Sukses

Merdeka Battery Materials Milik Boy Thohir Suntik Rp 3,06 Triliun untuk Proyek Smelter di Morowali

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menyuntik dana sebesar USD 200 juta atau Rp 3,06 triliun untuk belanja modal anak usaha.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten milik Boy Thohir, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menyuntik dana sebesar USD 200 juta atau Rp 3,06 triliun (asumsi kurs Rp 15.324 per dolar AS) kepada PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI). Transaksi afiliasi ini akan digunakan untuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal MTI. 

Berdasarkan perjanjian, Perseroan sebagai kreditur yang juga sebagai sebagai perusahaan pengendali MTI, sepakat untuk memberikan dana pembiayaan sampai dengan USD 200 juta kepada MTI dengan secured overnight funding rate (SOFR) dan margin 5,26 per tahun.

Sehingga, setelah efektifnya perjanjian, MTI dapat menggunakan dana pembiayaan yang diberikan oleh Merdeka Battery Materialsuntuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal MTI yang timbul dari pembangunan Proyek AIM I, yang dijadwalkan akan memulai produksi pada pertengahan kedua 2023.

Adapun Proyek AIM I yang dimaksud adalah Proyek Acid Iron Metal, yang merupakan proyek patungan antara grup Perseroan dan grup Tsingshan yang berlokasi di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), yang memproses bijih pirit kadar tinggi (besi sulfida) dari Tambang Tembaga Wetar menghasilkan logam, seperti pellet besi, tembaga, emas dan perak serta asam sulfat dan uap.

Sekretaris Perusahaan Merdeka Battery Materials Deny Greviartana Wijaya menuturkan, dengan terlaksananya transaksi, diharapkan anak perusahaan Perseroan yang dimaksud di atas dapat menjalankan kegiatan usaha bisnisnya secara lebih efisien. 

"Sehingga, secara tidak langsung juga meningkatkan kinerja keuangan Perseroan, sehingga pada akhirnya dapat menciptakan nilai tambah bagi Pemegang Saham Perseroan," Sekretaris Perusahaan Merdeka Battery Materials Deny Greviartana Wijaya, dikutip Senin (21/8/2023).

Selanjutnya, sebelum transaksi terlaksana, Perseroan telah melakukan penilaian menggunakan prosedur internal apabila transaksi serupa dilakukan dengan pihak tidak terafiliasi dengan menggunakan syarat dan ketentuan yang  sama dengan transaksi, yang hasilnya adalah syarat dan ketentuan atas transaksi tersebut telah dilakukan sesuai dengan praktik bisnis yang berlaku umum.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Merdeka Battery Materials Bidik Produksi NPI 50 Ribu Ton per Tahun

Sebelumnya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) optimistis kinerja akan bertumbuh positif pada 2023. Ini mengingat, pabrik smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) ZHN akan beroperasi dengan kapasitas 50.000 ton Ni dalam bentuk Nickel Pig Iron (NPI) per tahun.

Peningkatan pendapatan diproyeksikan akan berasal dari beroperasinya pabrik smelter RKEF ZHN yang memiliki target kapasitas terpasang 50.000 ton Ni dalam bentuk NPI per tahun, proyek AIM dan PT Huaneng Metal Industry (HNMI), fasilitas konversi high-grade nickel matte (HGNM), yang 60 persen saham baru saja diakuisisi oleh perseroan.

Presiden Direktur Merdeka Battery Materials, Devin Ridwan mengatakan, smelter RKEF ZHN dan proyek AIM diharapkan akan berproduksi setelah proses pembangunannya rampung semester II 2023. 

Adapun HNMI akan menghasilkan HGNM yang mengandung lebih dari 70 persen nikel dengan memproses low-grade nickel matte yang di produksi smelter RKEF. 

