Sukses

Khaby Lame Jadi TikToker dengan Pengikut Terbanyak di Dunia

Khaby Lame pada Rabu pekan ini, memiliki 142,6 juta pengikut di TikTok.

Liputan6.com, Jakarta TikToker Khaby Lame mencatatkan namanya sebagai bintang TikTok dengan pengikut terbanyak di dunia, mengalahkan TikToker Amerika Serikat Charli D'Amelio.

Dikutip dari New York Post, Jumat (24/6/2022), hari Rabu pekan ini, pria 22 tahun asal Senegal ini memiliki 142,6 juta pengikut, menyalip D'Amelio dengan 142,3 juta pengikut pada saat itu.

Sementara hingga artikel ini ditulis, followers TikTok pria bernama asli Khabane Lame ini sudah mencapai 143,1 juta. Belum ada komentar dari Lame soal rekor ini.

Lame lahir di Senegal tahun 2000, sebelum dia dan orangtuanya pindah ke Italia pada tahun berikutnya. Setelah selesai SMA, dia bekerja sebagai operator mesin di Turin.

Mengutip laman Guinness World Records, karir Lame di TikTok dimulai saat ia kehilangan pekerjaannya sebagai seorang pekerja pabrik di awal pandemi Covid-19.

Khaby, yang merasa bosan karena terjebak akibat karantina wilayah (lockdown), akhirnya memutuskan untuk membuat TikTok.

"Pandemi baru saja dimulai, dan saya bosan dengan begitu banyak waktu jadi saya mulai membuat berbagai video di TikTok," ujarnya kepada Forbes dalam sebuah wawancara bulan Maret lalu.

Awal-awal membuat video, Lame membuat berbagai jenis konten seperti konten joget, menonton game, menggunakan filter aplikasi, namun tidak menarik banyak pemirsa. 

Hingga di November 2020, video Lame di mana ia mengomentari video lifehack yang malah bikin ribet, serta menunjukkan cara yang lebih mudah untuk sebuah masalah, menjadi viral.

Selain itu, gestur tangan dan wajahnya dalam video-video itu yang ikonik, membuatnya nama TikToker jadi lebih terkenal. Ia juga jarang berbicara di video-videonya dan lebih mengandalkan humor visual.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tetap Menguras Pikiran

"Saya akan menggambarkan diri sebagai orang yang sederhana, tetapi penuh dengan ide dan inspirasi," kata Lame.

"Membuat orang tertawa selalu menjadi hasrat terbesar saya dalam hidup," imbuhnya.

Kepada Forbes, Lame mengungkapkan meski video-videonya terlihat sederhana, dia tetap menguras pemikiran dalam pembuatannya. Ia menceritakan, setidaknya tiga jam sehari dihabiskan untuk mencari video untuk parodi.

"Saya selalu berusaha berhati-hati untuk tidak menyinggung siapa pun dengan video saya, dan saya selalu lebih suka bercanda dengan parodi ringan," kata Lame.

Pada April 2021, Lame berhasil menyalip bintang TikTok yang paling banyak diikuti di Italia, Gianluca Vacchi. Di Juli 2021, dia melewati rekor Zach King sebagai TikToker pria dengan pengikut terbanyak.

Lame pun berhasil menjadi bintang TikTok dengan pengikut terbanyak dalam dua tahun setelah akunnya dibuat.

Charli D'Amelio sendiri mendapatkan Guinness Worlds Records sebagai orang pertama yang mencapai 50 juta pengikut di TikTok, dan orang pertama dengan 100 juta followers TikTok.

Menurutnya, popularitasnya berasal dari komedinya yang berbasiskan fisik, sehingga tidak terbatas bahasa. "Saya bicara bahasa universal di mana semua orang mengerti," kata Lame kepada Forbes.

3 dari 4 halaman

TikTok Ungkap Perbedaannya dengan Facebook

Baru-baru ini, Facebook dikabarkan berencana merombak tampilannya secara besar-besaran, untuk dapat lebih bersaing dengan platform milik ByteDance, TikTok.

Meski begitu, TikTok mengatakan bahwa platform milik mereka memiliki perbedaan yang besar dengan Facebook, dan tidak berencana membuatnya untuk mengikuti media sosial milik Meta itu.

Kepada CNBC, seperti dikutip dari The Verge, Sabtu (18/6/2022), Blake Chandlee, President of Global Business Solutions, TikTok menegaskan perbedaan besar di antara kedua perusahaan.

"Facebook adalah platform sosial. Mereka telah membangun semua algoritma mereka berdasarkan grafik sosial. Itu adalah kompetensi inti mereka. Kami tidak," kata Chandlee.

"Kami adalah platform hiburan... Perbedaannya signifikan. Ini adalah perbedaan besar," imbuhnya.

Chandlee sendiri merupakan seorang eksekutif di Facebook selama 12 tahun, di mana dia memimpin kemitraan global dari perusahaan. Dia lalu pindah ke TikTok pada tahun 2019.

 

4 dari 4 halaman

Merujuk Google Plus

Chandlee lalu mengungkapkan bahwa pengalamannya di Facebook, terutama dalam mengarahkan potensi ancaman dari Google+ yang gagal, mengajarinya bahwa TikTok akan menang dalam pertempuran media sosial saat ini.

"Kami memiliki ruang perang saat itu. Itu masalah besar. Semua orang mengkhawatirkannya," kata Chandlee merujuk pada pengalaman mereka dengan Google+.

Namun katanya, seiring waktu, jelas platform tersebut mengalami kegagalan karena menurutnya "nilai Google adalah pencarian dan Facebook sangat bagus dalam hal sosial."

Chandlee pun mengatakan, dirinya melihat bahwa TikTok hebat pada apa yang dilakukan oleh perusahaan sekarang. "Kami menghadirkan tren budaya ini dan pengalaman unik yang dimiliki orang-orang di TikTok," katanya.

"Mereka tidak akan memilikinya di Facebook kecuali jika Facebook sepenuhnya meninggalkan nilai-nilai sosialnya, yang menurut saya tidak akan berhasil," Chandlee menambahkan.

(Dio/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.