Sukses

TikTok dan Twitch Kena Denda di Rusia karena Tak Hapus Konten Terlarang

Rusia mengenakan Twitch dan TikTok karena dianggap gagal menghapus konten yang dilarang di negara itu

Liputan6.com, Jakarta - Rusia mengenakan denda terhadap platform TikTok sebesar tiga juta rubel (sekitar Rp 756 juta), karena dinilai gagal menghapus konten LGBTQ yang telah dilarang oleh undang-undang negara itu.

Denda ini berdasarkan penilaian, platform milik ByteDance ini mempromosikan "nilai-nilai seksual non-tradisional, video yang menampilkan LGBT, feminisme, dan representasi menyimpang dari nilai-nilai seksual tradisional."

Mengutip The Verge, Undang-Undang tahun 2013 yang diterapkan membatasi individu dan entitas untuk mendiskusikan dan mempromosikan hak-hak LGBTQ, telah dipakai untuk menindak berbagai konten daring.

Pada bulan Agustus lalu, negara dipimpin Presiden Vladimir Putin itu sebenarnya telah memperingatkan TikTok tentang denda ini.

Bersamaan dengan denda TikTok, Rusia juga mendenda Twitch sebanyak empat juta rubel (sekitar Rp 1 miliar) karena dianggap melanggar undang-undang tentang berita palsu.

Hal ini setelah Twitch menggelar wawancara bersama tokoh politik Ukraina yaitu Oleksiy Arestovych. Pada bulan Agustus lalu, Twitch juga diketahui menolak menghapus siaran berbeda, di mana juga menampilkan Arestovych.

Sejak invasi ke Ukraina, Rusia dilaporkan telah menerapkan undang-undang berita palsu dengan lebih keras, dan berusaha menghukum pihak-pihak dianggap mendiskreditkan militer.

Sejauh ini, tidak ada tanggapan baik dari TikTok maupun Twitch soal dikenakannya denda tersebut, maupun respon mereka terhadap konten yang dilarang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Denda ke Perusahaan Teknologi

Rusia sendiri tengah gencar mengendalikan perusahaan teknologi, yang dianggap melanggar aturan negara itu. Bulan Juli 2022, pemerintah mendenda Google hampir USD 365 juta karena menolak mencabut video tentang perang Ukraina di YouTube.

Dikutip dari Euronews, awal 2022, pengadilan juga menjatuhkan denda terhadap WhatsApp dan Snapchat, karena dianggap gagal menyimpan data pengguna Rusia di server lokal.

Layanan streaming musik Spotify dan Match Group, yang memiliki aplikasi kencan Tinder, juga tak lepas dari jerat denda pemerintah Rusia.

Hari Selasa pekan ini, TASS juga melaporkan bahwa Twitch menghadapi dua denda sampai 8 juta rubel, karena tidak menghapus apa yang dianggap Rusia sebagai informasi yang tidak kredibel, tentang "operasi militer khusus" di Ukraina. 

3 dari 4 halaman

Apple Hapus VKontakte dari Toko Aplikasi

Sebelumnya. Rusia mempertanyakan alasan Apple menghapus aplikasi media sosial terbesar di negaranya, VKontakte. VKontakte merupakan aplikasi medsos garapan dan dioperasikan perusahaan digital terkemuka Rusia, VK.

Rusia pun meminta penjelasan ke Apple atas penghapusan aplikasi VKontakte dari toko aplikasi App Store.

Di negara asalnya, aplikasi medsos VKontakte sangat mirip dengan Facebook sebagai jejaring sosial yang dipakai banyak orang. Tercatat, aplikasi ini sudah diunduh hingga ratusan juta kali.

Regulator komunikasi Rusia Roskomnadzor mengeluarkan pernyataan yang menyebut, "Penghapusan aplikasi medsos Rusia VKontakte merupakan bentuk diskriminasi."

Regulator juga menyebut, penghapusan VKontakte dari App Store melanggar hak dan kebebasan masyarakat Rusia atas informasi dan komunikasi.

VK menyebut, VKontakte dihapus dari App Store. Dalam pernyataan, VK mengatakan, aplikasi ini telah diblokir oleh Apple. Dengan begitu, pengguna lama tidak bisa memperbarui aplikasi ke versi baru di App Store.

 

4 dari 4 halaman

Tanggapan Juru Bicara Apple

Menanggapi hal ini, juru bicara Apple membenarkan pihaknya menghapus aplikasi VKontakte dari toko aplikasi. Ia menyebut, akses pengembang VK juga dihapus sejalan dengan sanksi Inggris terhadap Rusia.

"Aplikasi ini didistribusikan oleh pengembang yang dimiliki atau dikendalikan mayoritas oleh satu atau lebih parpol yang disetujui oleh pemerintah Inggris. Untuk mematuhi sanksi ini, Apple telah menghentikan akun pengembang aplikasi," kata si juru bicara.

Lebih lanjut, ia mengatakan, terlepas dari lokasinya, aplikasi VKontakte tidak bisa diunduh dari App Store di mana pun. Namun, pengguna yang telah mengunduh aplikasi ini bisa terus memakainya.

Perlu diketahui, VK tidak hanya memiliki aplikasi jejaring sosial. Perusahaan Rusia itu juga punya alternatif toko aplikasi Google Play Store yang bernama RuStore.

VK juga merupakan perusahaan di balik iklan baris Mail.ru, VK Music, dan Youla. Meski Apple menghapus VKontakte, Google belum mengambil langkah serupa, yakni menghapus VKontakte dari Google Play Stote. Perusahaan masih diam mengenai masalah ini.

(Dio/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.