"Nikel matte merupakan bahan baku utama untuk prekursor baterai dan Nikel Kelas 1. HNMI saat ini telah beroperasi komersial dan diharapkan akan mulai memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan MBMA di semester II 2023," kata Devin dalam keterangan resminya, Jumat (30/6/2023)

Pada 2022, sumber pendapatan utama MBMA berasal dari penjualan NPI ke pasar luar negeri serta domestik, masing-masing sebesar USD 270,33 juta dan USD 185,4 juta.

 

 

 

3 dari 4 halaman

Produksi NPI

Produksi NPI tersebut berasal dari smelter RKEF milik PT Cahaya Smelter Indonesia dan PT Bukit Smelter Indonesia yang masing-masing memiliki kapasitas terpasang 19.000 ton Ni dalam bentuk NPI per tahun. Sehingga dengan beroperasinya smelter RKEF ZHN, maka total kapasitas terpasang yang dimiliki MBMA akan mencapai 88.000 ton Ni per tahun.

Dia mengklaim berbagai rencana bisnis telah berhasil dijalankan dengan baik, terutama akuisisi atas proyek ekspansi hilir dan proses pembangunan smelter RKEF baru, sehingga akan meningkatkan potensi pendapatan Merdeka Battery Materialstahun ini. 

"Dengan dukungan cadangan bahan baku nikel yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia, MBMA akan terus fokus untuk mengoptimalkan setiap peluang dalam bisnis hilirisasi dan rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik yang juga menjadi komitmen Pemerintah Indonesia,” tutup dia.

 

4 dari 4 halaman

Merdeka Battery Materials Bakal Akuisisi Perusahaan Nikel Setara Rp 1,1 Triliun, Kapan?

Sebelumnya,  PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) telah menandatangani perjanjian bersyarat untuk mengakuisisi 60 persen saham PT Huaneng Metal Industry (HNMI).

Perusahaan tersebut memiliki fasilitas high-grade nickel matte (HGNM) yang berada di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).  Total pertimbangan untuk akuisisi yang diusulkan adalah sekitar USD 75 juta atau Rp 1,10 triliun (asumsi kurs Rp 14.719 per dolar AS) untuk kepemilikan 60 persen saham MBMA di HNMI, dengan anak perusahaan Tsingshan memegang 40 persen sisanya. 

Sebagaimana diketahui, HNMI dibangun dan dijalankan oleh Eternal Tsingshan Group Limited (Tsingshan) serta telah berproduksi secara stabil sejak 2022. HNMI memproses nikel matte tingkat rendah (LGNM) yang diproduksi oleh pelebur RKEF, mengurangi kandungan besi, untuk menghasilkan HGNM yang mengandung lebih dari 70 persen nikel. 

Secara historis, HNMI telah mempertahankan tingkat produksi tahunan sebesar 50.000 ton nikel dalam matte nikel. Belakangan ini, produsen HGNM di IMIP telah mencapai margin EBITDA tambahan di atas nickel pig iron (NPI) sekitar USD 2.000 per ton.

Adapun, akuisisi yang diusulkan akan memungkinkan Merdeka Battery Materials untuk mentransisikan basis aset RKEF yang lebih besar ke produksi nikel kelas 1 dan unlock value. 

"Akuisisi yang diusulkan ditargetkan selesai pada pertengahan 2023, dengan tunduk pada penyelesaian persyaratan yang lazim untuk transaksi semacam ini," kata Manajemen Perseroan dalam laman resminya, Senin (8/4/2023).

Akuisisi yang diusulkan HNMI, sebuah aset operasi yang akan memberikan arus kas langsung, menunjukkan kemampuan MBMA untuk memperoleh margin keuntungan tambahan dari produksi dan penjualan HGNM dan memproduksi berbagai intermediet nikel untuk memanfaatkan dinamika pasar. 

Sebagai bagian dari strategi Merdeka Battery Materials untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang sahamnya, perseroan terus evaluasi nikel matte tambahan dan proyek ekspansi hilir lainnya untuk menghasilkan bahan baterai kelas 1 bernilai tambah lebih tinggi, yang sangat penting untuk mendukung rantai nilai kendaraan listrik yang berkembang pesat.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.