Sukses

Astra Bagi Dividen Rp 519 per Saham

Besaran dividen tunai itu setara 62,09 persen dari laba bersih Astra International tahun buku 2023 yang tercatat sebesar Rp 33,84 triliun. Adapun sisa laba tahun buku 2023 sekitar Rp 12,83 triliun dibukukan sebagai laba ditahan perseroan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) gelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari ini, Selasa 30 Mei 2024. Pada rapat tersebut, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tahun buku 2023 senilai Rp 21 triliun atau Rp 519 per saham.

Chief of Corporate Affairs Astra International, Riza Deliansyah menjelaskan, dividen tersebut termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp 98 per saham atau seluruhnya berjumlah Rp 3,97 triliun yang telah dibayarkan pada 31 Oktober 2023.

"Sehingga sisanya sebesar Rp 17.04 triliun atau Rp 421 per saham akan dibayarkan pada 30 Mei 2024 kepada pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) perseroan pada tanggal 15 Mei 2024 pukul 16.00 WIB," papar Riza dalam konferensi pers usai RUPST perseroan, Selasa (30/4/2024).

Besaran dividen tunai itu setara 62,09 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2023 yang tercatat sebesar Rp 33,84 triliun. Adapun sisa laba tahun buku 2023 sekitar Rp 12,83 triliun dibukukan sebagai laba ditahan perseroan.

Perubahan Pengurus

Selain pembagian dividen, pemegang saham menerima pengunduran diri Johannes Loman sebagai Direktur Perseroan. Bersamaan dengan itu, pemegang saham mengangkat Rudy dan Thomas Junaidi Alim. W masing-masing sebagai Direktur Perseroan.

Di jajaran Komisaris, pemegang saham menyetujui pengangkatan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro sebagai Komisaris Independen Perseroan dan Hsu Hai Yeh sebagai Komisaris Perseroan. Dengan demikian, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan berubah menjadi sebagai berikut:

Dewan Komisaris Perseroan

  • Presiden Komisaris: Prijono Sugiarto
  • Komisaris Independen: Sri Indrastuti Hadiputranto
  • Komisaris Independen: Apinont Suchewaboripont
  • Komisaris Independen: Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro
  • Komisaris Independen: Muliaman Darmansyah Hadad
  • Komisaris: Anthony John Liddell Nightingale
  • Komisaris: Benjamin William Keswick
  • Komisaris: John Raymond Witt
  • Komisaris: Stephen Patrick Gore
  • Komisaris: Benjamin Herrenden Birks
  • Komisaris: Hsu Hai Yeh

 Direksi

  • Presiden Direktur: Djony Bunarto Tjondro
  • Direktur: Suparno Djasmin
  • Direktur: Chiew Sin Cheok
  • Direktur: Gidion Hasan
  • Direktur: Henry Tanoto
  • Direktur: Santosa
  • Direktur: Gita Tiffani Boer
  • Direktur: FXL Kesuma
  • Direktur: Hamdani Dzulkarnaen Salim
  • Direktur: Rudy
  • Direktur: Thomas Junaidi Alim. W.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Laba Astra International Turun Jadi Rp 8,1 Triliun di kuartal I 2024

PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan kinerja kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, kinerja perseroan mengalami penurunan baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Pendapatan bersih konsolidasi Astra International adalah sebesar Rp 81,2 triliun. Pendapatan itu menurun 2% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu yang sebesar Rp 82,98 triliun.

 Laba bersih Astra pada kuartal I 2024, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina yakni sebesar Rp 8,1 triliun. Raihan itu 5% lebih rendah dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2023. Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar tersebut, maka laba bersih Grup menurun 14,39% menjadi Rp 7,46 triliun dari Rp 8,72 triliun pada kuartal I 2023.

"Penurunan kinerja ini merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan serta otomotif Grup," kata Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (30/4/2024).

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, seiring turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan pada kuartal I 2024 turun menjadi Rp 63,62 triliun dari Rp 65,27 triliun pada kuartal I 2023.

Sepanjang kuartal I 2024, perseroan membukukan beban penjualan Rp 2,87 triliun, beban umum dan administrasi Rp 4,57 triliun, penghasilan bunga Rp 765 miliar, biaya keuangan Rp 978 miliar, dan kerugian selisih kurs Rp 330 miliar.

Kemudian penyesuaian nilai wajar investasi PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) pada kuartal I 2023 tercatat sebesar Rp 665 miliar. Pada periode ini, perseroan membukukan penghasilan lain-lain Rp 468 miliar, bagian atas hasil bersih ventura bersama RP 2,01 triliun, dan bagian atas hasil bersih entitas asosiasi RO 597 miliar.

3 dari 3 halaman

Kinerja Menurun

Secara keseluruhan, Djony mengatakan kinerja Grup pada kuartal pertama tahun 2024 menurun, terutama merefleksikan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari tingkat harga yang tinggi sebelumnya. Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Grup tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Didukung oleh neraca keuangan yang kuat, Grup dengan diversifikasi portofolio bisnisnya berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang peluang pertumbuhan jangka panjang," kata Djony.

Aset perseroan sampai dengan 31 Maret 2023 naik menjadi Rp 460,03 triliun dari Rp 445,68 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas ikut naik menjadi Rp 198,45 triliun pada kuartal I 2024 dibanding Rp 195,26 triliun pada akhir 2023. Sementara ekuitas hingga 31 Maret 2024 naik menjadi Rp 261,58 triliun dibanding posisi akhir Desember 2023 yang tercatat sebesar Rp 445,68 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.