui apakah terdapat jenis iklan politik yang dilarang oleh platform media sosial ini.

Dilansir Engadget, Rabu (30/8/2023), Twitter akan menerapkan kebijakan khusus, yakni unggahan promosi politik berbayar. Kebijakan itu termasuk aturan yang melarang promosi konten palsu dan konten yang berpotensi melemahkan kepercayaan publik terhadap pemilu.

Tidak hanya itu, Twitter juga berencana membuat pusat transparansi periklanan global, sehingga pengguna dapat melacak iklan politik di platform tersebut. Perubahan kebijakan ini disebut akan memberikan dampak signifikan pada pemilu 2024 mendatang.

Ditambah lagi, Twitter juga kini tengah membentuk tim yang mengawasi kebijakan keselamatan dan pemilu untuk memerangi manipulasi konten, menampilkan akun-akun tidak autentik, serta memantau ancaman-ancaman yang mungkin muncul pada platform tersebut.

Sebagai informasi, pada 2019, Jack Dorsey yang ketika itu menjabat sebagai CEO menyatakan bahwa jangkauan politik harus diperoleh, bukan dibeli.

Namun, hal itu berubah sejak Januari 2023 lalu ketika perusahaan melonggarkan pembatasan caused-based ads, yang dapat memfasilitasi percakapan publik terkait topik-topik penting.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini