Sukses

Indeks Dow Jones Catat Koreksi Terbesar di Wall Street Selama Sepekan, Ada Apa?

Selama sepekan, tiga indeks acuan di wall street melemah. Indeks Dow Jones alami penurunan terbesar.

Liputan6.com, New York - Aksi jual saham pada perdagangan Jumat, 12 April 2024 seiring kekhawatiran inflasi dan geopolitik kembali melemahkan sentimen investor di wall street.

Selain itu, koreksi saham bank juga bebani pasar. Dikutip dari CNBC, Sabtu (13/4/2024), pada penutupan perdagangan wall street Jumat pekan ini, indeks Dow Jones merosot 475,84 poin atau 1,24 persen ke posisi 37.983,24. Indeks S&P 500 anjlok 1,46 persen ke posisi 5.123,41. Indeks Nasdaq merosot 1,6 persen ke posisi 16.175,09.

Pada sesi perdagangan, indeks Dow Jones sempat turun hampir 582 poin atau 1,51 persen. Indeks S&P 500 tergelincir 1,75 persen. Selama sepekan, indeks S&P 500 turun 1,56 persen. Indeks Dow Jones terpangkas 2,37 persen. Indeks Nasdaq melemah 0,45 persen.

Adapun saham JPMorgan Chase merosot lebih dari 6 persen setelah melaporkan kinerja kuartal pertama. JPMorgan Chase mengatakan, net interest income atau pendapatan bunga bersih akan lebih kecil pada 2024. CEO Jamie Dimon juga memperingatkan inflasi yang tinggi masih bebani ekonomi.

Selain itu, saham Wells Fargo turun 0,4 persen setelah melaporkan kinerja kuartalan terakhir. Saham Citigroup merosot 1,7 persen meski melaporkan pendapatan yang kalahkan prediksi.

Di sisi lain, harga minyak terus menguat di tengah Israel dilaporkan mempersiapkan serangan langsung ke Iran pekan ini. Hal itu akan menjadi ketegangan terbesar sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada Oktober. Harga minyak Amerika Serikat berada di posisi USD 85,66 per barel usai menguat di posisi USD 87.

Hal ini ditambah dengan data impor AS yang baru menambah kekhawatiran terhadap inflasi yang telah memberikan tekanan pada pasar.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dibayangi Data Inflasi AS

“Kami mendapatkan sentimen risk-off lebih lanjut menjelang akhir pekan. Anda melihat adanya peralihan ke perdagangan yang lebih aman, dengan dolar AS yang lebih kuat dan kita melihat aksi jual saham,” ujar US Bank Wealth Management Senior Investment Management, Rob Haworth.

Ia menambahkan, hal ini terjadi setelah data inflasi menunjukkan ekonomi masih cukup panas dan inflasi masih stabil.

"Itulah yang membuat investor benar-benar menyesuaikan ekspektasi terhadap the Fed. Itulah beberapa alasan mengapa mereka bersikap hati-hati menjelang akhir pekan,” kata Haworth.

Konsumen juga semakin khawatir terhadap inflasi yang tinggi masih berlanjut. Indeks sentimen konsumen pada April berada di posisi 77,9 di bawah estimasi konsensus Dow Jones sebesar 79,9, menurut the University of Michigan’s Surveys of Consumers. Inflasi diprediksi meningkat pada 2025 dan dalam jangka panjang.

3 dari 4 halaman

Data Inflasi hingga Laporan Keuangan Kuartal I 2024 Bayangi Pasar Saham AS

Sebelumnya diberitakan, sejumlah data ekonomi seperti inflasi dan musim laporan keuangan kuartal pertama 2024 akan menyambut investor pekan ini.

Mengutip Yahoo Finance, Selasa (9/4/2024), laporan data tenaga kerja yang kuat tidak dapat menyelamatkan saham dari koreksi mingguan. Hal ini didorong lonjakan harga minyak karena ketegangan di Timur Tengah dan kekhawatiran mengenai potensi penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) telah meredam kinerja yang baik pada awal 2024.

Pada pekan lalu di wall street, indeks Dow Jones turun hampir 2,3 persen dan memimpin koreksi. Hal ini menunjukkan kinerja mingguan terburuk dalam setahun. Sementara itu, indeks S&P 500 dan Nasdaq merosot 0,8 persen.

Pada pekan ini, pembacaan baru mengenai inflasi dan musim laporan keuangan kuartal I akan bayangi pasar saham.

Di sisi korporasi, JPMorgan, Wells Fargo, BlackRock, dan Citi akan melaporkan kinerja laba bersama dengan Delta Air Lines.

Berita ekonomi lainnya yakni risalah pertemuan the Federal Reserve pada Maret dan pembaruan sentimen konsumen.

Selama sepekan, pasar akan hadapi informasi terkini mengenai inflasi dengan dirilisnya Indeks Harga Konsumen pada Maret 2024 pada Rabu pekan ini. Setelah sejumlah pihak mencatat dampak musiman dapat menyebabkan pembacaan inflasi yang kaku pada awal tahun, ekonom akan cermati apakah inflasi kembali ke tren penurunannya pada Maret.

 

4 dari 4 halaman

Data Inflasi dan Laporan Keuangan

Wall street prediksi kenaikan tahunan untuk consumer price index (CPI) utama yang mencakup harga pangan dan energi sebesar 3,5 persen, naik signifikan dari 3,2 persen pada Februari. Sedangkan secara bulan ke bulan naik 0,4 persen, sejalan dengan kenaikan Februari.

Untuk inflasi yang tidak mencakup harga pangan dan energi, inflasi diprediksi naik 3,7 persen dari tahun ke tahun, melambat dari kenaikan 3,8 persen yang terlihat pada Februari. Kenaikan inflasi inti bulanan diprediksi 0,3 persen, lebih lambat dibandingkan kenaikan 0,4 persen yang terjadi pada Januari dan Februari.

“Laporan CPI pada Maret akan menjadi indikasi utama apakah kenaikan inflasi pada awal 2024 merupakan fungsi dari kebisingan pada awal tahun atau apakah perjalanan inflasi sesuai target The Federal Reserve. Kami yakin ini akan menunjukkan petunjuk mengenai kedua dinamika yang terjadi,” ujar Ekonom Senior Wells Fargo, Sarah House.

Selain inflasi, sejumlah perusahaan akan melaporkan kinerja keuangan pada kuartal I 2024. Wall street prediksi kuartal pertama akan menentukan tahun pertumbuhan untuk laba yang kuat di antara perusahaan S&P 500. Konsensus perkirakan pertumbuhan kuartal I untuk perusahaan S&P 500 sebesar 3,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selama setahun, wall street melihat laba perusahaan di S&P 500 tumbuh 10,9 persen.

Adapun Rabu pekan ini, Delta akan merilis laporan keuangan dan sebagai pembuka bagi investor sebelum lembaga keuangan terbesar di AS. JPMorgan akan merilis kinerja keuangan kuartal I 2024 pada Jumat, 12 April 2024.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini