Sukses

Selain Google Plus, 5 Produk Besutan Google Ini Juga Gagal

Tidak hanya Google Plus, Google juga memiliki sejuimlah produk gagal. Apa saja? Simak daftarnya berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta - Google dikenal sebagai salah satu perusahaan yang melahirkan banyak produk populer, mulai dari Google Search hingga Android. Karenanya, tidak heran Google mendapat predikat sebagai salah satu perusahaan paling inovatif. 

Kendati demikian, tidak seluruh produk perusahaan tersebut mendapat respon positif. Terbaru, ada Google Plus yang dilaporkan akan ditutup karena memiliki bug yang membuat data penggunanya bocor.

Tidak tanggung-tanggung, ada sekitar 500 ribu data pengguna yang terancam. Di samping itu, Google Plus juga kurang mendapat respon positif pengguna, sehingga kalah aktif dari layanan serupa, seperti Facebook atau Twitter.

Oleh sebab itu, tidak heran Google Plus menyandang salah satu produk Google yang tidak sukses. Namun, selain media sosial tersebut, raksasa internet itu ternyata sudah memiliki sejumlah produk yang gagal dan ditutup.

Penasaran apa saja produk yang tidak sukses tersebut? Untuk mengetahuinya, berikut ini ada daftar produk besutan Google yang gagal seperti dikutip dari Business Insider, Selasa (9/10/2018).

1. Google Lively

Lively adalah dunia virtual yang dikembangkan Google. Layanan ini hadir untuk membantu pengguna yang ingin berinteraksi dengan orang lain dan mengekspresikan dirinya secara berbeda di dunia maya.

Namun, platform ini ternyata tak begitu sukses. Layanan ini hanya berumur beberapa bulan setelah diluncurkan pada 2008 dan ditutup pada tahun yang sama.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Google Glass dan Google Buzz

2. Google Glass

Perangkat ini mungkin menjadi produk gagal paling populer dari Google. Alasannya, Google Glass digadang-gadang akan menghadirkan pengalaman teknologi terbaru dan menjadi tren di masa depan.

Akan tetapi, perusahaan menemukan fakta berbeda. Banyaknya masalah dari perangkat ini membuat Google memilih menghentikan penjualan perangkat yang diungkap pertama kali pada 2012 itu.

3. Google Buzz

Layanan ini dapat dikatakan sebagai cikal bakal Google+. Saat rilis, layanan ini diintegrasikan dengan Gmail, tapi ternyata memiliki masalah privasi yang sulit diselesaikan.

Akhirnya, pada Oktober 2011, perusahaan mengumumkan layanan Google Buzz dihentikan untuk selamanya. Perusahaan lalu memilih Google+ untuk diteruskan hingga sekarang.

3 dari 3 halaman

Google Video dan Google Nexus Q

4. Google Video

Sebelum membeli YouTube, Google sebenarnya sempat memiliki layanan video streaming sendiri bernama Google Video. Namun, di tahun 2009, layanan ini memutuskan untuk tidak lagi menerima unggahan baru.

YouTube dan Video sempat menjadi layanan berbagi video terpisah, sebelum akhirnya pada 2012 Google resmi menutup layanan tersebut.

5. Google Nexus Q

Perangkat ini didesain menjadi alat pemutar streaming media untuk menghubungkan seluruh perangkat pintar di rumah. Google Nexus Q diperkenalkan pada konferensi pengembang pada 2012.

Sayangnya, perangkat ini tidak sempat dijual ke pasaran dengan sejumlah pertimbangan. Menurut rencana, perangkat ini akan dijual dengan harga US$ 299 atau sekitar Rp 4,5 juta.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.