Sukses

Indosat Ooredoo Hutchinson dan Smartfren Sudah Luncurkan eSIM, XL Axiata: Tunggu Awal Q2 2023

Setelah Indosat Ooredoo Hutchinson dan Smartfren meluncurkan eSIM, rencananya XL Axiata akan merilis produk tersebut pada awal Q2 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH) menjadi salah satu operator seluler yang juga memperkenalkan produk eSIM atau SIM digital, di mana sebelumnya Smartfren sudah lebih dulu memperkenalkan produk ini.

Dengan dua operator sudah menyediakan produk eSIM kepada penggunanya, lalu bagaimana dengan XL Axiata?

Toh, operator seluler yang identik dengan warna biru ini sempat meluncurkan produk eSIM di Tanah Air.

"Tunggu awal Q2 2023, seluruh hal yang dibutuhkan untuk meluncurkan eSIM XL Axiata sudah siap. Bersabar ya," kata Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa, saat bertemu di Entikong, Kalimantan Barat, Kamis (9/2/2023).

Saat ditanya tentang nama produk tersebut, dia masih tutup mulut dan meminta rekan media yang hadir untuk menunggu update-nya.

Sebagai informasi, penggunaan produk eSIM saat ini memang masih belum masif. Padahal sejumlah ponsel dengan dukungan eSIM saat ini sudah mulai menjamur.

Memang fitur eSIM ini masih sebatas di deretan HP Android dan iPhone flagship, namun bukan hal tidak mungkin vendor smartphone juga akan mengadopsi fitur ini di lini ponsel kelas menengah.

Berkaca dari keputusan Apple untuk tidak lagi menggunakan kartu SIM fisik pada iPhone 14 di Amerika Serikat, besar kemunginan hal ini akan ditiru oleh perusahaan lainnya.

Di Indonesia sendiri, deretan ponsel yang sudah mendukung eSIM, termasuk iPhone 11 ke atas, iPad mini, dan iPad genarasi 7 ke atas.

Sementara untuk lini HP Samsung, termasuk Galaxy Note 20, Galaxy S21, Galaxy S22, Galaxy S23, Galaxy Z Flip dan Fold, Galaxy Watch4.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tanggapan Bos XL Axiata soal Rencana Merger Telkomsel dan Indihome

Di sisi lain, kabar merger Telkomsel dan Indihome memang sudah lama beredar, dan saat ini TelkomGroup sedang berkoordinasi secara intensif.

Walau belum diketahui secara pasti kapan merger Telkomsel-Indihome terwujud, nantinya layanan fix broadband itu akan menjadi layanan di bawah Telkomsel.

Lalu bagaimana tanggapan XL Axiata terkait kabar merger Telkomsel dan Indihome ini?

"Kita sambut baik kabar ini, karena setiap ada kompetisi menjadi tantangan sehingga membuat kita lebih baik. Sebagai kompetitor yang sudah punya konsep lebih awal, kita tak pernah merasa minder," kata Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa, saat bertemu di Entikong, Kalimantan Barat, Kamis (9/2/2023).

"XL Axiata selalu fokus dan growth lebih baik dari kompetitor. Saya yakin mereka perlu waktu integrasi. Kita sekarang sudah berbenah memastikan langkah kita sudah di depan mereka," katanya.

Dia menyebutkan, "Dari sisi konsep dan strategi. XL dan XL Home sudah menggunakan konsep convergance. Sekarang gimana kita scale up, terutama strategi giman buat mobile dan home kita kuat.

Sebelum Telkomsel dan Indihome merger, XL Axiata sendiri sudah "mencaplok" perusahaan induk First Media yakni Link Net.

Dengan ini, perusahaan langsung melakukan convergence layanang sehingga kedua pelanggan dapat lebih mudah menikmati internet secara mobile atau saat di rumah dengan koneksi broadband.

"XL Axiata adalah perusahaan telko dengan konsep convergance, dan sekarang secara global konsep ini merupakan strategi yang harus diambil operator yang mau tumbuh," kata I Gede.

I Gede menambahkan, "Entah itu di Eropa atau Amerika Serikat, perkembangan mobile itu quite stagnant. Penetrasi home, broadband, yang masif berpotensi naik."

3 dari 4 halaman

Tantangan Adopsi Konsep Convergence

Dia mengakui, tantangan bangun seluler dan bangun home, terutama fiber to home sangat berbeda. "Kita bangun seluler, kita bangun tower, radius 1 sampai 1,5 kilo ada sekitar seribu hingga 2 ribu rumah terkover."

"Berbeda dengan fiber to the home, tiap gang harus kita masukin. Masuk tiang masuk kabel. Jadi penetrasi tidak semudah seluler.

Bagi Telkomsel dan Indihome, merger tidak sesimpel itu. Ada pengguna Indihome dikasih simcard Telkomsel itu cross seling.

"Convergance itu much more than that. Customer interface satu, pelanggan complain bisa complain mobile dan besok soal home. Biling satu. Jadi tidak mungkin bayar mobile dan home terpisah," katanya.

Gede menyebut, "Tantangan di situ. customer asesment harus menyeluruh. Jadi misal kita tau customer pemakaian mobile atau home seperti apa. Jadi perjalanan masih panjang bagi Telkomsel dan Indihome.

(Ysl/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.